Gadis Manja

3.3K 184 11
                                    

Setelah serentetan acara yang mereka lalui, akhirnya kini Cathrina bisa bernafas lega lantas memeluk guling yang di dambakannya, ia tak peduli untuk membersihkan diri terlebih dahulu. Yang jelas ia sangat lelah dan mengantuk, meskipun Adam sejak tadi mengganggunya, namun kedua mata Cathrina seakan akan enggan untuk terbuka kembali. Adam tersenyum lantas mendaratkan kecupan hangat pada Cathrina sebelum ia pergi meninggalkan sang putri yang tengah tertidur pulas.

Adam masih belum berniat untuk tertidur malam ini. Ia masih terjaga dan tengah menghadap laptop di ruang kerjanya, seseorang mengirimkan e-mail pada dirinya, dimana isi dari e-mail tersebut adalah video penyiksaan yang di lakukan anak buah Dimitri pada saudara angkatnya Ammar. Adam mengusap wajahnya kasar, ia benar benar mengutuki dirinya sendiri ketika dirinya memilih ke ruang kerja daripada ikut tidur bersama Cathrina. Jadi dia harus melihat isi e-mail tidak menyenangkan seperti ini.

Ammar benar benar terlihat kacau dan babak belur, wajahnya sudah tak tampan lagi. Lebam luka dan berdarah itu yang terlihat. Tanpa menunggu lebih lama lagi Adam segera menghubungi Tyson.

"Ya Tuan!" Sapa Tyson dari ujung telepon.

"Aku ingin pembebasan Ammar di lakukan secepatnya!" Perintah Adam penuh ketegasan.

"Maaf, Tuan. Ini semua akan beresiko, bukankah Dimitri sudah tidak mengusik kehidupan Tuan lagi? Apa Tuan mau Dimitri kembali terusik lalu mengulangi kejadian beberapa tahun lalu?" Ujar Tyson mengingatkan.

Adam terdiam, ia menimbang nimbang ucapan Tyson yang ada benarnya juga.

"Pikirkan baik baik terlebih dahulu, Tuan! Saya tidak ingim sesuatu terjadi pada Tuan, Nona Cathrina dan juga anak anak. Selamat malam!" Timpal Tyson lantas menutup sambungan teleponnya.

Adam menatap layar ponselnya yang sudah tak menyala lagi, pria itu tengah berada di fase kebimbangan akut. Disatu sisi ia memang sangat takut sesuatu akan kembali terjadi pada orang orang yang di sayanginya ketika ia mengusik kesenangan Dimitri, tapi disisi lain ia tak ingin di anggap sebagai saudara yang tak punya hati ketika harus membiarkan saudaranya tersiksa.

"Sayang, kau tidak tidur?"

Adam terperanjat ketika suara lembut itu menyapanya dari ambang pintu. Pria itu tersenyum lantas melambaikan tangannya pada sang pemilik suara tersebut.

"Bukankah kau tertidur nyenyak sekali? Lantas mengapa kau bisa sampai disini, hm?" Tanya Adam saat tubuh kecil itu sudah mendarat sempurna di pangkuannya.

"Aku lapar!" Ujar Cathrina dengan senyuman tipis menghiasi wajahnya.

"Lapar?" Adam mengerutkan keningnya, aneh karena tidak biasanya gadis itu merasa lapar di pagi pagi buta seperti ini. Apalagi gadis itu juga sudah menghabiskan dua porsi daging panggang sewaktu pesta di atas kapal beberapa jam yang lalu.

"Ada yang salah?" Kesal Cathrina sembari memanyunkan bibir indahnya.

"Tidak, tapi tidak biasanya kau merasa lapar pagi pagi buta seperti ini." Ungkap Adam.

"Buatkan pasta untukku!" Rengek Cathrina dengan kedua lengan yang ia kalungkan pada leher Adam.

"Pasta?" Pekik Adam.

"Kau tau aku tidak bisa memasak, Sayang!" Timpal Adam.

"Aku akan membimbingmu, entah kenapa tiba tiba saja aku ingin memakan masakanmu!" Bujuk Cathrina lagi.

"Oke, baiklah! Ayo kita ke dapur!" Ajak Adam.

"Gendong ya!" Rengek Cathrina lagi.

"Tentu saja istriku yang manja!" Adam menciumi hidung mancung milik Cathrina dengan gemas, untung saja tubuh gadis itu sangat ringan jadi Adam bisa dengan mudah menggendong calon istrinya menuju dapur.

I Wanna You x Michele Morrone #2 (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang