You're My Only One

2.9K 185 13
                                    


Dalam sebuah kamar, terdapat sosok pria penuh luka memar di sekujur tubuhnya. Beberapa perban nampak melilit bagian tubuhnya. Wajahnya pucat, jenggotnya tumbuh mamanjang nampak sudah sangat lama pria itu tidak bercukur. Sesekali tendengar eragan ketika rasa sakit mulai menyerang dirinya. Pria yang tak lain adalah Ammar itu, saat ini tengah menjalani perawatan oleh tim medis atas suruhan Adam. Ammar merasa sangat malu, sebab Adam masih mau berbaik hati memberikan fasilitas serta merawatnya dengan baik. Apalagi dengan apa yang pernah ia lakukan pada Cathrina dulu, Ammar sungguh sungguh menyesal karena Dimitri-lah yang suda mencuci otaknya. Sehingga dirinya sempat menjadi sosok pria tak punya hati yang tega menyakiti Cathrina yang sangat ia cintai.

"Bagaimana keadaanmu?" Saat ini Adam tengah mengunjungi Ammar yang dirawat di pavilion belakang Mansionnya.

"Kau, mengunjungiku!" Tanya Ammar seakan tak percaya, sebab sudah berhari hari ia berada di pavilion tersebut namun baru kali ini Adam datang mengunjunginya.

"Mau bagaimanapun, kau tetap saudaraku, Ammar!" Ungkap Adam, sembari menarik sebuah kursi untuk ia duduki di samping ranjang Ammar.

"Aku sangat malu padamu, Adam! Aku sudah jahat padamu, terlebih pada Cathrina. Aku menyebabkan kalian kehilangan bayi kalian, aku menyebabkan kau harus berpisah selama bertahun tahun dengan Cathrina, aku sangat memalukan dan semua yang ku perbuat sungguh sulit di maafkan, Dam!" Ujar Ammar panjang lebar.

"Sudahlah, itu masalalu. Lupakan saja, toh saat ini Cathrina sudah kembali padaku. Sekarang fikirkan kesehatanmu, dan aku akan fokus pada kesehatan Cathrina yang sedikit bermasalah." Ungkap Adam.

"Apa yang terjadi padany? Apa Dimitri sudah melukainya?" Tanya Ammar begitu khawatir.

"Kehamilannya kali ini sangat rawan, ia harus benar benar bedrest dan tidak boleh melakukan aktifitas apapun. Sedangkan Cathrina adalah sosok yang sangat keras kepala, bahkan beberapa jam yang lalu ia sempat membuat orang satu rumah panik sebab dirinya yang kesakitan tiba tiba." Terang Adam.

"Jaga dia baik baik, Dam. Aku tahu jika Cathrina sangat mencintaimu, aku berjanji setelah aku sembuh nanti aku akan pergi jauh dan tak akan mengganggu hubungan kalian lagi." Tutur Ammar dengan tatapan penuh penyesalan.

"Aku tahu perasaanmu terhadap kekasihku, aku tahu bahwa kau sudah memendam perasaan itu sejak lama. Tapi satu hal yang harus kau tau bahwa hanya ada aku didalam hati dan fikiran Cathrina. Jadi kau harus mengerti tentang itu, Ammar. Kau tetap saudaraku, tapi setelah kau sembuh nanti aku akan mengabulkan keinginanmu, kau akan ku kirim ke Las Vegas untuk memulai bisnis baruku disana." Ujar Adam penuh penekanan.

"Iya, aku akan menuruti semua kemauanmu." Jawab Ammar yakin.

"Baiklah, kau harus beristirahat. Aku akan kembali menemani Cathrina. Lekaslah pulih!" Adam menepuk bahu Ammar sebelah kiri, sebelum dirinya keluar dari pavilion tersebut.

Adam kembali kekamarnya dan mendapati sang kekasih tengah menatap layar laptop dengan serius, Adam hanya bisa menghela nafasnya berat, sebab memberitahu Cathrina supaya terus rileks hanyalah sebuah hal yang sia sia. Perlahan pria itu menghampiri Cathrina lalu duduk disamping wanita yang rupanya tidak sadar akan kedatangannya sejak tadi.

"Apa yang kau kerjakan, Sayang?"

Cathrina berjingkat ketika seseorang membisikkan suatu pertanyaan tepat di sampingnya.
"Kau mau membuatku terkena serangan jantung?" Ketus Cathrina pada sosok yang tersenyum kepadanya sejak tadi.

"Kau yang tidak sadar akan kehadiranku sejak tadi, Sayang. Kau terlalu fokus pada layar laptopmu, sehingga kau mengacuhkanku sejak tadi." Ungkap Adam lantas merengkuh tubuh Cathrina kedalam pelukannya.

"Kau darimana saja? Aku mencarimu, menelfonmu tapi ternyata ponselmu ada disini. Dan kau pergi tanpa mengatakan apapun padaku!" Sungut Cathrina, mendengus kesal.

"Aku ke pavilion, melihat keadaan Ammar!"

"Ammar? Dia masih hidup?" Tanya Cathrina dengan nada tak percaya.

"Dia masih hidup, tapi keadaannya sangat memprihatinkan. Dai baru saja menjalani operasi pada tulang rusuknya yang patah beberapa bagian." Ungkap Adam sembari mengelus ngelus perut Cathrina yang nampak mulai membesar.

"Aku ingin mengunjunginya."

"No, Babygirl! Aku tidak mau sesuatu kembali terjadi padamu dan juga pada bayi bayi kita. Percayaalah bahwa Ammar sudah membaik sekarang!" Tegas Adam pada Cathrina.

"Ya sudah kalau begitu, aku akan menuruti kemauanmu...

Adam merasa ada yang aneh pada Cathrina yang tiba tiba saja mematuhi ucapannya, ia tahu bahwa akan ada sesuatu yang terjadi, sebab Cathrina masih menggantung ucapannya sembari menatap manik mata Adam.

"Apa?" tanya Adam bingung.

"I want it!" bisik Cathrina seraya mengelus sesuatu yang sangat ia rindukan selama ini.

"No, Cathrina! Kau lupa jika kemarin saja kau membuat Allea sukses memarahiku, atas tuduhan yang sama sekali tidak aku lakukan!" Geram Adam, ia tahu jika hormon ibu hamil pembawaan berbeda beda, begitu juga dengan Rachel dan juga Cathrina yang sangat berbeda. Cathrina sekarang menjadi penuh gairah meskipun dokter sudah mati matian mengingatkan untuk menunda melakukan hubungan fisik terlebih dahulu.

"I Wanna give him a kiss!" bujuk Cathrina dengan tatapan mata memelas.

"No, aku tidak mau kelepasan Sayang! Dengarkan aku, kau menginginkan bayi bayi ini bukan? Dan jika kau melanggar kata kata Allea, apa kau mau sesuatu terjadi mereka sebelum mereka melihat dunia, hm?" Adam mencoba memberi pengertian pada Cathrina yang terus menerus merengek meminta sesuatu padanya.

"Apa kau akan baik baik saja tidak melakukan pelepasan selama satu bulan terakhir? Aku takut kau akan mencari wanita lain, nantinya!" tanya Cathrina dengan wajah polosnya.

"Astaga.. bahkan tiga tahun saja tak masalah bagiku, Sayang! Aku hanya bergairah jika berada didekatmu, aku sama sekali tak terpengaruh dengan wanita wanita seksi di luar sana. Hanya kamu yang mampu membangkitkannya, meskipun kau baru bangun tidur dengan menggunakan piyama tebal sekalipun. Aku selalu ingin memakanmu!" Adam terkekeh lantas menghujani kecupan kecupan hangat pada puncak kepala gadis yang saat ini tengah mengandung benih benihnya.

"Kau, tidak sedang menyenangkanku saja kan?" tanya Cathrina lagi.

"Aku berkata apa yang ada dalam hatiku, Sayang! Ayolah, jangan mencurigaiku seperti ini!"

"Lalu Arasya?"

"Arasya?" Adam terbengong mendengar Cathrina menyebutkan nama keramat itu.

"Ya, keponakan Rachel yang sangat tergila gila pada pamannya itu!" Cathrina berkata dengan nada mencibir.

"Kau cemburu padanya? Sejak kapan?" Adam tertawa mendengar Cathrina yang begitu kesal mendeskripsikan sosok Arasya.

"Kau pikir ini lucu?" Kesal Cathrina.

"Kalau ada wanita lain, aku akan memilih yang lain, daripada harus bersama Arasya." Tutur Adam.

"Jadi ada wanita lain?" Ketus Cathrina.

"ya, tentu saja!" jawab Adam santai.

"Kau jahat!" Cathrina melempar bantal pada Adam, lantas menangis sesenggukan.

Adam hanya menghela nafasnya berkali kali, untung saja ia sudah membaca beberapa artikel mengenai seorang ibu yang mengalami kehamilan kembar. Naik turunnya hormon lebih parah daripada seorang ibu yang mengalami kehamilan bayi tunggal, begitu juga sensitifitasnya lebih tinggi juga. Jadi mau tidak mau Adam harus memiliki kesabaran ekstra hingga delapan bulan kedepan untuk menghadapi segala kemungkinan yang terjadi pada Cathrina dan juga kehamilannya. Seperti hal-nya saat ini, yang tiba tiba saja merajuk, manja, marah marah, bahkan menangis hanya karena hal sepele.

"Wanita itu dirimu, Sayang! Percaya padaku!" Timpal Adam lantas membawa Cathrina dalam pelukannya. "You're My Only One in my life!"




~TBC......

I Wanna You x Michele Morrone #2 (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang