Status Baru

3.2K 203 7
                                    

"Selamat ya Sayang!" Ucap Mama ketika pesta sudah hampir selesai.

"Terimakasih, Ma! Cath bahagia sekali!" Kataku, lantas berhambur ke pelukan wanita paruh baya yang selama ini selalu menjagaku dan menyayangiku.

"Anak Mama sudah benar benar dewasa sekarang, kamu sebentar lagi akan menjadi seorang istri dan juga seorang ibu. Sayangi suamimu, sayangi pula anak anakmu, Mama yakin kamu adalah wanita yang hebat.

"Sama seperti Mama!" Sahutku. Semandiri apapun aku, aku selalu saja bersikap manja jika berada dekat dengan Mamaku. Mengingat aku sudah di tinggal Papa sejak masih SMA, maka dari itu hanya Mama-lah tempatku berkeluh kesah sampai saat ini.

Wanita berusia 54 tahun itu masih memelukku, menghujaniku dengan kecupan kecupan sayang. Aku tahu bagaimana beratnya seorang Ibu melepaskan sang anak ke jenjang kehidupan yang lebih tinggi.

Aku sudah siap, Ma.
Mama tak perlu khawatir, perasaanku pada Adam tak perlu di ragukan lagi. Aku benar benar mencintainya, bahkan cinta ini lebih dari cintanya kepadaku. Aku berjanji akan menjadi istri dan ibu yang baik untuk mereka. Adam adalah nafasku, aku hampir saja kehilangan nafasku sebab harus tinggal berjauhan dengannya. Tiga tahun kurasa cukup untuk menguji kesetiaan cinta kami.

Aku menatap pria itu tengah telaten menyuapi putra bungsunya, dia Ayah yang baik. Kelak dia juga akan menjadi Ayah dari anak anak yang akan ku lahirkan. Aku tidak perduli dengan status Duda-nya, yang aku tahu dia adalah pria yang baik meskipun sedikit pemaksa. Awal pertemuan kami yang tidak di sengaja, mungkin itu adalah takdir yang di gariskan untuk kami berdua.

Sekeras apapun aku menolaknya, pada akhirnya berkat kegigihan Adam aku bisa luluh juga. Bahkan sekarang aku sudah benar benar tersesat dan terjerat dalam dekapan cintanya. Dan aku tak tahu lagi jalan pulang selain kepadanya. Adam dengan sejuta pesonanya, membuatku mengabaikan masalalunya. Justru aku ingin selalu berada di dekatnya, sebab aku tahu dia membutuhkanku untuk menyelamatkannya dari depresi yang sempat menghantui hari harinya.

"Mom, mau berdansa denganku?" Tanya si Sulung tiba tiba.

Aku terkejut, tentu saja.
Dengan satu kali anggukan aku terima uluran tangan pria mungil yang sudah membuatku jatuh cinta sejak awal pertemuan di sekolah Aunty Sivy.

Dengan gerakan perlahan kami mulai bergerak mengikuti alunan musik. Semua mata tertuju pada kami, Saga yang baru saja masuk usia 8 tahun namun tingginya hampir sebatas dadaku. Mungkin ia memiliki gen tinggi dari Ayahnya. Aku tersenyum sembari mengikuti langkah demi langkah pria kecil yang sangat menggemaskan ini, ia memutar tubuhku lalu seseorang menangkapku.

Thomas..
Pria yang sekarang menyandang sebagai Papa sambungku ini juga terlihat bahagia atas hari pertunanganku. Pria tua ini mengajakku berdansa dengan gerakan klasik dan sedikit lamban, mungkin karena usianya yang tak lagi muda. Jadi ia meminimalisir terjadinya cidera pinggang jika bergerak terlalu berlebihan. Thomas mengecup keningku sebelum akhirnya ia memutar tubuhku..

Dan sekarang Mike yang menangkapku.
Ia tersenyum jahil sembari membisikkan sesuatu tentang Adam padaku, sontak aku terkikik geli atas ucapannya. Mike juga adalah pria yang baik, sekarang dia adalah Kakak tiriku. Tapi sayangnya padaku bagaikan aku ini adalah adik kandungnya. Sebab adik perempuannya sudah meninggal sebab kecelakaan bersama mendiang Mamanya. "Selamat berbahagia, Dear!" Bisik Mike lantas ia memutar tubuhku sehingga aku jatuh tepat berada di pelukan seseorang..

Adam..
Aku tersenyum padanya ketika ia berhasil menangkapku. Alunan lagu berubah menjadi lagu romantis klasik, aku mengalungkan tanganku di leher Adam. Sedangan kedua tangan besar itu sudah bertengger di setiap sisi pinggang rampingku. Kening kami menyatu, dan mata kami saling memandang satu sama lain.

"Ketika aku benar benar merasa sendiri kala itu, aku sempat mengutuk Tuhan. Ku anggap Dia tak adil pada kehidupanku, sehingga Dia harus memisahkanku dengan orang orang yang sangat aku cintai. Aku membencinya waktu itu. Seakan akan aku ini adalah orang bodoh yang tak berhak memiliki cinta dari mereka. Namun seiring berjalannya waktu, semua ucapanku ternyata salah ketika aku bertemu denganmu. Mendapatkanmu tidaklah mudah, aku harus mengalahkan sifat egoismu, lalu takdir kembali memisahkan aku denganmu. Tapi kali ini aku tak lagi mengumpati Takdir, karena aku yakin jika kita akan di pertemukan dan di persatukan kembali. Ucapanku benar adanya meskipun aku harus menunggu dan mencarimu selama tiga tahun lamanya. Perasaanku masih sama, bahkan lebih besar dari sebelumnya. Kau wanita terhebat yang pernah ku temui. Ketika wanita wanita di luar sana memujaku sebab ketampanan dan hartaku, namun itu semua tidak berlaku padamu. Kau mencintaiku karena aku adalah Ayah dari anak anak yang sangat kau cintai itu..

"Dan karena kau adalah pria terseksi di dunia ini!" Sahutku dengan mengedipkan salah satu mataku.

Ku dengar Adam menghela nafasnya perlahan, aku tertawa dalam hati. Pria ini pasti tengah menahan gairahnya sekarang. Aku suka sekali menggodanya, sebab setiap kali godaanku selalu berakhir dengan sentuhan sentuhan yang membuatku menggila.

"Jangan menggodaku, Sayang!" Adam berkata lirih, sedangkan aku masih menatap manik matanya.

"Bukankah kau berjanji akan memberiku dua putri putri yang cantik, hm?" Ucapku seraya membelai rahang tegasnya.

"Kau mau aku memulainya?" Ku lihat ada kilatan gairah tertahan yang terpancar dari netra coklat kehijauan miliknya.

"Tidak disini, Sayang. Dan aku beri kamu waktu sebelum hari pernikahan kita aku harus mendapatkan dua garis merah itu!" Ku kecup singkat bibir kemerahan kekasihku, lantas menyelesaikan sesi dansa untuk mengahkiri pesta yang berlangsung hingga sore ini.

"Kau akan mendapatkan kadomu secepatnya, Sayang!" Aku masih bisa mendengarkan ucapan Adam meskipun kami sudah berjarak.

~TBC...

I Wanna You x Michele Morrone #2 (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang