I Miss You

6.3K 294 3
                                    

Akhirnya aku kembali menemukannya, aku tak jadi mengutuk Mike karena mengirimku liburan disini. Kalau tahu jika Cathrina berada disini sejak awal, aku akan dengan senang hati menemani Mike yang saat itu akan melangsungkan pernikahan dengan Renata di pulau ini.
Tiga tahun memang telah merubah segalanya, Mike sudah menikahi Renata meskipun seperti yang kalian tahu jika mereka tidak pernah akur. Lalu Mama Clara yang memutuskan untuk menerima lamaran Uncle Thomas dan telah menikah beberapa bulan yang lalu. Cathrina pasti senang jika mengetahui kabar ini. Tapi kurasa ini bukanlah waktu yang tepat untuk membicarakan hal yang menurutku tidak penting. Aku akan menghabiskan malamku bersamanya. Melepaskan semua kerinduan yang selama ini harus aku tahan.
Ku lihat Cathrina-ku sudah selesai dengan ritual mandinya. Ia keluar masih mengenakan bathrobe tebal dan juga handuk yang ia gelung melilit rambutnya. Gadisku lantas duduk di meja rias, tanpa memperdulikanku yang sejak tadi memperhatikannya.

"Aku sangat merindukanmu!"
Ku bisikkan kata kata itu tepat di belakang cuping telinganya. Ku lihat dari pantulan cermin bahwa mata indah itu sudah terpejam akibat hembusan nafasku yang mengenai leher jenjangnya. Ku kecupi leher itu, membuat tanda kepemilikan sebanyak banyaknya disana. Tengkuk dan bahunya juga tak luput dari seranganku. Aku menyukainya, tubuh Cathrina selalu terasa manis di lidahku. Ku putar tubuh gadis yang sejak tadi duduk membelakangiku. Ku kecup keningnya singkat, lalu berpindah ke mata, hidung lantas bibirnya. Ku usap pelan sebelum ku lumat habis tak tersisa. Rasanya masih sama tidak ada yang berubah dari Gadisku.
Aku mendengar ia melenguh ketika satu tanganku sudah mendarat di salah satu bukit squishy yang menjadi favoritku.

"Pliss!"

Ku dengar ia memohon, kilatan frustasi terlihat jelas di wajahnya. Ku belai bagian bawahnya sudah basah dan aku tahu jika dia juga sangat merindukanku.

"Apa kau tak ingin menyentuhnya Kurasa ia juga sangat merindukan pemiliknya!"

Ku tuntun jemari lentik itu untuk menyentuhku, tangan hangatnya terasa bagaikan sebuah listrik yang siap menyengatku. Aku selalu menyukai sentuhannya, pijatannya bahkan hisapannya pada bagian bawahku selalu membuatku melayang. Sekuat tenaga aku menahan setiap sensasi yang di hasilkan oleh bibir ranumnya.
Aku mengerang ketika sesuatu terasa mendesakku. Dengan terpaksa aku menghentikan permainanya, segera ku lucuti Bathrobe yang masih membungkus tubuhnya. Lantas menaikkannya diatas meja rias, ku kecup kembali bibir merahnya, seraya memproses penyatuan kami di bawah sana.

Ku dengar ia melenguh di sela sela ciuman panas kami, aku mulai bergerak pelan semakin lama semakin intens. Ku dengar ia meracau sembari menyebut nyebut namaku, membuat gairahku semakin naik ke ubun ubun. Suaranya terdengar semakin seksi ketika ia mendesah serta menyebutkan namaku berkali kali.

"Adammhhh plisss!"

Aku semakin bersemangat untuk menyelesaikan tugas ku, kedua tanganku bertumpu pada kaca di belakang punggung Gadisku. Bagian bawahku terus bergerak sedangkan bibirku terus menghujani nya ciuman ciuman panas di bibir, leher dan di dadanya.
Aku semakin mempercepat gerakanku ketika kurasa ada yang ingin meledak di bawah sana. Cathrina semakin menggelinjang serta meracau saat aku mempercepat gerakanku.

"Aaarrgghhhhhhhh..."

Tubuh kami menegang bersamaan, tanpa sadar kuku kuku panjangnya ada yang menancap di punggungku. Aku tersenyum puas ketika dia sudah meraih kenikmatannya bersamaku. Cathrina-ku masih memejamkan mata dengan nafas yang tak beraturan. Ku kecup singkat bibirnya lantas mengulangi kembali permainanku. Kali ini aku menggendongnya ke atas ranjang tanpa melepas penyatuan kami. Ku buka kemeja dan celana jeansku lantas membuangnya asal.

Memang inilah sifat burukku, jika aku sudah memulai maka aku akan sulit berhenti. Tubuh Cathrina selalu menjadi candu bagiku. Setiap inchi tubuhnya selalu membuatku mabuk bahkan hanya dengan memandangnya saja. Ku lihat Cathrina sudah kembali bertenaga, ia kembali mengeluarkan desahan nikmatnya. Ku akui dia adalah gadis yang hebat, ia sama sekali tak pernah mengeluh ataupun keberatan jika aku terus menginginkannya. Setiap bagian tubuhnya membuatku selalu ingin menyentuhnya. Meskipun tubuhnya kecil ia selalu sanggup untuk mengimbangi ku.

Ku balikkan tubuhnya sehingga kini ia berposisi membelakangiku. Ku hujam dari belakang, aku mengerang begitu juga dengannya, ketika aku merasa punyaku mengenai tepat di dasar rahimnya.
Bibirku kembali mengeksplor punggungnya yang seputih dsn sehalus kapas, ku tinggalkan banyak bekas kemerahan disana. Ku yakin Cathrina tidak akan berani menggunakan gaun backless setelah ini.
Aku menggerakan pinggulku dengan sangat cepat, setelah sebelumnya aku merubah posisi Cathrina menjadi berada di atasku. Ku serahkan kendali padanya, ia bisa bergerak sesuka hatinya. Aku memandanginya dari bawah, wajah berkeringatnya membuatnya terlihat semakin seksi, membuatku gemas. Ku mainkan kembali dua bukit yang menegang seakan menantangku untuk meremas dan juga meghisapnya. Cathrina bergerak semakin cepat, ku pegang pinggul rampingnya lantas meghujamnya dari bawah. Tak lama tubuh kami kembali menegang bersama, kami mengerang dengan sangat keras ketika gulungan ombak kenikmatan menghampiri kami berdua.

Tubuh Cathrina melemas, ia jatuh kedalam dekapanku. Tak peduli dengan tubuh kami yang sama sama basah oleh keringat, ia memelukku dengan sangat erat sebelum alam mimpi menjajahnya. Ku sisipkan anak rambut yang jatuh menutupi wajahnya. Seakan akan aku masih tidak percaya jika gadis yang tertidur di pelukanku kini adalah Cathrina-ku. Ia memelukku dengan sangat erat, aku memahaminya. Mungkin ia masih trauma sebab terakhirkali kami melakukannya, keesokan harinya aku harus pergi meninggalkannya.

Namun kali ini tidak akan pernah terjadi lagi. Aku berjanji akan selalu berada disisimu.

Ku kecup keningnya singkat sebelum aku ikut menyusulnya ke alam mimpi..

I Wanna You x Michele Morrone #2 (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang