First Man

5.1K 254 5
                                    

Yes, I'm gonna stay with him tonight
I'll see you in the morning
No, of course, he won't drink and drive
Can you say bye to mom for me?
Oh you'll like him, he's really kind
And he's funny - like you sometimes
And I found someone I really like
Maybe for the first time
No, I don't need a jacket
It's not that cold tonight
And you worry, I get it
But he's waiting outside
I swear on my heart that he's a good man
I know you'll stay up late just waiting for me
You held me so tight now someone else can
But you were the first man that really loved me
Now you're driving to the airport
Not just me you pick up anymore
I've got eight days off coming up
And I can only come home for four
Yeah I just met his family
They're just like you and mom
He makes me really happy
I think he might be the one, oh
I swear on my heart that he's a good man
I promise he loves me, he'd never hurt me
You held me so tight now someone else can
But you were the first man that really loved me
Now you're on the driveway faking a smile
You wish you could tell him he doesn't deserve
me
So I had to stop the car and turn around
To tell you, "You were the first man that really
loved me."
And before they open up the doors
I say, "I've never seen you cry before."
You say, "You've never looked so beautiful
You know you'll always be my little girl"
You're looking at me, we're walking down the
aisle
With tears in your eyes, maybe he deserves me
You don't even know how much it means to me
now
That you were the first man that really loved me
Oh, that really loved me, oh
You really love me

Ku pandangi gadisku yang terlihat lebih matang dari sebelumnya, tentu saja sebab usianya sudah masuk 27 pada tahun ini. Ia tambah fenimin saja meskipun terkadang sifat keras kepalanya tidak pernah hilang dari dirinya. Anak anak pasti akan senang jika tahu bahwa Mommy nya sudah di temukan. Aku tersenyum menatapnya dari kejauhan, entah darimana ia bisa memainkan gitar akustik itu. Aku tahu bahwa suaranya sangat indah, tapi aku sama sekali tidak tahu jika ia juga berbakat untuk melantunkan sebuah lagu.

Aku sedikit terharu dengan lagu yang di bawakannya. Aku yakin lagu itu ia tujukan buatku, I'm Her First Man. Kemarin aku melihatnya bernyanyi dengan Jonathan namun kali ini ia bernyanyi sendiri. Aku sangat mencintainya, dan itu tidak pernah berubah sejak pertama kali aku bertemu dengannya.

"Suara yang sungguh indah. Jadi kau sudah menemukannya?"

Aku tersentak mendengar suara itu, Arasya..
Bagaimana ia tahu bahwa aku berada disini? Aku membuat semuanya senormal mungkin, aku tidak ingin ia melihatku terkejut atas kedatangannya.

"Ya, aku sudah mengetahuinya sejak awal. Dan kurasa itu juga bukan urusanmu!" Ujarku sedatar mungkin.

Kulihat dia duduk di depanku, tersenyum lantas menyesap bir milikku yang tinggal setengah di botolnya.

"Bukan? Ku pikir kau tidak lupa siapa yang selama ini menemanimu!" Arasya tersenyum sinis kepadaku.

"Bukan aku yang meminta, tetapi kau yang memaksa untuk itu!" Ku tekankan ucapanku padanya. Gadis ini benar benar sudah kehilangan akal, dia keponakan Rachel dan selamanya juga akan menjadi keponakanku. Tetapi dia menganggapku bukan sebagai paman melainkan seorang pria biasa yang bisa ia cintai.

"Aku akan mengambil apa yang seharusnya menjadi milikku!" Imbuhnya.

"Dan kurasa Cathrina bukan lawanmu, sebab dia adalah pemenangnya. Melawanmu hanyalah membuang buang waktunya saja, kau tahu!" Cibirku.

"Eehhmm.. ada yang nimbrung rupanya!"

Cathrina yang selesai manggung lantas berjalan kearah mejaku, dimana masih ada Arasya juga disini. Terjadi saling tatap di antara kedua gadis ini, Arasya masih pada pendiriannya. Ia tak mau merelakanku dengan Cathrina, walaupun beribu kali ia mengucap kata cinta pun aku masih tetap menganggapnya keponakanku, bukan seorang wanita dewasa yang bisa di cintai pria dewasa sepertiku.

"Apa kabar Arasya?" Ucap Cathrina seraya menyodorkan tangannya. Ku lihat Arasya masih terdiam dan enggan menanggapi uluran tangan Cathrina.

"Bitch!" Ku lihat Arasya tersenyum sinis lantas pergi meninggalkan mejaku. Cathrina hanya mengendikkan bahunya acuh,Lantas dengan tiba tiba saja dia duduk di pangkuanku, dan mengalungkan lengannya ke leherku. Aku sempat terkejut sebab dia tak biasanya menunjukkan hal hal seintim ini di depan umum.

"Jangan memancingku, Sayang!" Bisikku.

"Why? Aku ingin semua orang tahu bahwa kau milikku!"
Cathrina menatapku dalam, dan di detik yang sama bibir ranumnya sudah mendarat di bibirku. Astaga..
Gadis ku bisa se-liar ini ternyata.
Ciuman yang terkesan malas malasan namun nikmat ini membuatku bersemangat untuk membalasnya. Andai saja bukan di tempat umum pasti akan ku telanjangi gadisku saat ini juga.

"I Love You!"

Ucapnya setelah mengakhiri ciuman ini.

"I Love You too, Dear! Aku berjanji tidak akan meninggalkanmu lagi. Dan akan ku pastikan kau selalu berada disisiku apapun yang terjadi."

Aku tersenyum seraya menyelipkan anak rambut yang jatuh menutupi wajah cantiknya. Cathrina menangkup kedua pipiku dengan tatapan tak percaya.

"Kau serius?"

Aku mengangguk bahwa yang kuucapkan adalah kesungguhan. Aku tahu yang membuatnya cemas selama ini adalah bisnis tersembunyiku bersama Ethan, sebenarnya aku tidak pernah berpikiran jika bisnis ini akan di lirik oleh mafia sekelas Jared Dimitri. Aku memang mengenal siapa dia, tapi aku sungguh tidak menduga bahwa Dimitri akan berbuat sejauh ini hanya supaya aku mau menyetujui kerjasama dengannya, meskipun dari awal aku sudah menolaknya.
Awal sekali membangun bisnis ini adalah kesenanganku. Dari kecil aku selalu tertarik dengan serba serbi persenjataan, asal muasalnya ketika aku ulangtahun yang ke dua belas Papa memberikanku hadiah airsoft gun. Mulai itu aku menjadi tertarik, dan memiliki cita cita untuk membangun pabrik persenjataan untuk negara.
Pada saat itu aku bertemu Ethan, dia adalah temanku sewaktu duduk di bangku sekolah dasar. Dia yang bekerja di departmen pertahanan mengajakku bekerjasama untuk membangun bisnis ini. Awalnya dulu dia hanya butuh modal, tapi aku yang tertarik lantas terjun langsung dalam dunia ini.

Awalnya semua berjalan biasa saja, aku sering meeting dengan klien klien dari luar negeri yang kebanyakan adalah dari departmen pertahanan juga. Mereka sering memesan berbagai jenis senjata padaku. Dan pada akhirnya seorang mafia besar mengetahui ini, ia ingin aku memasok senjata senjata ini untuk pasar gelapnya. Aku tidak mau, sebab itu sangat beresiko. Mengingat aku memiliki keluarga, anak anak, istri dan orangtua waktu itu. Jadi aku tidak ingin mempertaruhkan mereka dalam situasi berbahaya setiap saat.

Bisnis ini saja tidak ada yang tahu jika yang mempimpin adalah aku dan Ethan. Semuanya berjalan secara tersembunyi sebab ini pasti akan ditentang oleh orang orang terdekatku. Sampai akhirnya aku berpisah dengan Rachel serta kematian kedua orangtuaku pun mereka sama sekali tidak tahu tentang ini.

Dan sekarang kekasihku sudah mengetahuinya. Dia adalah gadis yang pemberani, buktinya sewaktu anak buah Dimitri datang menjemput Ammar ia sama sekali tidak takut, melawannya sehingga ia bisa lolos entah bagaimana caranya.

Aku berjanji tidak akan lagi membawanya dalam situasi berbahaya seperti beberapa tahun silam. Aku akan mengalihkan semua bisnis itu kepada Ethan sehingga aku bisa aman dan tidak lagi menjadi bulan bulanan para mafia brengsek yang sudah mengobrak abrik kehidupanku.

I Wanna You x Michele Morrone #2 (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang