Fellicia Adam

3.2K 194 17
                                    


"Makan dulu, Cath!" Raven menyodorkan sebuah nampan berisikan sepiring roti gandum, buah-buahan potong serta susu ibu hamil dan juga jus alpukat kesukaan Cathrina. Namun, tak ada tanggapan sama sekali dari si wanita yang sejak tadi duduk melamun gazebo samping kolam renang.

"Cath! Kau harus makan, ini sudah dua hari kau tidak mau memakan apapun. Apa kau mau menyakiti anak-anak yang ada di dalam kandunganmu?" bujuk Raven untuk yang kedua kalinya.

"Apa Adam tidak mencariku?" tanya Cathrina, ini adalah bulan ketujuh kepergiannya. Berarti kehamilannya sudah memasuki bulan kesembilan, dimana sebentar lagi ia akan melakukan persalinan. Namun, ini sudah hari kedua Cathrina tidak mau makan sama sekali, ia sangat merindukan Adam, namun egonya terlalu besar sehingga ia tak mau kembali pulang kemansion Adam.

"Aku tidak mendapatkan panggilan ataupun pesan apapun dari Adam. Ayo seenggaknya kau minum susu ini, lihat dirimu benar-benar kacau Cath! Ada kantung hitam dibawah matamu, wajahmu terlihat lesu dan aku yakin kau tidak tidur lagi semalam. Kau harus memikirkan anak-anakmu Cath! Ayo minum dulu susunya!" dengan terpaksa Raven membantu Cathrina untuk meminum susunya, ia sangat geram dengan ego tinggi yang Cathrina miliki. Kalau saja bukan karena Adam yang memintanya untuk menjaga Cathrina, ia sudah pasti akan menyerah dan pergi meninggalkan Cathrina sejak awal.

Raven masih mengingat bagaimana Adam mempercayakan Cathrina padanya, dengan imbalan sebuah caffe mewah yang merupakan impiannya sejak dulu, rasa cinta Raven terhadap Cathrina juga sudah telah pudar semenjak Raven tahu bagaimana keras kepalanya seorang Cathrina Vallen.

"Ayo sekarang makan buahnya!" Raven menyuapkan buah-buahan potong yang sudah ia siapkan beberapa menit yang lalu, anggap saja saat ini dirinya adalah pengasuh hamil. Untung saja Adam selalu mentransfer uang untuk semua kebutuhan yang diperlukan Cathrina setiap hari.

"Arrrgghhhhhh...." tiba-tiba saja Cathrina berteriak sembari memegangi perutnya yang terasa menengang.

"Cath! Apa yang terjadi? Apa ada sesuatu dengan perutmu?" Raven terlihat panik melihat Cathrina yang tiba-tiba saja menjerit kesakitan.

"Perutku, Rav! Aku rasa aku akan segera melahirkan. Ssshhhhhhhhhh." Cathrina mendesis, sedangkan Raven memapah Cathrina dan membantunya untuk berjalan. Rupanya darah dan juga cairan bening mengalir disela-sela paha Cathrina.

"Kau berdarah, Cath!" Raven semakin panik, keringat dingin keluar dari tubuhnya. Sebab ini adalah yang pertama kali baginya melihat seorang ibu yang akan melahirkan.

"Telfon Dokter Allea, kita harus kekliniknya sekarang!" perintah Cathrina dengan nafas yang mulai tak beraturan.

Setelah mendudukkan Cathrina di jok samping kemudi, Raven segera menelfon Adam. Bukan Allea seperti apa yang Cathrina perintahkan padanya.

"Hallo, Adam!" ucap Raven dengan suara paniknya.

"Apa ada masalah, Rav?"

"Cathrina akan segera melahirkan, aku akan membawanya keklinik Allea. Tolong kau hubungi Allea dan segeralah pergi kesana, aku takut sekali jika sesuatu akan terjadi pada istrimu!" titah Raven.

"Baiklah, aku akan segera kesana. Bawa mobil dengan hati-hati, pastikan Cathrina dalam keadaan aman!" Ujar Adam seiring dengan berakhirnya sambungan teleponnya.

Raven pun kembali memasuki mobil, namun alangkah terkejutnya ia melihat Cathrina yang bermandikan peluh serta wajah yang mulai memucat. Darah masih saja keluar sehingga merembes dibalik dress yang ia kenakan.

"Bertahanlah Cath! Kita akan segera kerumah sakit!" Raven mengusap puncak kepala Cathrina sebentar lantas segera melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.

I Wanna You x Michele Morrone #2 (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang