Bagian - 04

491 406 50
                                    

Suara deruman mesin motor terdengar semakin mendekat saat memasuki rumah mewah bercat putih yang dihiasi tanaman cantik.

Rumah yang asri dan memancarkan ketenangan yang sejuk mampu membuat siapapun ingin menikmatinya, apalagi jika di sore hari sambil berkumpul bersama keluarga diiringi obrolan hangat.

Suasana yang asri disertai kebahagiaan keluarga pasti akan menenangkan.

Tapi sayang, rumah besar ini sangat terkesan dingin seperti salah satu penghuninya.

Setelah memastikan motornya aman di garasi, seorang pengendara remaja itu melangkahkan kakinya menuju kedalam rumah.

Suara lembut wanita paruh baya yang cantik menyambut kedatangannya.

"Baru pulang sayang?" Tanyanya disertai senyuman hangatnya.

Pemuda tampan yang ditanyapun membalas senyum itu, lalu menyalimi tangan wanita yang disayanginya dan mencium pipi kanannya.

"Iya Mi"

Wanita yang dipanggil 'Mi tersebut kembali tersenyum sambil mengusap pelan kepala putranya.

"Yasudah kamu bersih-bersih dulu gih, nanti kita makan bersama" Suruhnya.

Pemuda itu mengangguk dan berjalan kelantai atas.

Sementara wanita yang sudah sedikit berumur itu hanya tersenyum sedih melihat punggung putranya yang semakin menjauh.

***

Sedangkan ditempat lain, lebih tepatnya di kamar bernuansa putih dan biru langit yang indah.

Pintu jendela balkon kamar dibiarkan terbuka sedikit memberi celah angin malam masuk.

Tampak seorang gadis cantik yang asik berbaring tengkurap melihat layar laptop yang menyala, sambil menikmati cemilan kesukaannya.

Sudah tiga jam ia menghabiskan waktunya hanya untuk menonton, dari jam 7 malam sampai sekarang menunjukkan pukul 9 malam.

Bundanya sering memarahinya karena suka lupa waktu, ia juga suka mengeluh sakit kepala, selain itu juga bisa merusak matanya bila berjam-jam difokuskan pada layar.

Cklek

Pintu kamar tiba-tiba terbuka tanpa permisi, memperlihatkan muka menyebalkan milik Zidan yang sok tampan.

Tapi sialnya memang tampan.

Gadis itu tak menghiraukan seseorang yang berbaring di kasur queen size'nya, dan memilih fokus ke layar laptopnya kembali sesekali mengunyah makanan yang ada di samping kanan.

"Ze itu makanan yah?" Zidan mulai berucap.

"..."

Merasa tak ada jawaban, Zidan mengubah posisi menjadi duduk dan melihat adik kembarnya sedang memunggunginya itu.

"Itu makanan bukan? Makanan yah?" Tanyanya lagi berulang-ulang.

Zea yang kesal karena tidak fokus akibat ocehan Zidan yang seperti ayam lapar itu mendelik kebelakang sambil mengangkat makanan yang sedang dinikmatinya.

"Menurut lo ini apaan? Hm?" Tanyanya dengan gemas.

"Sendal? Paku? Gue makan paku gitu?!" Lanjutnya sambil emosi.

"Galak amat" Gumamnya.

Zidan yang menyadari gadis didepannya sedang mood buruk pun hanya mendengus pelan dan memilih berbaring lagi. Kali ini dengan posisi terlentang sambil menatap langin-langit atap kamar yang dihiasai awan putih dan juga bintang.

Sebenarnya itu bisa diubah, seperti kalau siang akan hanya ada awan putih, dilanjut malamnya menjadi awan hitam yang dikelilingi bintang. Tergantung pemilik kamar maunya bagaimana, karena ada tombol khususnya dipojok kiri dekat ranjang.

Tidak hanya itu, atap tersebut juga memiliki tulisan lampu indah yang bertulis 'Sweet dreams princess Zea'.

Menarik bukan?

Berbeda dengan kamar Zidan yang disebelah, kamarnya yang bernuansa abu-abu dan hitam sangat khas dengan pemiliknya. Tidak neno-neko, sangat laki. Simple, dan nyaman.

Zidan tidak terlalu suka menghias kamar karena ribet jika ingin bersih-bersih, tapi karena adiknya yang rese sudah meminta. Zidan hanya bisa pasrah.

"Ze, lo tau gak ada anak baru?"

***

Kepulan asap rokok terhembus pelan keluar dari mulut seorang remaja yang sedang duduk diatas kursi balkon kamarnya.

Tak perduli sudah berapa rokok yang sudah ia habiskan, dia butuh ketenangan.

Merokok memang bukan kebiasaannya, tapi karena keadaan sekarang yang memaksa ia untuk memakan bahan berbahaya tersebut.

Ia tertawa miris meratapi jalan hidupnya yang tak berjalan seperti semestinya, orang-orang selalu mengira bahwa hidunya dilingkupi kebahagiaan. Harta yang berlimpah, memudahkan ia untuk mendapatkan apapun yang diinginkannya.

Jika ia boleh memilih, lebih baik hidup sederhana tapi selalu diberi kebahagiaan setiap harinya.

Hidup tenang tanpa dihantui masalalu yang kelam.

Semuanya hancur, kehangatan yang dulu pernah dirasakannya kini berubah hanya karena satu orang.

Ia Muak. Jijik. dan BENCI.

Kebencian kepada seseorang yang menyebabkan kekacauan hidupnya.

Menyebabkan orang yang sangat disayanginya mengeluarkan air mata, meskipun selalu ada senyuman hangat. Tapi dia tahu bahwa yang disayanginya sangat terluka.

Hanya satu prinsip yang dia pegang saat ini.

Membalas semuanya.

Dia tidak akan membiarkan orang itu tertawa diatas air mata orang yang telah melahirkannya.

"Bangsat!"

***




Tbc...

Ig : @sepiadee




Luv pii♡

GEOZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang