Suasana kelas pagi ini terlihat sangat ramai dengan teriakan dimana-mana, berlarian sambil menendang kursi dan meja adalah ulah para murid lelaki. Mengingat sekarang jamkos sampai istirahat ke dua tiba dikarnakan ada rapat antar guru.
Semuanya sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Lebih banyak yang bergerak tak karuan daripada berdiam diri. Ada para murid perempuan ghibah yang berkumpul di satu meja yang disatukan. Ada yang memilih tidur di antara gabungan tiga kursi agar bisa lebih nyaman untuk berbaring, dengan sweater yang menjadi bantalan. Dan masih banyak kegiatan lainnya.
Zea duduk fokus dikursinya karena sedang melihat-lihat majalah fashion milik sahabatnya.
Matanya yang bulat berbinar indah saat melihat koleksi sepatu Converse dan Reebook favoritnya.
"Huaa, gue mau beli ini! Mau!" Serunya riang.
Adella yang duduk didepan kursi Zea pun terkekeh, dia menepuk-nepuk bahu Zea. "Minta sama ayang dong."
Zea ikut terkekeh mendengar sahabat yang satunya membahas soal pasangan. Gimana mau minta? Pacar saja tidak punya, kalo halu sih banyak. Dia mencepol rambut panjangnya dengan asal saat menemukan karet di dekat mejanya. Anak-anak rambut menutupi sebagian pipi bulatnya.
"Ayang gue jauh, kasian kalo disuruh kesini cuma anterin sepatu.""Cih Zeze ngomongnya kaya iya aja punya pacar." Bella mempraktikkan gaya muntah dengan ekspresi yang sangat menjiwai. Memang sahabatnya ini sedikit bar-bar diantara mereka bertiga.
"Eitss, lo gak tau aja kalo gue simpenannya Manu Rios." Jawab Zea dengan bangga. Bella dan Adella hanya menatap horor kearah Zea.
"Astaga, jadi simpenan aja bangga lo Ze" Semprot Bella.
Zea hanya mengedikkan bahunya acuh mendengar omelan Bella. Matanya kembali fokus melihat ke majalah yang ada didepan.
Suasana kelas masih ramai seperti tadi, akan susah untuk membagi fokus bila belajar. Meskipun begitu tapi ada saja murid perempuan yang menyempatkan jam kosong dengan membaca, bisa dibilang kutu buku. Tapi jangan meragukan mereka yang mendapat gelar tersebut. Pintar sudah pasti. Kalo murid laki-laki boro-boro membaca, melihatnya saja sudah mual.
Teriknya matahari diluar kelas sangat terasa walaupun ruangannya memakai AC, membuat penghuni kelas memilih untuk tetap didalam.
Biasanya kalau di siang hari panas, sorenya turun hujan. Dan Zea akan sangat menanti waktu itu.Zea melihat jam yang melingkar dipergelangan tangannya yang menunjukkan pukul 09.45, itu tandanya istirahat tiba 15 menit lagi.
Ia harus menemui Zidan karena kembarannya itu membawa handpone nya yang ketinggalan di meja makan saat sarapan tadi. Zea dan Zidan tidak berangkat sekolah bersama, karena Zea ada jadwal piket dan mengharuskan datang lebih awal dari murid lain.
***
Zea menunggu Zidan didepan pintu kelas yang bertulis 11 IPA 3 itu sembari mengedarkan pandangan mencari seseorang yang dicarinya. Mereka memang tidak sekelas, Zea di kelas 11 IPA 1, sedangkan Zidan IPA 3.
Bella dan Adella sudah lebih dahulu ke kantin, bukannya mereka meninggalkan Zea, tapi gadis itu yang menyuruhnya.
"Ze, lagi cari siapa?" Tanya Bibil salah satu murid perempuan yang kebetulan lewat keluar kelas.
Zea yang mendengar seseorang bertanya pun mengalihkan pandangannya ke arah Bibil. Dan menjawab. "Eh ini Bil, gue lagi cari Zidan. Ada didalem gak?" Tanya Zea.
"Ada, tuh di dalem lagi pada tiduran sama temennya, mau gue panggilin?" Tawar Bibil.
"Eh gak usah deh biar gue samperin aja, makasih ya" Seru Zea kepada Bibil dan dibalas anggukan olehnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
GEOZA
Fiksi Remaja"Mau gak?" Gadis cantik yang sedang duduk disampingnya mengerutkan kening bingung. "Mau apa?" "Jadi pacar gue." Dia Geovano Abasya Pradistira atau yang kerap disapa Vano. Cowok dingin dan pendiam yang masuk jajaran siswa populer. Dan, panggilan berb...