Bagian - 03

537 409 86
                                    

Terlambat. Pagi ini Zea terlambat datang ke sekolah karena kesiangan. Semalam dia baru tertidur pukul tiga dini hari, karena asik menonton drama terbaru yang dikirimkan Bella. Saking penasarannya dengan film tersebut Zea rela mengorbankan waktu tidurnya.

Sebenarnya dia tidak akan terlambat kalau memakai motor dengan Zidan, tapi karena lelaki itu sudah berangkat awal, jadi dia harus mencari ojek online terlebih dahulu.

Zidan sudah berangkat awal karena memang Zea yang tidak mau di bonceng sih, perihal bohongnya motor mogok dahulu. Tapi kalau begini ia sendiri yang kesusahan.

Apalagi tadi sepatunya sempat hilang karena disembunyikan di dalam kulkas. Kalian pasti tahu itu ulah siapa.

Zidan sialan!

Zea masih berlari terpogoh-pogoh sambil sesekali melirik jam yang ada di tangan kirinya. 07.15. Dia terlambat 15 menit dari jam masuk. Shit! Zea baru sadar kalau sekarang itu pelajarannya guru killer berkumis tebal dengan perut buncit dan kacamata tua andalannya.

Pak Andi namanya. Nama doang yang kalem. Orangnya mah kaya listrik.

Zea berhenti sebentar di depan gerbang yang tertutup, mencari Pak Satpam agar bisa membukanya.

"Duh gimana nih, masa gue manjat. Kek monyet dong" Gerutu Zea sambil mondar mandir gak jelas dan menggigit jari telunjuknya.

"Eh neng Zea tumben telat?" Tanya seseorang dibalik pagar sekolah, itu Pak Agus! Akhirnya. Zea bernapas lega melihatnya.

Ia menghampiri Pak Agus dan berkata "Pak tolong bukain gerbangnya dong saya mau masuk, please" Pinta Zea sambil menangkupkan kedua tangan dan menunjukkan puppy eyes nya.

Pak Agus menggaruk kepalanya bingung. "Gimana ya neng, ini udah telat. Kalo saya bukain takut ketahuan kepala sekolah" Jawabnya sedikit merasa kasihan.

Zea tak menyerah.

"Pak kasian dong saya, masa udah lari-larian sampai keringetan gini tapi gak dibukain gerbangnya" lirihnya terdengar sedih seperti orang frustasi.

Pak Agus sempat menimang-nimang lalu menyetujui.
"Yaudah deh karena neng Zea baru pertama kali telat, saya kasih kemudahan. Jangan diulang lagi ya" Ucapnya sambil menggeser gerbang itu untuk celah masuk.

Zea tersenyum lebar dan berteriak "Makasih Pak! Panjang umur sehat selalu!"

Pak Agus hanya menggelengkan kepalanya.

Gadis berambut panjang hitam pekat itu terus berlari menuju kelasnya yang ada di lantai atas, tak perduli seragamnya yang kusut akibat keringat. Berharap kelas masih kosong dan tidak bertemu dengan-

Bruk

"Aww" Rintih gadis itu saat dirinya menabrak benda yang keras. Menunduk sambil mengusap-usap pelan kepalanya yang berdenyut nyeri.

Apes banget sih gue hari ini?!

Zea mendongkak bersiap memarahi orang yang membuat kepalanya sakit, sepertinya seorang lelaki karena memakai celana. Orang itu masih memunggungi dirinya.

"Woi lo! Gak mau minta maaf nih sama kepala gue yang sakit?!" Teriak Zea sambil menunjuk lelaki didepannya.

Lupakan soal terlambat. Dia kesal dan butuh pelarian.

Lelaki yang memakai hoodie hitam itu sempat melirik ke samping, lalu berbalik menatap gadis yang berani meneriakinya, memberi tatapan dingin dan tajam.

Bunda ... Ganteng banget?!

Zea melongo melihat wajah rupawan di depannya. Hidung mancung, kulit putih yang bersih walaupun masih putih dirinya. Rahang yang tegas dibalik tudung hoodie, dan tatapan yang ... tajam?

GEOZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang