Bagian - 06

502 399 45
                                    

Setibanya kedua kakak beradik itu di rumah, mereka langsung bergegas membersihkan diri menuju kamar mandi masing-masing.

Setiap kamar memang sudah tersedia kamar mandi lengkap dengan walk in closet, begitupun dengar kamar tamu.

Kamar si kembar berada dilantai dua atas pojok kiri yang luas, kamar tamu dilantai atas dua dipojok kanan, sedangkan Ayah dan Bundanya dilantai bawah dekat dengan ruang keluarga.

Selain memudahkan untuk ke dapur, kamar yang ditempati Ayah dan Bunda juga dekat dengan pintu utama. Mudah jika ingin menerima tamu, ruang kerja Ayah juga tak jauh dari sana.

Zea bersenandung ria saat menyanyikan lagu 'Shape of You' dari Ed Sheraan didepan cermin sambil mengeringkan rambutnya yang basah menggunakan hair dryer berwarna hitam.

Girl, you know I wont your love

Your love was handmade for somebody like me

Come on now, follow my lead

I may be crazy, don't mind me

Say, boy, let's not talk--

Kegiatan bernyanyinya terhenti saat mata bulatnya melihat kearah nakas dekat ranjang.

Bukan!

Bukan nakas itu yang menarik perhatiannya, tapi sebuah botol plastik elegant khas para lelaki ada disana.

Ia memang membawa botol itu kerumahnya, bahkan ke kamar.
Ia harus mengembalikan botol itu kepemiliknya. Tepatnya lelaki misterius yang memiliki muka datar.

Botol itu sudah bersih dicuci sebelum ia membersihkan diri, saat mencuci barang itu ia menemukan sebuah inisial huruf yang berada di ujung bawah botol itu.

GA.

Begitu inisialnya. GA? Maksudnya apa coba? Goreng Adat? Masa iya. Itukan bahasa Sunda. Kayaknya gak mungkin.

Zea tahu, botol itu bukan botol kaleng-kaleng atau yang biasa ia lihat dipasar, bukan. Botol ini seperti dibuat khusus untuk pembelinya.

Terbukti dari inisial itu.

Setelah mematikan hair dryer-nya.
Gadis itu berjalan mendekat kearah nakas dan duduk disamping ranjang.

Ia mengambil barang itu, membawanya diatas pangkuan, lalu dilihatnya barang itu lamat-lamat.

Bagaimana ia mengembalikan ini?
Kenal pemiliknya saja tidak. Apa perlu ia umumkan di sosmed? Sepertinya berlebihan.

Tok tok tok

"Ze kamu didalem kan?"

Itu suara Bundanya, Zea menyimpan botol itu kembali ke nakas lantas berjalan menuju pintu kamar.

"Iya Bun"

Setelah pintu itu terbuka, ia melihat wanita panutan hidupnya itu sedang tersenyum hangat sambil menatapnya lembut.

Ada yang aneh nih ...

Ucap Zea didalam hati, gadis itu masih menunggu Bundanya berbicara sambil bersandar dipintu.

"Bantuin Bunda masak lagi yuk!" Ajaknya antusias.

Tuhkan ... Arrgghhh!

Istigfar Zea. Dewi kebaikannya berbisik di telinga kanan.

Zea berusaha tersenyum menutupi kekesalannya, "Yu Bun!" ajaknya balik sok antusias.

Senyum Bunda semakin lebar saat mendengar jawaban putrinya,
"Aaa makin sayang deh!" Ucapnya sambil mencubit gemas pipi bulat Zea.

"Kalo ada maunya aja manis banget" Gumam Zea sambil berjalan beriringan menuju dapur.

"Hah? Apa Ze?"

Gawat! Bundanya dengar.

"Ehehe gak kok Bun cuman lagi hafalin rumus"

Rumus mbahmu!

***

Seorang remaja dengan earphone ditelinga kanannya berjalan pelan dengan keringat yang menempel dirambut indahnya sehingga membuat poni rambut itu berjatuhan basah didahi mulusnya.

Kedua tangannya ia masukkan kedalam saku celana jeans hitam diatas lutut yang dikenakannya.

Sangat tampan. Ini saja sedang berkeringat loh, bukan habis mandi.

Ia tak memperdulikan tatapan penuh kagum dari kaum hawa yang melihatnya sedaritadi, itu sudah tak asing lagi baginya.

Anytime, anywhere, anyhow. Always like that.

Kalian pasti tahu maksudnya.

Ingatannya jatuh kebeberapa jam yang lalu saat dirinya berada ditaman komplek pagi tadi, entah dorongan darimana ia memberikan botol minumnya kepada gadis bertubuh mungil itu.

Ia sangat suka melihat gadis itu berekspresi keheranan karena ulahnya, menurutnya sangat manis.

Sesampainya didepan gerbang yang sudah dibuka oleh satpam, remaja itu mengerutkan keningnya heran tatkala melihat mobil mewah hitam terparkir dihalaman rumahnya.

Siapa? Batinnya keheranan.

Ingin memastikan secara langsung siapa yang datang, remaja tampan itu berjalan mendekati pintu masuk.

Seketika rahangnya mengeras, tangannya mengepal erat dan tatapannya menajam seolah yang dilihatnya itu sebuah mangsa.
Ia melihat Mami-nya sedang berbicara dengan seorang lelaki yang sangat ia hindari dan ia BENCI.

Kakinya melangkah lebar dan menggebrak pintu besar tersebut dengan penuh amarah.

BRAK

Kedua orang yang sedang berbicara pun langsung menoleh kaget secara bersamaan, sang perempuan membulatkan matanya terkejud, sedangkan sang pria menatapnya dengan tenang.

"Kenapa ada si brengsek disini?!"

***

Yang baca tapi gak kasih vote jahat bangett huaa!! 😭

Kita bisa saling menguntungkan disini, kalian menikmati cerita, aku menikmati vote. Adil bukan?

Terimakasih.

Luv pii♡

GEOZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang