Bagian - 05

510 402 77
                                    

"Cepetan elah lama amat kek siput" Suara Zidan terdengar memerintah.

"Bentar doang setan tinggal pake sepatu ni!" Jawab sang empu.

Di hari libur seperti sekarang, kedua orang kakak beradik itu memutuskan untuk olahraga pagi ke sekeliling kompleks.

Sebenarnya Zea malas jika harus bangun pagi seperti sekarang, biasanya ia akan terbangun pukul 10 siang. Jangan kira Bundanya diam saja, tapi Zea itu kalo tidur kaya orang mati. Harus langsung berteriak di telinganya jika ingin membangunkan.

Pernah satu waktu Zea bangun sangat pagi yaitu pukul 3 dini hari karena ingin melaksanakan shalat tahajud saat ulang tahunnya, ia memasang lima alarm berbeda yang disimpan diatas nakas samping tempat tidur.

Dan cara itu berhasil membangunkan Zea tepat waktu.

Setelah selesai memakai sepatu sneaker putihnya, gadis yang memakai kaos berwarna putih dengan perpaduan merah muda itu berdiri didepan cermin sambil melihat pakaiannya.

Perfect.

Ia berjalan kearah seseorang yang menunggunya di sisi ranjang.

"Kuy cabut!"

Zidan yang sedang memainkan ponsel pun mendongkak, lalu setelahnya mengangguk seraya berdiri.

***

Tiga putaran sudah mereka mengelilingi taman kompleks yang ramai karena hari libur, taman ini yang paling nyaman sekaligus dekat dengan rumah mereka. Makanya memilih disini.

"Huft" Suara helaan nafas lelah keluar dari mulut Zea.

Mereka berdua sedang duduk beristirahan dikursi taman, sambil memperhatikan anak-anak kecil yang sedang bermain bersama keluarganya. Manis sekali.

"Capek banget gila, padahal cuma tiga putaran. Mana pinggang pada sakit lagi" Lanjutnya sambil memijat pelan pinggangnya.

Zidan hanya memutar bola matanya malas. Lalu menoyor kepala Zea menggunakan jari telunjuknya, yang dibalas rintihan dari gadis itu.

"Makanya biasain kalo lagi libur tuh olahraga, jangan ngebo mulu. Mau jadi sapi lo?"

Katanya ngebo, kok sapi?

Zea yang tidak suka dengan ucapan terakhir Zidan pun melotot kearah sang empunya.

"Iya gue mau jadi sapi, terus gue seruduk tuh muka lo yang kaya kanebo kering!" Balas Zea tak mau kalah.

"JANGAN DONG! Lo tuh ya Ze gak bersyukur banget punya abang ganteng, malah mau diseruduk pake sapi lagi!" Ucap Zidan dengan percaya dirinya.

"Hilih, pait pait pait!" Zea berseru sambil mengibaskan tangannya.

Zidan hanya berdecak kesal dengan respon gadis yang berada disebelahnya. Ingin rasanya ia menenggelamkan adik kembarnya itu kedalam sumur timba yang berada di hutan.

"Beli minum dong Zid, tenggorokan gue kering banget nih kaya padang pasir!" Suruh Zea sambil menengok kearah Zidan.

"Ck, beli sendiri napa gue kan bukan babu lo!"

"Noh didepan jalan sono juga ada, deket tuh, males gue" Lanjutnya sambil menunjuk salah satu penjual minuman berbotol dingin.

"Iya-iya gue beli sendiri! Jangan minta lo!" Tunjuk Zea seraya berdiri didepan Zidan.

"Iya bawel" Jawab Zidan seadanya.

***

Gadis cantik pemilik pipi lesung itu berjalan dengan pelan menuju pedagang minuman dingin yang ditunjuk Zidan tadi. Sesekali netra hitamnya melihat sekeliling yang dipenuhi anak-anak.

"Pak minuman dinginnya satu ya!" Ucap Zea kepada sang penjual.

"Oke neng, sebentar ya" Penjual itu menjawab disela kegiatannya yang melayani pembeli lain.

Sambil menunggu penjual itu mengambil minumannya, Zea duduk dikursi yang tak jauh dari tempat itu.

"Nih neng minumannya" Ucap sang penjual sambil menyodorkan satu botol minuman dingin.

"Oh iya, berapa Pak?"

"Lima ribu saja"

Gadis merogoh uang disaku celana kanannya lalu memberikannya kepada sang penjual.

"Kembaliannya ambil aja Pak" Sambil memberikan uang sepuluh ribuan.

"Oalah makasih atuh ya neng" Penjual itu nampak senang lalu berterimakasih dan kembali ke tempat jualannya.

Zea mulai membuka tutup botol yang masih di segel tersebut dengan sedikit kesusahan, tak lama akhirnya terbuka juga.

Baru saja botol itu terangkat menuju mulutnya, tapi seseorang lebih dulu mengambilnya dan botol itu sudah berpindah tangan.

Gadis itu kesal dan bersiap memaki orang yang sudah mengganggu waktu minumnya.

Tenggorokannya benar-benar sakit karena haus.

Zidan si bangsat nih pasti!

"Zidan! Kembaliin gak minuman gu--"

Belum sempat ia melanjutkan kalimatnya, dirinya dibuat melongo oleh seorang remaja tampan dengan tatapan datar dan dingin, memakai hoodie abu sambil menyodorkan sebotol minuman berisi teh manis hangat.

Laki-laki ini kan ...

"Ambil" Ucapnya datar sambil mengangkat botol itu tepat di muka Zea.

Dengan pikiran yang masih campur aduk, gadis itu menerima botol plastik berwarna hitam-putih tersebut dengan pelan lalu menggenggamnya ditangan kanan.

Belum sempat dirinya berterimakasih, tapi laki-laki dihadapannya sudah pergi menjauh meninggalkan ia yang masih kebingungan.

Hobi kali ya maen pergi gitu aja?!

Zea terus memperhatikan lelaki tampan itu sambil terus menggenggam botol tadi, tak lama tersenyum kecil dan berucap lirih.

"Makasih" Lirihnya masih tersenyum kecil.

"Woi! Beli minum apa naik haji?!"

***

Keasikan liat cogan jadi lupa Zidan.

Tbc ...

Luv pii♡

GEOZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang