Sore ini ketiga gadis cantik yang masih memakai seragam SMA-nya sedang berkumpul ria di sebuah cafe.
Mereka memutuskan untuk mampir sebentar karena lelah setelah seharian belajar.
Ketika sudah memesan minuman disertai cemilan ringan, ketiganya asik memakan pesanan masing-masing.
Sesekali terdengar suara protes dari Adella karena Bella sengaja mengambil cookies cokelatnya. Zea yang sudah terbiasa pun hanya membiarkan.
Gadis berkulit pucat itu mengalihkan pandangan nya kearah luar. Saat ini posisinya memang didekat jendela. Posisi favorit setiap pengunjung disini. Cafe ini memang langganan mereka jika ingin berkumpul atau sekedar minum saat masih SMP dulu.
Tak heran para pegawai disini juga ada yang mengenal mereka saking seringnya berkunjung. Banyak juga remaja dari sekolah lain yang nongkrong disini.
Saat sedang fokus melihat jalanan kota, suara nontifikasi pesan membuatnya menoleh kearah ponselnya yang berdering. Ia mengambil ponsel didepannya itu lantas mengeceknya.
Bunda♡
Sayang, kamu masih diluar kan?Keningnya mengerinyit tatkala melihat pesan dari Bundanya. Ia memang sudah izin tadi sebelum pergi kesini pada Bundanya.
Me
Iya Bun, kenapa?
Bunda♡
Bunda titip bakso telur yang dipinggir jalan dekat sekolahmu ya. Yang sering kamu beli itu loh sayang.Ah iya bakso telur! Baksonya Mang Agil. Ia lupa kapan terakhir kali memakan bakso itu. Karena Mang Agil pindah tempat, jadi agak jauh.
Keluarganya juga menyukai bakso telur Mang Agil.Me
Iya Bun nanti aku beliin, sekalian sama Mang Agilnya biar kenyang😊Bunda♡
😒Bunda♡
Nanti kamu yang makan Mang Agilnya sana, Bunda mah ogah.Gadis itu tertawa lebar saat melihat balasan Bundanya yang terlihat lucu. Ya kali dia membeli Mang Agil. Bisa direbus istrinya nanti jadi bakso.
"Kenapa sih Ze ketawa sendiri kaya orang gila." ucap Bella keheranan.
Adella pun melirik Zea yang masih tertawa lalu memilih fokus kembali pada ponselnya. Entah sedang apa.
"Gak kok. Cuma lucu aja." jawab Zea setelah berhenti tertawa.
Ia melihat jam yang ada dipergelangan tangannya. Pukul 15.20. Sudah sore ternyata. Ia harus segera pulang sebelum maghrib dan membeli bakso pesenan Bundanya.
"Guys gue cabut duluan ya. Udah sore nih " ucapan Zea mampu membuat kedua sahabatnya mendongkak.
Tak lama Adella mengangguk.
"Mau gue anterin gak, pake mobil, Bella?" tawarnya."Iya, Ze, kita anterin, ya. Lo kan kesini sama kita tadi." Bella ikut menawari.
Zea menggeleng cepat. Bukannya menolak tapi ia tak ingin merepotkan sahabatnya. Lagipula ia harus mampir membeli bakso terlebih dahulu.
"Thanks. Tapi gue mau mampir dulu. Nanti juga Zidan jemput gue." ucapnya disertai dengan senyum meyakinkan.
"Yaudah kalo gitu hati-hati. Ketemu cogan tolong diabadikan ya Ze" kekeh Bella.
Zea dan Adella memutar bola matanya malas. Sudah biasa.
"Cogan mulu idup lo. Dah ah gue cabut. Bye!" Pamit Zea sambil berlalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
GEOZA
Teen Fiction"Mau gak?" Gadis cantik yang sedang duduk disampingnya mengerutkan kening bingung. "Mau apa?" "Jadi pacar gue." Dia Geovano Abasya Pradistira atau yang kerap disapa Vano. Cowok dingin dan pendiam yang masuk jajaran siswa populer. Dan, panggilan berb...