NETRA [e/c] milikku menilik, memperhatikan jalan lampu merah masih menyala dan aku harus menunggu untuk menyebrang. Setelah melihat lampu merah yang sudah tergantikan dengan warna hijau, aku berjalan. Kopi hangat yang kubeli beberapa menit yang lalu sebelum kemari sedikit aku minum. Tidak pahit, hanya sedikit manis.
Melirik jam pada pergelangan tangan kiriku, sesekali menghela nafas bosan "Astaga, kemana anak itu?" Gerutuku saat sudah sampai pada tempat yang aku tuju.
"[Name]!!!" Aku menoleh menemukan suara yang memanggilku, lantas aku tersenyum melambaikan tangan "Yui!!!!"
Yui adalah sahabatku sejak kami duduk pada bangku sekolah menengah pertama, bahkan sampai kami luluspun aku masih berteman baik dengannya.
"Kau tahu aku tidak menyukai voli Yui." Kataku memasang wajah kesal.
Yui yang tertawa membuatku mengeriyitkan alis "Aku tahu kau lebih suka Dodgeball, tapi setidaknya kau harus melihat pertandingan ini! Selagi kita di Brazil!"
Ah oke, ini Brazil bukan Jepang. Kalau kalian menanyakan kenapa aku dan dia bisa bertemu disini begini ceritanya.
Aku adalah pertukaran pelajar selama setengah tahun disini, Yui hanya cuti kuliah dan pergi menyusulku kemari. Katanyasih untuk merefreshing otak, Yah anak itu memang kalangan berada.
Netraku melihat banner besar sekilas aku mengendik acuh kemudian berjalan menghampiri Yui yang sedang memilih barang pada pedagang disana.
"Ini kubelikan untukmu!" Katanya menyodorkan Jersey timnas Jepang dengan nomor 20 padaku.
"Kenapa kau memberiku ini?"
Yui hanya tersenyum, ia membeli perintilan bendera Jepang ataupun stick untuk mendukung tim "Yui?" Panggilku karena dia yang terlalu asik dengan lightstick yang ia beli.
"Sudahlah itu oleh-oleh untukmu oke? Karena beberapa hari lagi kau akan pulang maka aku membelikan itu untukmu. Anggap saja sebagai kenang-kenangan."
Aku hanya mendesah lelah dan mengiyakan, mataku membaca nama punggung dengan alis yang menaut "Kageyama?" Sedikit tidak asing, tapi biarlah mungkin aku hanya mendengar nama itu sudah lama.
Aku dan Yui duduk pada bangku Tribun. Yui berteriak antusias tangannya mengangkat memperlihatkan perintilan yang ia beli tadi. Sedang aku hanya menopang dagu malas "Hey setidaknya semangati timnas kita [Name]!"
"Iyah iyah." Ujarku malas.
Sorakan menggelora memenuhi arena membuat telinga pekak bahkan aku harus menutup telingaku, Maracanãzinho arena indoor yang berlokasi di Maracanã di zona utara Rio de Jenerio, Brazil. Dipadati ratusan bahkan ribuan orang yang menonton olimpiade Voli hari ini.
Baiklah, sesekali menonton tidak apa-apa bukan? Toh Yui yang membayari.
Satu persatu anggota tim masuk lapangan, lagi-lagi membuat penonton bertepuk tangan.
Jujur saja fokusku seseorang dengan nomor punggung 20 bertuliskan Kageyama. Entah kenapa dia seperti magnet yang menarik atensiku. Oke lanjut, pertandingan dimulai dengan servis. Wooww, aku cukup terkejut dengan bola yang masuk dalam satu kali percobaan saja.
Benar-benar pemain kelas dunia. Yui berteriak histeris, namun aku hanya memperhatikan saja. Untuk apa berteriak, membuat tenggorokan sakit saja.
Tiba saat pemuda Kageyama itu mendapat giliran servis, mataku seolah terkunci dengan wajah datar seriusnya, kedua tangan yang memutar bola. Saat ia melompat membuat pupilku melebar, terlebih bola itu yang masuk ke area lawan.
Kamera menyorotnya, aku bisa melihat dengan jelas wajah pemuda itu. Ah, netra biru gelap yang indah surainya yang sehitam jelaga bagai langit malam.
Pertandingan selesai. Banyak orang yang meminta tanda tangan pada pemain, haha ini lucu. Seperti gerombolan semut mengerubungi satu tetes madu, Yui menarik pergelangan tanganku menuju bawah "Yui! Tunggu mau apa kau?!"
"Meminta tanda tangan! Astaga kau lihat orang luar itu? Dia sangat tampan!! Aku ingin meminta tanda tangannya harus!" Katanya semangat sambil menunjuk pemain luar negeri yang melawan Timnas Jepang hari ini. Tanganku yang satunya masih menggenggam jersey, belum sempat aku masukkan dalam tas ransel.
Badan kecilku sesekali menabrak orang, bahkan aku mengaduh saat orang yang kutabrak bertubuh besar.
Aku menoleh tidak menemukan Yui, astaga bahkan dia memegang tanganku tapi kenapa lepas?!
Baiklah aku harus maju saja kan? Katanya dia ingin meminta tanda tangan pada pemain, tapi aku tidak tertarik.
Langkahku terhenti pada batas lapangan "Aish kemana dia itu." Kepalaku masih mencari, namun aku mendengar seseorang yang memanggilku?
"Hey?"
Aku menoleh menatap kedepan. Disana berdiri pemuda yang mengambil atensiku.
"Umm, me? why?" Tanyaku menunjuk diri sendiri. Tak menjawab, ia mengambil jersey dari tanganku dan mencoretnya menggunakan spidol, tunggu. Bahkan aku masih mencerna keadaan yang sekarang "Here."
Alisku menaut bingung "But, i'm not your fans."
Setelah beberapa detik dia terdiam lantas bibirnya membentuk huruf o kecil sebelum sedikit berteriak,
"NANII?!"Aku terkekeh melihat wajah terkejutnya "Mou daijobu, soreyori servismu bagus etto-" aku melihat jersey yang berada ditanganku dan membaca namanya, dan menatap kembali dirinya.
"...Kageyama-san."
Pemuda dengan nama Kageyama itu terdiam dengan netra biru gelap yang melirik kearah lain "Nihonggo ka? Um. Arigatou gozaimasu."
Aku mengangguk kecil, tubuhku berbalik hendak mencari Yui kembali namun, langkahku terhenti saat suara beratnya berkata "Namae wa nan desu ka?" Seolah dunia hanya ada kami berdua karena netranya lekat menatap kedalam pupil mataku hingga rasanya pipiku memanas.
"[Full name] desu." Kataku dengan senyum.
Mungkin itu adalah pertemuan pertama yang memang tak direncanakan sebelumnya.[]
━━━━━━━━━━━━━━━━━
Ukiyo, Aug 12th 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐅𝐔𝐘𝐔𝐍𝐎𝐇𝐀𝐍𝐀𝐒𝐇𝐈
Fanfiction˚ ༘♡ ⋆。˚ 𝒌𝒂𝒈𝒆𝒚𝒂𝒎𝒂 𝒕𝒐𝒃𝒊𝒐 ↳completed. ❝tolong katakan padaku bagaimana aku harus menutup pintu hati ini?❞ Based anime song Given °Fuyunohanashi° ©𝐮𝐤𝐢𝐲𝐨. 𝐄𝐬𝐭 : 2020/08/11 ©𝖬𝖾𝖽𝗂𝖺/𝖿𝖺𝗇𝖺𝗋𝗍�...