Afterlude : Miya Atsumu

393 51 11
                                    

SUDAH berapa lama sejak kepergian gadis itu? Dua tahun atau lebih? Si pemuda pirang hanya mendengusi diri sendiri, melewati berbagai macam persoalan dalam hidupnyapun ia sudah tidak bergairah.

Andai saja jika malam itu ia tidak pergi keapartemen [Name] dan membuat mereka bertengkar apa kejadiannya akan berubah? Sepertinya tidak, mau ia datang atau tidakpun sepertinya mereka ditakdirkan seperti itu.

"Tsumu~" Atsumu menoleh pada presensi gadisnya yang ikut duduk pada sofa. "Ada apa? Kelihatannya kau sedang senang."

"Terlihat ya? Aku mendapatkan tiket gratis nonton bioskop besok lusa." Lengkungan kurva terbentuk pada wajah si pemuda "Kencan lagi?"

"Yap! Bagaimana setelah kelas usai?" Kepala [Name] bersandar pada bahu, Atsumu melingkarkan tangannya pada pinggang kecil gadisnya "Baiklah, aku akan meminta izin pada Kita-san."

Atsumu tersenyum kecut, ia bahkan masih ingat bagaimana manis wajah gadisnya ketika tersenyum dengan es krim pada sudut bibir "Seperti anak kecil saja."

"Hehe, tidak apa-apa bukan? Tsumu kan selalu memperhatikanku."

Iyah benar Atsumu selalu memperhatikan gadisnya, bahkan ketika tengah malam ia terbangun karena suara tangis. Kala ia melangkah pada ruang dapur yang gelap netra hazel menangkap tubuh gadis itu yang bergetar "[Name] ada ap—"

Perkataannya terhenti saat penerangan membuat fokus pada matanya teralih "Apa yang kau lakukan?!!"

Atsumu tidak pernah mengetahui hal tentang kekasihnya, bahkan saat sudah satu tahun mereka berkencanpun. "Kenapa kau menyakiti dirimu sendiri?"

"Maafkan aku. Tapi hal ini tidak bisa lepas Tsumu." Benar, [Name] selalu melakukan self harm untuk dirinya. "Bodoh! Kau itu bodoh atau apa?!"

Atsumu menjongkokan tubuh pada gundukan tanah, mengusap pusara disana dengan pandangan sendu.

"Sudah kukatakan untuk menjauhi diri dari benda tajam!" Membanting silet, serta pisau kecil yang ia temukan pada laci rias kekasihnya Atsumu menatap penuh amarahnya. Mengerling pada pergelangan tangan yang tertutupi perban "Kau berjanji padaku, tapi buktinya apa?!"

"Gomen. Aku masih belum bisa mengendalikannya." Atsumu merengkuh figur mungil kekasihnya, membenamkan wajah pada ceruk leher "Kumohon aku tidak ingin melihatmu seperti itu, kumohon berubahlah demi aku." [Name] mengusap punggung Atsumu "Iyah akan kuusahakan."

"Aku akan menjadi obatmu."

Miya Atsumu masih tidak percaya bahwa [Full name] akhirnya benar-benar pergi meninggalkan dirinya. "[Name] obat apa ini?"

"Apa maksudmu?"

"Ini."

"Oh ini, hanya vitamim." Atsumu tahu ia tidak terlalu pintar dalam hal pelajaran seperti Kita, tapi Atsumu tahu bahwa botol obat ini bukanlah sebuah vitamin.

"Sudah berapa lama?"

"Apanya?"

Atsumu menyugar surai "Jangan pura-pura tidak tahu."

Gadis itu menatap cermin rias didepannya, kantung mata hitam karena mimpi buruk sering terjadi setiap malam.

"SMP, keluargaku bukanlah serba ada. Bahkan apartemen inipun harus didapatkan oleh utang oleh Ayah. Ibu mati-matian membangun kedai namun masih sepi pengunjung. Mereka selalu bertengkar titik akhirnya aku dipindahkan disini hanya mungkin agar mereka lebih tenang bertengkar."

𝐅𝐔𝐘𝐔𝐍𝐎𝐇𝐀𝐍𝐀𝐒𝐇𝐈 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang