ANGIN menyapanya lembut kala ia membuka jendela kamar apartemen, tergambar senyum pada wajah gadis itu. Ia beranjak menuju dapur, mengambil mug dan menyeduh segelas susu hangat. Tangannya meraih roti tawar dan memasukkan kedua roti pada panggangan. Panggangan yang baru ia beli dua hari yang lalu dengan tabungan yang ia kumpulkan.
Otaknya melayang mengingat kejadian itu, dimana Kageyama dan dirinya menyatakan sebuah perasaan. Ia terkekeh kecil, suara dari panggangan roti menginterupsi pikirannya. Dia mengambil selai dan mengoleskannya, suara ponsel membuat langkahnya beranjak dari sana. Tangan kiri meraih dan menggeser icon telfon hijau dan menaruh pada telinganya "[Name]?"
"Hai, Kaa-san?"
Wanita disebrang sana tersenyum lembut "Bagaimana kabarmu? Kuliahmu bagaimana? Keadaanmu apa baik-baik saja? Kaa-san merindukanmu."
"Kabarku baik, kuliahku lancar ah saat itu aku menjadi asisten dosen selama sebulan dan sekarang aku sedang mengerjakan tugas akhirku. [Name] juga merindukan Kaa-san. Dan keadaanku baik-baik saja." Ujarnya mengigit roti panggang, ia mendudukan bokongnya pada singel sofa.
"Yokatta na, Kaa-san selalu mendoakanmu [Name]. Berkunjunglah kemari jika kau ada waktu ya?" Kedua orang tuanya berada di Kyoto, jika ditilik kenapa ia bisa berada di Tokyo dan berkuliah pada Universitas bergengsi karena ia menerima beasiswa.
Tak menyia-nyiakan kesempatan tentu saja, mengingat dulu ia mengandai-andai untuk kuliah disana. Beruntung kedua orang tua memahami walaupun dipenuhi sedikit cekcok antara keduanya.
"Tentu, aku akan membawakan Kaa-san oleh-oleh Tokyo. Bagaimana dengan Tou-san?"
"Haha tentu, Tou-sanmu baik. Ah [Name] Kaa-san tutup telfonnya, kedainya agak sedikit ramai. Jaga dirimu baik-baik Kaa-san menyayangimu. Ingat untuk selalu senang sayang. Jaa~"
"Um, [Name] juga menyayangi Kaa-san." Sambungan terputus, [Name] menaruh ponsel pada meja kaca ruang TV. Beranjak untuk mengambil piring roti panggang yang tertinggal di dapur.
Kembali duduk pada singel sofa, meraih remot dan menyalakannya. Wajah yang pertama kali terpampang adalah Kageyama Tobio yang sedang mengiklankan sebuah produk makanan, [Name] terkekeh saat wajah yang tidak berubah tersenyumpun tidak.
Tapi, yang menjadi ciri khas seorang Kageyama Tobio adalah itu. Yang membuatnya jatuh cinta pada sang setter.
Ia ingat bagaimana kecanggungan keduanya saat memanggil nama masing-masing "[N-name]." Keduanya yang saat itu resmi berpacaran, ah ini konyol mereka seperti bocah berumur tanggung.
"Ya?" Awalnya [Name] pikir Kageyama adalah tipe orang yang seperti blak-blakan atau tidak memikirkan apapun namun tak disangkanya adalah pemuda itu bisa pemalu juga. Lucu saja melihat wajahnya yang kadang memerah.
"Ah, aku membuat pudding tunggu sebentar akan aku ambilkan." Bukannya mengelak tapi memang suasananya cukup canggung bagi mereka berdua, tangannya memotong puding yang telah padat itu mengambil vla dan menaruh diatasnya. Langkah beranjak dari dapur dan Ia menaruh di meja kecil ruang TVnya.
"Makanlah T-tobio. Aku ingin kau mencicipinya." Oh bahkan suaranya terlihat gugup.
[Name] beranjak membuka pintunya, ia memberikan akses melebarkan pintu dengan cat putih itu. Membuka jaket hitam, kacamata, dan maskernya memperlihatkan wajah Kageyama Tobio.
Benar, bintang iklan di TV itu kini berada di depannya.
Tidak mengejutkan baginya, karena ia terbiasa dengan kehadiran Kageyama yang tiba-tiba di apartemennya. Contoh, saat itu ia baru pulang dari kampus pada jam malam, menemukan sepatu putih dengan ukuran kaki yang cukup besar dalam rak sepatu.
Dan menemukan Kageyama yang sudah tertidur dalam kamarnya.
"Bagaimana dengan latihanmu Tobio?" Tanya [Name] menuju dapur diikuti oleh Kageyama seperti anak anjing mengikuti majikan.
"Kapten memundurkan jam latihannya, jadi aku disini terlebih dahulu." [Name] hanya ber oh ria, netra biru gelap pemuda itu menatap punggung kecil yang sedang mengambil nasi pada mangkuk.
Merasakan lengan kekar yang memeluk pinggangnya membuat [Name] tersentak "Kau mengagetkanku Tobio." Kageyama terkekeh mengecup puncak kepala gadis tersebut.
"Aku memasakan makanan kesukaanmu." Kageyama menyandarkan dagunya selagi hidungnya membaui ceruk leher sang gadis "Aku akan memakan itu nanti. Aku masih merindukanmu."
Kageyama merindukan sensasi kehangatan yang sekarang ia rasakan, bagaimana harum surai yang jatuh menyentuh punggung dan merindukan bagaimana wajah gadis itu yang memerah karena ulahnya.
Kageyama hanya mencintai gadis yang tengah ia rengkuh dalam pelukan eratnya seperti sekarang.[]
━━━━━━━━━━━━━━━━━
Ukiyo, Aug 16th 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐅𝐔𝐘𝐔𝐍𝐎𝐇𝐀𝐍𝐀𝐒𝐇𝐈
Fanfiction˚ ༘♡ ⋆。˚ 𝒌𝒂𝒈𝒆𝒚𝒂𝒎𝒂 𝒕𝒐𝒃𝒊𝒐 ↳completed. ❝tolong katakan padaku bagaimana aku harus menutup pintu hati ini?❞ Based anime song Given °Fuyunohanashi° ©𝐮𝐤𝐢𝐲𝐨. 𝐄𝐬𝐭 : 2020/08/11 ©𝖬𝖾𝖽𝗂𝖺/𝖿𝖺𝗇𝖺𝗋𝗍�...