Jan 30th, 2021
Dalam hujan lebat mengguyur bumi. Satu wanita berdiri menatap pusara ia terdiam lolosan air mata itu mengenang dan jatuh "Bodoh... bodoh.. kau bodoh sekali [Name]... kenapa kau bertindak seperti ini?..."
Yui ingat, saat itu tengah malam.
Dec 31st, 2018
Seoul, Korea 24.00 malam.
Telfonnya berdering membuat Yui membuka matanya, ia mengambil nafas panjang sebelum berkata "Halo?"
"Yui... apa aku membangunkanmu?" Pertanyaan retoris membuat Yui menggumam, ia menoleh pada sisi kirinya sang suami yang tertidur lelap.
"Kau sudah tahu jawabannya, tapi ada apa?" Yui sebenarnya sudah mengetahui tabiat sahabatnya, jika gadis itu menelfon malam maka ada yang sedang tidak beres dengannya.
"Yui.. kau melihat beritanya bukan?" Bibir yang awalnya hendak menanyakan kembali bungkam sesaat suara diseberang sana berkata "Tobio.. meninggalkanku untuk selama-lamanya."
Yui yang awalnya diam, lantas beranjak dari kamarnya menuju ruang tengah mengambil remot dan menyalakan TV. Ia sedikit mengecilkan volume agar anak perempuannya tidak bangun, pupilnya melebar kala melihat judul berita dengan tulisan hangul disana.
Yui tidak menyangka. Entah apa yang harus ia perbuat dengan sahabatnya yang kini mungkin sedang mendekam dalam kamar gelap. Terlebih beritanya sudah lewat dari lima hari yang lalu.
Andai wanita itu ada disana memeluk tubuh yang tengah bergetar hebat, atau membisikan sesuatu kalimat agar menenangkannya. Namun pikiran Yui kini seolah beku, ia tidak tahu apa yang harus ia perbuat "[Name]... maaf. Aku tidak ada disana bersamamu." Yui mengigit bibirnya kuat, ia menangis.
Membayangkan ekspresi apa yang tengah gadia itu pasang, "Aku tahu.. Yui. Tidak apa-apa."
Tidak, Yui tahu. Sebagaimana seraknya suara gadis itu, mungkin ia sedang menahan tangis pada tengah malam.
"Aku hanya seperti kehilangan jiwaku. Dia membawanya Yui, seluruh hatiku ada bersamanya."
Yui mengusap wajahnya lelah, "Kumohon kuatlah [Name]—"
"TIDAK!!! DIA MENINGGALKANKU!!! DIA SANGAT JAHAT! TANPA MENGUCAPKAN SELAMAT TINGGAL, AKU DITINGGALKAN YUI! Aku... harus bagaimana.."
Wanita itu menatap lekat layar TV yang sedang menayangkan jam malam, Yui tahu [Name] sedang menangis sekarang dan Yui tahu bahwa gadis itu sedang menahannya "Kau harus hidup [Name], aku yakin Kageyama juga menginginkan hal itu."
Sambungan telfon itu mati sepihak. Membuat Yui mengigiti kuku jempolnya khawatir "Ada apa?" Ia menoleh menatap suaminya, Yui menangis menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan "Kumohon aku ingin pulang ke Jepang... Aku ingin [Name] tidak berfikir bahwa ia yang seharusnya menggantikan Kageyama."
Yui tersenyum kecut, melihat pusara yang tertulis dengan nama sahabatnya "Gomen, baru sekarang aku mengunjungimu. Gomen [Name]... aku bukanlah sahabat yang baik untukmu..."
June 30th, 2020.
Seoul, Korea 24.00 malam.
Yui meremas bajunya. Harus bagaimana lagi caranya ia menyemangati gadis itu? Berkali-kali mulutnya berkata untuk mengikhlaskan yang terjadi dan jangan menyalahkan diri gadis itu namun nampaknya seperti tidak membuahkan hasil.
Terlebih hanya gumaman kurang semangat yang dapat terdengar berkali-kali Yui berceloteh tentang ini itu padanya.
Yui khawatir. Terlebih hari ini ia tidak bisa tertidur dengan nyenyaknya entah kenapa.
Ia menoleh melihat ponselnya yang bergetar, tangannya meraih ponsel itu dan menatap notif pesan tertera disana.
My Dearest [Name]
Yui... hey... maaf aku menganggumu. Menurutmu jika aku meninggalkan dunia ini apakah aku bisa bertemu dengannya? Mungkin tidak ya? Kuharap mungkin dapat bertemu dengannya.
Tobio, dia melamarku. Orang itu bodoh yah? Setelah ia meninggalkanku dia malah melamarku.
Yui sahabatku, aku mengetik ini karena kau adalah sahabat terbaikku. Aku ingin mengatakan sejujurnya, bahwa aku sudah tidak bisa lagi bertahan lebih lama. Rasanya percuma saja. Hidupku sudah tidak ada apa-apanya. Aku menyadari itu, aku bangun keesokan harinya dan tersadar apa yang harus aku cari di kota ini?
Yui, maaf. Kumohon maafkan aku. Aku meninggalkanmu juga, tapi aku sangat berterimakasih kepadamu.
Jika saja kau tidak menyeretku pada olimpiade Brazil saat itu aku mungkin tidak akan bertemu dengannya. Secara kau membantuku menemukan labuhan hatiku.
Namun Yui, kali ini ia pergi jauh. Dan aku akan menyusulnya untuk mengucapkan maafku kepadanya karena aku yang saat itu tidak memberinya kesempatan memperbaiki hubungan kami.
Yui.. selamat tinggal... ucapkan salamku pada anakmu. Aku menyayangimu sahabatku.
Dengan lolosan air mata jatuh memburamkan pandangan, ia menekan icon panggilan.
Namun yang ia dapatkan hanya sebuah panggilan tak bertuan. Dan Yui menyesali malam itu yang tidak ada disana bersama dengan [Full name] yang benar-benar meninggalkannya.[]
━━━━━━━━━━━━━━━━━
Ukiyo, Sep 16th 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐅𝐔𝐘𝐔𝐍𝐎𝐇𝐀𝐍𝐀𝐒𝐇𝐈
Fanfiction˚ ༘♡ ⋆。˚ 𝒌𝒂𝒈𝒆𝒚𝒂𝒎𝒂 𝒕𝒐𝒃𝒊𝒐 ↳completed. ❝tolong katakan padaku bagaimana aku harus menutup pintu hati ini?❞ Based anime song Given °Fuyunohanashi° ©𝐮𝐤𝐢𝐲𝐨. 𝐄𝐬𝐭 : 2020/08/11 ©𝖬𝖾𝖽𝗂𝖺/𝖿𝖺𝗇𝖺𝗋𝗍�...