Chapter 7

918 97 8
                                    

"Ris ..., aku minta maaf? Aku janji tak akan mengacak-acak barangmu lagi!" ucap Naya memohon.

"Tidak!" balas Rissa menggeleng tegas.

Rissa memegang pergelangan tangan Naya kuat, takut-takut jika dia kabur lagi. Sudah cukup dia bersabar menghadapi teman sekamarnya yang selalu membuatnya naik darah.

"Ris, kau tau bukan. Jika aku tak sengaja mengacaknya. Aku hanya mencari ...."

"Jangan banyak alasan!"

"Aku janji ini terakhir kalinya aku mengusik barangmu!"

"Tidak akan semudah itu ferguso!"

Naya masih memelas berharap Rissa akan melepaskannya seperti sebelum-belumnya. Mereka yang terus berdebat tak memperhatikan jika sekarang sudah menjadi pusat perhatian.

"Bisakah kalian berhenti!" interupsi Arsen yang berhasil membuat mereka memperhatikannya.

Mereka mengedipkan mata menatap Arsen lalu beralih menatap Grizelle yang terlihat santai.

"Wah," ucap Rissa saat menatap Grizelle.

"Dia siapa? Aku baru pertama kali melihat rambut putih yang dipadukan dengan mata merah," bisik Rissa mendekati Naya.

Naya mengangkat bahu tak tahu, "Sepertinya mereka murid baru," ucapnya.

"Kami memang murid baru," ucap Grizelle yang membuat mereka terkejut.

"Sekeras itukah kita bicara?" tanya Rissa yang tak bisa menutupi keterkejutannya.

"Aku rasa tidak,"

Arsen memutar bola matanya malas menatap mereka yang terus saja berbisik memperhatikan Grizelle, "Zel, mungkin kau bisa bertanya pada mereka nomor kamarmu!" perintah Arsen.

Grizelle mengangguk lalu maju lebih dekat, "Bisakah aku bertanya?" izinnya yang langsung diangguki mereka.

Menyodorkan kunci kamar, "Tau nomor kamar ini?" sekali lagi mereka mengangguk.

Memutar bola mata, "Bisakah kalian menjawabku dengan suara!" anggukan lagi yang didapat.

"Oh, ya kami tau!" sadar Naya saat menatap mata merah Grizelle yang terlihat kesal.

"Bisakah kalian mengantarku?" tanyanya.

"Tentu. Dengan senang hati," sahut Naya tersenyum manis.

"Itukan nomor kamar kita, Nay," ucap Rissa setelah berhasil mengingat nomor kamarnya.

Naya mengangguk, "Memang. Makanya aku akan mengantar teman sekamarku yang cantik ini,"

Grizelle mengangguk mengerti lalu mengulurkan tangan, "Grizelle. Grizelle Bothine Eletrica,"

Mereka dengan kompak memiringkan kepala tak mengerti.

"Ck. Perkenalan," ucap Arsen kesal melihat mereka yang lemot.

"Ohhhh," sahut mereka sambil mengangguk-angguk paham.

Rissa langsung menyambut tangan Grizelle dengan antusias, "Nerissa Natuerlik, panggilannya Rissa," memberikan senyum manisnya.

Naya tak mau kalah, langsung menarik tangan Grizelle yang membuat sang empu sedikit tersentak kaget. Rissa menatap tajam Naya yang seenak jidat menggangu sesi perkenalannya.

"Nayara Avani, cukup panggil Naya," kenalnya mengedipkan mata.

Grizelle tersenyum melihat keantusiasan mereka menyambut teman sekamarnya. Menoleh menatap Arsen yang juga ikut menatapnya.

The Legend Of The DaggerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang