Chapter 28

608 64 4
                                    

JLEB

Pedang yang di selimuti cahaya kemerahan menancap sempurna di atas tanah. Pemilik pedang segera bersimpuh dengan lutut kanan menempel pada tanah.

"Apa yang Tuan lakukan?" tanya Grizelle bingung.

Ansen mendongak, menatap Grizelle dengan senyuman lembutnya. "Sudah saatnya Putri menerima sumpah kami."

Tepat selesai Ansen berbicara, para kesatria menancapkan pedangnya di atas tanah lalu bersimpuh seperti Ansen.

Grizelle diam, dirinya bingung mau melakukan apa karena ini pengalaman pertama untuknya.

"Putri, cepat atau lambat Putri akan segera menerima sumpah kesatria dari mereka. Mereka semua sudah menanti momen seperti ini selama hidupnya," ucap Deila menjelaskan. Tangannya menarik telapak tangan Grizelle sebelum menaruh sebuah pedang dengan ukiran listrik di pangkalnya. "Jadi, maukah Putri menerima sumpah mereka?" tanya Deila penuh harap menatap netra merah Grizelle.

Grizelle menatap pedang di tangannya yang nampak bersinar akibat terkena cahaya bulan. Dirinya dapat melihat dengan jelas mata merah yang terpantul di pedang tersebut.

Wajah mereka nampak cemas menanti jawaban Grizelle. Wajar saja jika Grizelle terkejut, karena dia belum dikasih tahu jika akan menerima sumpah kesatria malam ini.

"Apa Putri tak ingin menerima sumpah?"

"Aku tidak tahu. Tapi ku harap Putri mau menerimanya."

"Kau benar. Bagi mereka, melakukan sumpah dengan Putri Grizelle merupakan suatu impian terbesar dalam hidup mereka."

"Aku setuju,"

Bisik-bisikan para wanita terdengar jelas di telinga Grizelle dan para kesatria yang nampak semakin tegang.

Netra merah Grizelle menatap para pria dari ujung kanan hingga ujung kiri dengan sorotan tajamnya. "Mari kita lakukan!" ucap Grizelle tegas.

Bibir mereka semua tertarik dengan sempurna. Kebahagian nampak jelas di wajah mereka.

Ansen berdehem membasahi tenggorokannya sebelum mengucapkan sumpah kesatria mewakili yang lainnya. "Saya, Ansen Fintan mewakili Kesatria Macan Kumbang bersumpah akan mempersembahkan nyawa dan keyakinan kami hanya pada Putri Grizelle Bothine Eletrica!"

Hembusan angin menerpa wajah cantik Grizelle serta menerbangkan anak-anak rambutnya. Netra merahnya nampak bersinar membuat mereka semua kian takjub dan terpesona.

DEG

DEG

DEG

Pedang digenggaman Grizelle terangkat lalu menempatkannya tepat di atas pundak kanan Ansen, "Aku ... menerima sumpah kalian!"

CCLLRRAAATTT

CCLLRRAAATTT

CCTTTAAARRR

CCTTTAAARRR

"KYAAA!"

"AAAAA."

Teriak mereka dengan menutup kedua telinganya akibat mendengar kilatan petir yang tiba-tiba menyambar. Langit seakan tak ingin ketinggalan memeriahkan acara malam ini begitu juga para binatang yang saling bersahut-sahutan.

Grizelle menatap langit yang nampak biasa saja, seakan petir tadi tak pernah terjadi. Jantungnya masih berdetak cepat, ada rasa takut namun juga lega dalam hatinya.

"Tak perlu takut Putri. Petir tadi merupakan sebuah ucapan selamat untuk Putri. Itu tandanya langit memberkahi Putri," ucap Ansen yang masih dalam posisinya.

The Legend Of The DaggerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang