Chapter 10

814 97 1
                                    

"Dia ...."

"Lari!" potong Grizelle membuat Naya menatapnya tak percaya.

"Kenapa ...?" gumam Naya yang masih dapat mereka dengar.

Grizelle menatap Naya dengan wajah datarnya, menunggu teman sekamarnya melanjutkan ucapannya.

Naya terisak, menatap Grizelle dengan sorot ketakutan dan kebencian. "KENAPA KAU MEMBUNUHNYA?" teriaknya.

Grizelle tak bergeming, "Lari, Nay!" perintahnya lagi sebelum mengalihkan pandangan ke Arsen yang sejak tadi terus menatapnya. "Kau percaya padaku?" tanya Grizelle yang langsung diangguki Arsen, meskipun dia tak mengerti. Tapi Arsen yakin, jika Grizelle memiliki alasan dibalik tindakannya.

"Bawa mereka pergi! Bawa mereka ke kamarmu!" titahnya semakin membuat Arsen tak mengerti.

"Kenapa ke kamarku, Zel?"

Grizelle menatap mayat Phelan, "Jangan pernah menoleh ke belakang! Teruslah lari!"

"Tapi kenapa? Tak bisakah kau menjelaskannya sekarang?" desak Arsen membuat Grizelle menghela napas kasar.

Vincent menatap Grizelle tajam, "Aku tak tau apa masalahmu dengan Phelan. Tapi kenapa ... kenapa kau begitu mudahnya mengambil nyawanya. APA KAU TAK PUNYA HATI, HAH?" teriak Vincent murka.

Grizelle tak membalas, tetap diam dengan raut datarnya. Matanya terus memindai sekitar. 'Terlalu dekat,' pikirnya.

Menghela napas sebelum menatap satu per satu teman-temannya. Ah, masihkah dia pantas disebut teman? Naya dan Rissa terus menangis, Vincent menatapnya tajam, dan Arsen dengan sorot bertanya.

Grizelle sangatlah tahu, jika dua temannya sangatlah baik hati dan lemah lembut. Walaupun mereka baru berkenalan tapi Phelan tetaplah teman sekelas mereka dan sudah bersama selama 4 bulan meskipun tak pernah bertegur sapa. Jadi, Grizelle memakluminya jika mereka menangis hingga sesenggukan.

SREK

"LARI!" teriak Grizelle membuat Arsen langsung menarik Naya dan Rissa. Vincent yang tak mengerti menatap tajam Grizelle sebelum mengikuti Arsen.

Grizelle menatap semak belukar begitu lebat yang terus bergoyang. Mengeratkan pegangan di belatinya hingga menimbulkan aliran listrik kecil disekitarnya.

GGGRRRRR

Mengerutkan kening bingung, "Anjing atau monyet?" gumam Grizelle menatap 5 hewan yang keluar dari balik semak dengan tubuh monyet tapi kepala anjing.

GUK

GUK

TAP

TAP

TAP

TAP

TAP

GGGRRR

"Ternyata kau memang gadis istimewa, ggrr. Humm, aromamu sangat wangi," ucap salah satu dari mereka dengan mata tajamnya.

"Siapa sebenernya kalian?" tanya Grizelle dengan kuda-kudanya, bersiap jika mereka langsung bergerak menyerangnya.

"Ggrrr! Kau tak tahu kami, heh?" tanya pojok kiri tak percaya.

Grizelle mengangguk cepat, dia memang benar-benar tak tahu siapa mereka.

Anggukan Grizelle membuat mereka marah hingga menggeram keras.

GGRROOAAARR

"LANCANG SEKALI KAU TAK MENGENALI KAMI?"

The Legend Of The DaggerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang