Chapter 9

875 89 1
                                    

"Setiap elemen memiliki kelemahan dan kekuatan dalam menghadapi elemen lainnya. Contohnya elemen air," mengeluarkan gumpalan air seperti bola dari telapak tangannya, "di perkuat oleh bumi dan listrik, tapi lemah oleh udara."

"Jika kita memperkuat air dengan bumi apa yang akan terjadi, Pak?" tanya salah satu murid setelah mengangkat tangannya.

"Kalian bisa membuat lumpur dan membunuh lawan dengan menenggelamkannya atau membuat aliran sungai yang deras dari tanah dan air. Selain itu, kalian tidak bisa asal berkolaborasi dengan elemen lain jika kekuatan kalian tidak seimbang. Karena akan sangat bahaya jika hal itu terjadi. Mengerti?" terang Pak Bassil.

"Mengerti, Pak," koar mereka.

"Baiklah pertemuan hari ini sampai disini. Persiapkan diri kalian untuk minggu depan! Kalo begitu selamat siang?"

"Siang, Pak,"

Setelah tak melihat Pak Bassil, Arsen memutar tubuhnya menatap Grizelle. "Zel?" panggilnya.

Grizelle hanya bergumam membalas panggilan Arsen.

"Zel?"

"Hm,"

"Grizelle,
tatap aku!" perintah Arsen kesal.

Grizelle mendongak, menatap Arsen dengan wajah datarnya.

"Zel, kau sudah bisa menggunakan elemenmu?" tanya Arsen hati-hati, takut menyinggung perasaan Grizelle.

"Bisa,"

"Serius?" kaget Arsen.

Grizelle mengangguk.

Aesen tersenyum mendengarnya, "Syukurlah."

"Hei, Sob?" sapa seseorang dengan menepuk pundak Arsen.

Arsen melirik malas, "Ck," decaknya kesal karena menggangu waktunya dengan Grizelle.

Vincent tak menghiraukan ketidaksukaan Arsen, menatap Grizelle yang sejak awal menarik perhatiannya.

"Sen, kau tak berniat mengenalkan kami?" sindir Vincent.

"Dia Vincent dan sebelahnya Phelan," ucap Arsen malas.

Grizelle mengangguk mengerti.

"Hhmm, Grizelle bolehkah aku bertanya?" izin Vincent sambil mempertemukan jari telunjuknya di depan dada.

"Iya,"

"Apakah elemenmu bisa berkolaborasi denganku?"

Dahi Grizelle berlipat halus, "Aku tak tau," jujurnya.

"Kalian tidak bisa kolaborsi," ucap Phelan.

"Dari mana kau tau?" tanya Vincent tak terima.

"Dari buku," jawab Phelan acuh.

"Aku?" tanya Arsen ingin tahu menatap Phelan. Dia sangat berharap bisa berkolaborasi dengan Grizelle. Karena dengan itu, dia bisa menemui Grizelle dengan alasan latihan.

"Api ya!" gumam Phelan dengan kerutan halus, "sepertinya bisa," ucapnya berhasil mengingat bacaannya beberapa minggu lalu.

Arsen tersenyum berbanding terbalik dengan Vincent yang mencak-mencak tak terima.

"Grizelle?" panggil seorang gadis cantik menghampiri mereka.

"Kenapa, Nay?"

"Aku dan Rissa mau latihan sekarang. Apa kau mau ikut atau ...."

"Aku ikut," potong Grizelle sambil berdiri, menarik atensi Vincent dan Arsen yang sedang berdebat.

"Mau kemana?" tanya mereka kompak.

The Legend Of The DaggerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang