Chapter 34

562 58 0
                                    

Kobaran api terus melahap rumah-rumah warga hingga menjadi abu. Asap hitam pun melambung naik ke atas langit menciptakan gumpalan awan hitam.

Teriakan pilu serta tangisan ketakutan semakin membuat kerajaan tersebut semakin kacau. Para warga berlarian ke sana kemari menghindari kristal-kristal es yang terus menyerang dari berbagai sisi.

SYUUNG

SYUUNG

JLEB

JLEB

"Akh."

"AKHH!"

"Mama hiks ma ...."

"Kakak dimana? Hikss ... hiks,"

GRUDUK

GRUDUK

"KYAAA,"

"HUWAAA,"

SRUUK

SRUUK

JLEB

JLEB

"Ampuni kami, Tuan!"

"Cih."

SYUNG

ZREET

TUK

Daratan Eliopi Kingdom penuh dengan darah dan organ tubuh manusia. Dari balita hingga lansia. Mereka dengan sadis membantai mereka tanpa ampun. Tak ada penyesalan dalam tatapan mata mereka saat melakukannya.

Tanpa sedikit pun rasa iba, tangan mereka kembali mengayunkan pedang serta elemen ke seluruh rakyat. Menghantam mereka hingga tubuhnya hancur berserakan.

"Ternyata kau masih serakah seperti biasa," tukas pria bersurai hitam pekat dengan netra merah darah.

"Bukankah dengan begitu aku jadi mirip seperti kalian ... bangsa iblis," sahut orang itu tersenyum miring.

JLEB

"AKHH!" teriak seorang kakek Eliopi Kingdom merasakan nyeri hebat di bahu atas.

Pedang dalam genggamannya kembali terayun dan langsung menebas kepala kakek itu saat dia ingin memohon ampun.

ZREEET

CROOTT

"HAHAHAHA!" si Iblis terbahak melihat kebengisan Raja Gerfio. "Kita tak sama, Gerfio. Kau hanya manusia tamak dan terobsesi dengan kekuasaan. Sedangkan aku tidak," lanjutnya menatap nyalang.

"Yayaya, kita berbeda. Puas?" sengit Raja Gerfio memutar bola mata malas.

"Ya," angkuh si Iblis. "Kau tak ingin kembali dan bertemu istri cantikmu, heh?"

"Jangan memancingku, Setan!" peringatnya sambil menghapus noda darah di baju zirahnya.

Mata si Iblis membola, "Hei, berhentilah memanggilku setan! Aku ini iblis yang akan meneruskan takhta raja."

Raja Gerfio memberikan tatapan merendahkan, "Kau yakin? Apa kau tak ingat jika dia penerus sah kerajaan iblis."

Si Iblis terdiam lalu matanya menyala menyadari jika ucapan Raja Gerfio benar adanya, "Itu tak akan pernah terjadi."

"Cih, apa kau yakin? Gadis itu sudah melaksanakan penobatan kaisar dan itu tandanya mereka sudah bisa melakukannya," sentak Raja Gerfio geram.

Si Iblis menggeram marah membuat Raja Gerfio puas. Netra biru terangnya menatap prajurit yang tak jauh darinya.

The Legend Of The DaggerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang