CHAPTER XXIII ■ KAMU CANTIK DARI YANG KAU TAU

10 1 0
                                    

"Woy Kei!"

"Etdah budeg apa?"

"KIREINA SORAYA WOY!"

"Allahuakbar!" Aku kaget bukan main karena tangan seseorang yang tiba-tiba menarik tasku dari arah belakang.

Aku berbalik memastikan siapa yang menarik tas milikku dari belakang. Dan mendapati si monyet Nino bertingkah lagi.

"Kaget gue sat" umpatku sebal

"Astaga gue itu kaka elo. Habisnya di panggil juga kagak dengar. Budeg emang lu" bukan Nino kalau gak ngajak berantem. Punya kakak emang begini nasibnya.

"Yakali kan pake headset, gimana sih bambank"

"Nama gue Nino Deraya ya. Anak gantengnya Pak Raya Henderi dan Ibu Asyura Elinah" protesnya tak terima

"Eh? Bentar kok lo ada disini? Ini kan univ gue?"

"Emang gak boleh?"

Aku membuang nafas kasar. Malas untuk berdebat dengan orang kayak Nino. Adanya semakin tua karena emosi melulu.

"Tadi ada urusan sama bem disini, sekalian gue reuni sama teman lama. Eh taunya ketemu lo" ungkapnya

"Terus elonya kagak dengar, emang karena budeg sih. Jadi gue samperin eh malah dikatain. Nasib jadi kakak yang baik hati gini" cerocos Nino panjang lebar.

"Lebay lu monyet" balasku

Saat asik mengobrol dengan Nino, tiba-tiba terdengar kembali namaku dipanggil oleh seseorang dari arah berlawanan.

"Kei! Kekeyi!"

Tanpa menoleh ke arah suara pun aku tahu siapa pemilik suara cempreng ini.

Cari mati si Gilang.

"Hahahaha Lah Kekeyi? Emang sih kembaran sama Kekeyi" ledek Nino

"Loh? Bang Nino? Ada urusan apa bang kemari?" Tanya Gilang yang sudah berada berdiri tepat diantara kami.

"Oh biasa urusan bem. Sekalian reuni sama temen yang ngampus disini" Gilang hanya ber-OH ria setelah mendapatkan penjelasan dari Nino

"Buat apa tadi manggil gue?" Selaku diantara obrolan kecil Gilang dan Nino

"Ah... itu ditungguin noh sama Arka."

"Hah? Ngapain?" Gilang hanya mengangkat bahu acuh tidak tahu alasan dibalik kedatangan Arka

"Kok gak kabarin?" Tanyaku lagi

"Lah situ nomernya kagak aktif gimana sih?"

"Ohh iya ya." Aku mengangguk pelan membenarkan karena memang ponselku mati kehabisan baterai.

Si Nino masih setia mendengarkan percakapan kami. Dan aku tahu dari tatapannya, sebentar lagi bakal bicara yang enggak bener.

"Apanih? Lu pacaran sama Arka?" Nah kan, meleset pemirsa. Begini-begini kakak gue sok tahu.

"Sok tahu. Enggak lah"

"Enggak atau belum?" Tambah Gilang menginterogasi

"Bodo" jawabku kesal sembari meninggalkan keduanya

◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇

"Kei!"

Aduh siapa lagi nih? Dari tadi Kei dipanggil melulu.

"Oh? Echa."

"Ada apa? Mukanya gitu amat?"

"Oh enggak. Itu tadi ketemu kak Nino sama Gilang. Rese emang mereka jadi badmood begini" jelasku

Sunflower [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang