CHAPTER X ■ HARAPAN SEMU?

25 9 0
                                    


"Wah! Kak Arka jago banget!"

"Kak Gilang semangat!"

"Kyaaaaaaa! Gila Arka keren banget!"

Diteriknya matahari saat ini, para siswi-siswi tengah bergerombol menonton pertandingan basket antar sekolah yaitu SMA Nusa vs SMA Bangsa. Dan dalam gerombolan anak cewek-cewek tentu saja ada kami disana.

"Ish. Mereka ribut sekali" protes Lena.

"Cemburu ya?" Godaku kepada Lena.

"Enggak. Tapi itu tuh si monyet keenakan"

"Haha susah emang punya pacar anak basket Len"

Walaupun sudah kutahu bakalan seheboh ini, tapi ini seperti diluar ekspetasi. Popularitas Gilang dan Arka bukan hanya sebatas lingkup sekolah melainkan sampai ke sekolah lain. Aku pikir Lena harus mencemaskan hal ini. Sebucin-bucinnya Gilang, tidak ada yang tahu sebelum sesuatu hal terjadi. Sebaiknya Lena harus kuberitahu untuk tidak lupa mengunci kandangnya haha.

"Halo kak Kei" sapa seseorang.

"Halo kak Lena" sambungnya yang juga menyapa Lena di sampingku.

"Hi Felisyah. Lama gak ketemu" balasku ramah.

"Iya nih kak. Gak enakan sama kak Arka kalau nempel mulu" jelasnya sambil malu-malu

"Loh? Udah putus ya sama Arka" sela Lena ditengah percakapan kami.

"Aku gak pacaran sama kak Arka, kak." jawab Felisyah terkejut.

"Kirain Fel, habisnya kalian kan sempat barengan mulu." Tambah Lena

"Ah, iya itu karena baru awal masuk sekolah kak"

"Kudengar kamu sempat di cegat sama cowok-cowok sekolah lain ya? Untung ada Arka pas kejadian." Kata Lena sambil membuka biji kuacinya.

"Iya kak. Tapi udah kelar kok" ungkap Felisyah sambil mengambil kuaci yang ditawarkan Lena kepadanya.

Untuk beberapa menit kami bertiga hanya fokus mengupas kulit biji kuaci. Pertandingan basket di hadapan kami ini tidak begitu menarik lagi dibandingkan dengan cemilan saat ini.

"Hahah" tawa Felisyah sejenak.

"Eung? Kenapa Fel?" Tanya kami bersamaan.

"Maaf kak keceplosan. Habisnya dari tadi kita ngemil terus. Bukannya nonton pertandingan."

"Wahah iya baru nyadar. Bodo amat sama Gilang. Sapa suruh tebar pesona. Mending gue tebar cemilan" ucap Lena sambil mengunyah kuaci yang di kumpulnya sedari tadi.

"Gak nyambung Len" kataku pada Lena.

"Hahah kak Lena sama kak Kei seru ya" ungkap Felisyah tertawa ringan.

"Fel, mending lu jauh-jauh sama Lena. Dia cantik, pintar, tapi rada gila." Jelasku kepada pemilik wajah yang manis itu.

Lena yang di ejek hanya melotot ke arahku sambil tanganya sibuk membuka kulit kuaci. Entah itu sudah bungkus yang keberapa.

◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇

Pertandingan telah usai. Hasil pertandingan hari ini dimenangkan oleh sekolah kami, Nusa International High School. Kini kami berempat sedang berjalan bersama ke depan gerbang.

"Gimana tadi permainan gue Len?" Tanya Gilang.

"Oh? Permainan tebar pesona?"

"Ih kok gitu sih yang. Gak kok. Aku tebar pesona hanya untuk kamu" jawab Gilang yang membuat kami bertiga bergedik ngeri.

Sunflower [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang