CHAPTER XXV - TEMBOK YANG RUNTUH

3 1 0
                                    

●ARKA POV●

Tingtong...

Suara bel rumah Arka berdering nyaring.

Tingtong...

Arka sedang sendirian di rumah, karena Bibi Nari pergi ke pasar dan belum pulang. Dengan sangat terpaksa Arka menggerakan tubuhnya untuk membuka pintu rumah.

"Hai ka! Long time no see!" Ungkap seorang gadis cantik yang berada di depan pintu rumahnya.

"Deanra?" Arka terkejut dengan kunjungan tak terduga oleh Deanra.

"Do you miss me?" Tanya gadis itu riang.

"Sejak kapan tiba di Indonesia?" Arka tak menjawab pertanyaan Deanra sebelumnya.

"Kemarin malam." Balas Deanra tersenyum manis.

Tanpa diminta Deanra melangkah maju perlahan mendekati Arka dengan niat memeluknya. Sayangnya Arka mundur selangkah dan menghindarinya.

"Maaf ra, lo taukan gue suka sama Kei." Ucap Arka to the point.

"Please, kembali sama gue Arka."

"Enggak. Kalau lo masih maksa mending balik saja sana" balas Arka tak kalah dingin dan kasar.

"Ok. Tapi lo jangan ngusir gue seperti ini. Bagaimanapun gue temen lo."

Arka memutar bola mata jengah. Ia tahu Deanra memiliki sejuta alasan hanya untuk mengganggu Arka. Arka cemas dengan kedatangan gadis ini bisa menjadi membangun kembali tembok Kei yang sudah berhasil diruntuhkan Arka beberapa waktu ini.

Sesuai tebakan, Deanra dengan beragam alasan memaksa Arka untuk menemaninya. Arka sudah tau betul sifat gadis ini. Dalam hati Arka berkata ini untuk terkahir kalinya ia memaklumi Deanra.

Sudah hampir seharian ia tidak menghubungi Kei. Ia sangat rindu menggoda Kei. Aktivitasnya itu terganggu oleh Deanra yang setiap saat menariknya kesana kemari untuk menemani dirinya berbelanja. Arka heran apakah barang yang ingin dibelinya ini tidak ada di Australia?

Hingga waktu menunjukkan pukul 16.00 wib, sudah saatnya perut Arka diisi oleh asupan yang mana telah terkuras habis karena menemani perempuan itu berkeliling sepuasnya di Pusat perbelanjaan.

Mobil melaju sedang di tengah ramainya kota, dan Arka memilih tempat makan yang sering dikunjunginya.

Setelah menyelesaikan makanannya. Tanpa basa-basi Arka meminta Deanra untuk menyudahi aktivitasnya hari ini. Arka menolak mentah-mentah ajakan Deanra untuk selanjutnya. Ia sedang memperjelas dan menekankan setiap kalimatnya kepada Deanra.

"Tolong Ra, gue suka sama Kei. Kalau niat lo untuk balikan sama gue, mending lo berhenti."

"Tapi..." belum sempat Deanra berbicara, Arka langsung memotongnya

"Gue dari dulu suka sama Kei. Malam itu, Kei menghubungiku dan memintaku untuk datang ke acara penutupan. Gue datang karena itu adalah permintaanya."

"Maaf ra, kata-kata gue masih seperti waktu itu. Gue nerima lo karena kecewa sama Kei yang berniat membantu kita balikan. Dan benar gue egois."

Deanra terdiam. Ia bungkam seribu bahasa. Padahal ia sudah pernah diberitahukan oleh Arka. Sebenarnya ia berharap sekali Arka balikan dengannya.

"Sudahlah ra. Masih banyak cowok yang lebih pantas buat lo." Ucap Arka penutup dari segala penjelasan yang diutarakannya.

Kemudian keduanya beranjak dari tempat tersebut setelah membayar makanan yang dipesan.

Saat keluar dari resto, keduanya mendapati kehadiran Kei dan Reza disana. Mereka berempat sama-sama terkejut. Terlebih lagi Arka yang merasa sangat bersalah kepada Kei karena kedapatan melihatnya bersama Deanra. Segera ia melepaskan lengan Deanra yang bergalut manja pada lengannya. Sudah ia peringatkan sebelumnya kepada Deanra tapi ia menyerah karena Deanra pun bersikukuh untuk menggaet lengan Arka, katanya untuk terakhir kali.

Tiada habisnya Arka merutuki dirinya yang bodoh. Sekarang ia yakin Kei akan sangat membencinya. Bahkan setelah melihat kepergian Kei yang terkesan buru-buru menarik Reza dari tempatnya berdiri.

Di dalam mobil Arka berdiam diri. Memikirkan segala cara agar mendapatkan permohonan maafnya dari Kei.
Dilain sisi Deanra sibuk bercerita namun diabaikan begitu saja oleh Arka hingga ia lelah sendiri.

Tepat sebelum Deanra turun dan masuk ke dalam rumahnya. Arka akhirnya mengeluarkan suara.

"Ra, gue gak ada perasaan apa-apa sama lo. Itupun sudah berakhir saat kita SMP dulu." Ucap Arka dengan nada dingin.

Deanra tidak menjawab. Ia paham betul sosok Arka. Dengan menatapnya sebentar ia tahu Arka sangat serius dengan perkataanya. Kali ini benar-benar berakhir baginya.

Kemudian Deanra hanya mengangguk paham. Dia berjanji tidak akan mengganggu Arka lagi. Kini ia hanya sebatas teman saja dan jelas sudah garis diantara mereka.



Yah, Kei ngambek deh,
Deanra juga pake balik segala elah.

Terima kasih telah membaca.
Jangan lupa untuk comment dan votenya💙

Sunflower [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang