EXTRA Chapter I

3.6K 384 132
                                    

Ahay... we still have another extra chapter that I'm gonna publish tomorrow—or Friday since I'm so busy lately. Huhu

Makasih karena support yang udah kalian kasih di chapter sebelumnya. Still can't believe that we could go thus far. Oke, saya kebanyakan ngomong. Langsung aja skuy selamat membaca~

---

5 Years Later Galway—Monday, August 14th Butuh sekitar sembilan jam perjalanan dari Oxford ke Galway

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

5 Years Later
Galway—Monday, August 14th
Butuh sekitar sembilan jam perjalanan dari Oxford ke Galway. Rose masih jetlag sementara gua udah bisa ngopi santai di teras rumah desa yang kami pesen sambil menikmati pagi pertama di Galway yang sejuk dan menenangkan.

Galway selalu jadi tempat yang sangat ingin gua dan Rose kunjungi. Gua suka Galway karena sejarahnya; sementara Rose suka karena terbawa sama lagu Ed Sheeran yang Galway Girl. Selama 12 tahun menjalin hubungan, ini jadi kali pertama kami bisa mengunjungi Galway setelah dililit sama tugas kuliah dan kerjaan yang gila-gilaan. Rose memutuskan untuk ngambil gelar doktoral di Oxford University setelah ngeberesin S2-nya di Stanford. Iya, pada akhirnya dia ngambil S2 di Stanford karena gua tetep keukeuh buat lanjut S2 di Harvard. Meskipun jauh, seenggaknya Massachusetts dan California tetep satu negara. Gua masih tetep suka ngapelin dia tiap minggu—enggak peduli tugas banyak atau capek, yang penting harus ketemu Rose buat charging energy.

Kami belum menikah. Tapi segera—setelah gua ngelamar dia sore ini di Cliffs of Moher. Butuh sekitar satu jam dari pusat kota buat bisa sampai ke sana. Tapi pemandangan yang disuguhkan Cliffs of Moher emang worth the time. Ya, meskipun enggak asing sih kalau turis-turis datang ke situ, tempatnya emang terkenal banget. Tapi indah. Jadi Rose mau datang ke sini dan gua sih hayu-hayu aja. Apalagi kalau dia emang suka.

Sebelum pergi ke Cliffs of Moher, gua mau keliling dulu Galway sama Rose. Sejak datang kemarin malem, Rose antusias banget karena bisa pergi ke salah satu tempat dalam top list liburannya. Meskipun Inggris dan Irlandia itu deketan, Rose sama sekali enggak pernah datang ke sini. Dia mau datang sama gua yang sama-sama lagi ngambil doctoral degree di Oxford karena disuruh mamih. Katanya mumpung masih muda. Sekalian menentukan tempat yang tepat dan nyaman buat settle down ketika kami udah menikah nanti.

“Jeff, kok nggak ngebangunin aku sih? Aku bangun kesiangan tahu,” kata Rose sambil nguap karena masih kecapean.

“Siang apaan? Ini masih jam 10,” sahut gua sambil nenteng tas Rose karena dia masih sibuk ngiket tali sepatu. “Mau sarapan di mana?”

“City Centre?” Rose ngomong sambil nenteng tasnya karena dia enggak begitu suka pergi tanpa bawa apa-apa. Terus tangannya terulur—udah kebiasaan kalau jalan selalu pegangan tangan kayak odong-odong Unpad.

Bandung, I'm in Love ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang