21

1K 122 40
                                    


.
.
.

"Surprise~"

Jisoo membulatkan matanya tepat setelah melihat siapa yang berada dibalik pintu.

Jisoo langsung mendekatinya dan memeluknya erat.

"Bagaimana Amerika?" Tanya Jisoo.

"Banyak berubah. Kau tidak ingin liburan kesana?"

"Oh, pernah terpikir olehku. Mungkin akhir tahun ini? Bersama Jihoon."

"Ah~ Aku belum bertemu dengan Jihoon! Sudah berapa tahun? 3? 4? Sudah lama sekali."

"Kau sih, tidak memberitahuku akan kemari. Jihoon pasti sangat kesal tidak dapat bertemu dengan kakak kesayangannya."

"Aku akan menetap disini, jadi tidak perlu terburu-buru, kan." Ia tertawa kecil.

"Tetap saja, kau sudah lama sekali tidak disini."

"Memang Jihoonku kemana?"

"Lagi bersama dengan teman-temannya."

"Ah. Padahal aku kesini untuk bertemu dengan Jihoonie."

Jisoo menyikut orang itu. "Kalau begitu, silakan keluar."

"Ada yang iri rupanya..ututu~"

"Cih."

"Omong-omong, ada bir tidak?"

"Jam segini, bir? Tidak ada."

"Jangan pelit-pelit, Joshuji~"

"Hei, jangan memanggilku dengan sebutan itu!"

.

Seungcheol sedang berjalan menuju rumahnya, sebelum ia melihat seseorang di depan pintu rumah tetangganya, baru saja keluar. Ia melihat orang itu sekilas.

"Oh! Seungcheol?"

"Jeonghan? Mengapa kau disini?"

"Aku baru saja menemui temanku." Kata Jeonghan, menunjuk ke rumah Jisoo dengan ibu jarinya.

"Kak Jisoo? Kau mengenalnya?"

Jeonghan mengiyakan, "Dia satu kuliah denganku."

Seungcheol menganggukan kepalanya paham. "Kau kenal dengan Jihoon juga?"

"Jihoonie! Kau temannya?" Tanya Jeonghan antusias.

"Wah, dunia begitu sempit, ya." Kata Seungcheol, yang disetujui Jeonghan.

"Kalau begitu, aku masuk terlebih dahulu." Seungcheol pamit dengan ramah.

"Tunggu!" Tahan Jeonghan yang membuat Seungcheol bingung.

"Uh..kau sibuk tidak?"

"Sekarang? Tidak, sih.." Seungcheol mengusap bagian belakang lehernya.

"Aku ingin minta tolong sesuatu. Bisakah kau ikut denganku?"

"Oh, tentu saja. Tunggu sebentar."

Jeonghan tersenyum melihat sisi belakang Seungcheol yang hendak mengambil barang. Ia memasukkan tangannya ke kantong jaketnya lalu membuang napas lega.

.
.

"Aku ke toilet sebentar." Pamit Soonyoung dari kedua temannya.

Setelah lega menyelesaikan urusannya, ia tak lupa mencuci tangan lalu menuju kembali ke kelas.

Di koridor, ia melihat Jihoon di depannya. Soonyoung baru saja ingin mengejarnya dan merangkulnya dari belakang, tiba-tiba ia melihat kaki Jihoon disengkat.

Good Boy | wonhoon ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang