15

1.1K 156 38
                                    

.
.
.

Seungcheol dan Wonwoo memelototi satu sama lain dalam diam.

Bayangkan saja, ada listrik imajiner yang keluar dari mata mereka, ditujukan pada satu sama lain.

Mereka memutuskan kontak mata itu ketika ada gubrakan meja yang kencang.

"Choi Seungcheol dan Jeon Wonwoo. Sekali lagi aku tanya, apa yang terjadi?"

Beberapa saat lalu ketika Wonwoo menghajar Seungcheol, ada guru yang mendapati kejadian itu. Mereka pun dibawa ke ruang BK.

"Tidak ada yang mau menjawab, huh? Punya mulut, tidak?" Bentak guru itu.

Tidak kunjung mendapati respon, guru itu menghela napas.

"Kwon Soonyoung dan Kim Mingyu. Beritahu aku apa yang terjadi."

Ternyata sedari tadi ada mereka berdua berdiri di belakang kursi Seungcheol dan Wonwoo.

Bagaimana bisa?

Flashback

"Aku sudah tahu semuanya, sialan."

Setelah berbisik demikian, Wonwoo menghajar Seungcheol habis-habisan.

"HENTIKAN!" Mingyu berteriak ketika melihat temannya dalam kondisi mengenaskan. Ia segera berlari mendekat.

"Bagaimana? Sakit? Ini yang kau lakukan pada Jihoon, brengsek." Ujar Wonwoo sambil melayangkan tinjuan lain.

Mingyu menarik paksa Wonwoo. Ia berusaha menahan tangannya dari belakang.

Tapi ia meremehkan kekuatan Wonwoo, sepertinya. Tak disangka, Wonwoo menyikut dagunya dengan kencang.

Mingyu meringis, tapi itu tidak menghentikannya untuk menahan Wonwoo.

Ketika ia mampu mengangkat Wonwoo berdiri, Soonyoung segera menjauhkan Seungcheol dari Wonwoo.

"ASTAGA ADA APA INI?"

Setelah itu, kalian tahu apa yang terjadi.

Flashback end

Dengan dagu yang membengkak, Mingyu berusaha menjawab.

"Kami tidak tahu."

Bohong.

Hanya saja, tidak mungkin ia menjelaskan semuanya ke orang luar. Cukup mereka saja yang tahu.

Sang guru menatap mereka berempat bergantian. Lalu ia memutar bola matanya kesal.

"Kalian ini ingin membuatku cepat tua sepertinya. Sudah berapa kali kalian dipanggil kesini, ha? Tidak ada jera-jeranya." Ia memijat pelipisnya.

"Kalian. Detensi. Berempat."

.
.
.

Wonwoo membersihkan jendela dengan kasar. Yang semula ia marah, justru makin marah setelah harus melakukan hukuman.

Yang salah siapa, yang harus kerja siapa. Dumelnya pelan.

Seungcheol hanya melakukan pekerjaannya dalam diam. Ia melirik ke arah Wonwoo sesekali.

Sementara itu, Mingyu dan Soonyoung bertukar pandang, bertanya pada satu sama lain, apa yang harus mereka lakukan di perang dingin ini.

Akhirnya, Seungcheol membuka suara pertama kali.

"Hei-"

"Jangan bicara padaku."

Potong Wonwoo sebelum Seungcheol bahkan mampu mengeluarkan lebih dari satu kata.

Good Boy | wonhoon ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang