14

1.1K 144 6
                                    

FOTONYA ITU LOH TOLONG WON DIKONDISIKAN YAWLA

^maafkeun

Telat bgt ya tapi sbnrny ni chap ud mau di update sejak keluar tu foto tapi akunya pikun, lupa mulu 😂

.
.
.

Wonwoo sudah berjam-jam berada di posisi yang sama, duduk di meja kamarnya berkutat dengan laptop kesayangan. Sesekali ia menyisip americano di sampingnya yang sudah hampir habis.

Tangannya tidak pernah berhenti menggerakkan tetikus atau mengetikkan sesuatu pada keyboard dengan telaten. Matanya sibuk membaca cepat semua yang berada di layar.

Wonwoo membenarkan posisi kacamatanya sambil mengedipkan matanya beberapa kali, merasa kering.

Ia sedang mencara segala informasi yang mungkin berkaitan dengan kejadian ini. Perusahaan Kim dan Perusahaan Choi menjadi titik fokusnya.

Tangannya beralih ke minumannya lagi. Namun, ia kecewa karena sudah habis isinya.

Ia menoleh pada Jihoon yang terbaring di kasurnya.

Ditinggal sebentar tidak apa, lah ya.

Wonwoo menyeduh teh hangat. Sambil menunggu jadi, ia meregangkan tangannya.

Sangat lega rasanya.

Ia kemudian kembali ke kamarnya dengan segelas tehnya itu.

"Eh, sudah bangun?" Wonwoo terkejut melihat Jihoon yang sudah berada di kursinya. Ia melihat hasil pencariannya.

"Kenapa kau langsung bangun dari kasur? Bagaimana keadaanmu?"

"Ini apa?" Mengabaikan pertanyaan Wonwoo, Jihoon lebih memilih untuk menyuarakan isi pikirannya.

"Hanya penasaran akan sesuatu."

"Sampai tidak tidur?" Jihoon melihat kantung mata Wonwoo yang biasanya tidak ada.

"Baiklah, baiklah. Aku mencari beberapa informasi tentang dalang dibalik kejadianmu."

"Kenapa ada perusahaan Choi disini? Perusahaan Choi, ayahnya Seungcheol kan?"

"Iya. Ah sudahlah, lebih baik kau istirahat saja. Atau setidaknya, makan sana."

"Lihat siapa yang berbicara?" Jihoon memberikan tatapan menghakimi.

"Ada benarnya juga. Kalau begitu, ayo kita makan bersama."


"Wah, ini enak sekali." Jihoon menyantap makanannya dengan lahap.

Wonwoo memandangnya gemas.

"Makannya pelan-pelan saja, tidak akan ada yang mengambilnya darimu."

Jihoon hanya menyengir, yang mengundang gelengan kecil dari Wonwoo.

"Ck, bocah. Makan yang banyak." Wonwoo meletakkan lauknya sedikit pada piring Jihoon.

"Terimakasih~ Wonu yang terbaik."

Jihoon memang pintar mengambil hati orang, bila itu tentang makanan.

Tapi Wonwoo tidak menolak, tentu saja.

Hehe

.
.

Sorakan memenuhi indera pendengaran, terlepas dari gelapnya malam hari. Toh, ada cukup cahaya lampu yang menerangi.

Hitungan mundur angka lima menuju satu diikuti dengan suara semacam petasan, menandakan dimulainya pertandingan.

Seungcheol menancap gas semaksimal mungkin, berusaha menjadi yang terdepan. Motor balapnya melakukan belokkan sempurna, mengikuti jalur yang telah ditentukan.

Good Boy | wonhoon ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang