22

1K 117 26
                                    

.
.
.

Hapsun!

Siapkan hati kalian, wonhoonist!

Happy reading~

.
.
.

"Kak Soonyoung!!"

Soonyoung yang baru saja masuk ke ruang tari, langsung disambut dengan riang oleh adik kelasnya, Chan.

"Semangat sekali?" Ledek Soonyoung.

"Ah, Kak! Tau tidak, sih? Aku sudah menunggu-nunggu hari ini agar bertemu dengan kakak. Bahkan, semalam aku kesulitan tidur. Dari kemarin yang kakak tampil di panggung itu, aku sudah tidak tahan--"

"Hei, bicaranya pelan-pelan saja." Tawa Soonyoung menepuk pundak Chan pelan, lalu meletakkan tasnya di lantai.

Chan tersenyum malu, mengusap tengkuknya.

"Ah, maaf kak aku terlalu semangat."

Soonyoung mengajak Chan duduk terlebih dahulu.

"Jadi, apa yang kau ingin katakan tadi?"

"Um, daripada aku berbicara panjang lebar tidak jelas, mending langsung saja ke intinya, ya? Itu, kak, penampilan kakak yang kemarin. Aku suka sekali!! Musiknya seleraku sekali! Eh, tunggu, maksudku, tentu saja tarian kakak sangat keren. Aku terpukau, sungguh!"

Soonyoung tersenyum geli melihat Chan yang panik.

"Intinya adalah, kau suka dengan musiknya?"

Chan melongo.

"I-iya kak! Tapi tentu saja aku juga suka dengan tarian kakak."

"Tenang, aku mengerti maksudmu." Soonyoung mengusak surai Chan, gemas.

"J-jadi, kak, apakah dia itu teman kakak?" Chan menunduk malu.

"Hmm, tentu saja." Mendengar itu, Chan langsung mengangkat kepalanya. Matanya berbinar-binar.

"Kak, tolong kenalkan aku padanya?"

"Of course why not?"

ACHOOOO!

Dari kejauhan terdengar suara bersin Mingyu. :D

.
.

Wonwoo sedang mendengarkan omongan Seokmin yang sangat bersemangat membicarakan kejadian menarik kemarin hari, ketika ia melihat Jihoon berjalan bersama Mingyu dengan tawa kencang.

Heck, bahkan ia sampai memukul-mukul pundak Mingyu saking asiknya. Ditambah lagi, wajah si tiang itu dekat sekali dengan Jihoon-nya.

Fokusnya buyar seketika.

Seokmin yang menyadari hal itu, segera mengikuti arah pandang Wonwoo yang begitu tajam.

If looks could kill.

Seokmin bergidik ngeri, "Kau baik?"

"Tidak."

Wonwoo berjalan menuju kedua insan yang masih dalam dunia mereka sendiri, masih dengan tatapan mautnya.

Emosinya memuncak, terutama karena beberapa hari ini ia lebih jarang menghabiskan waktu bersama Jihoon. Terutama untuk proyek yang baru saja tuntas.

Ia ingat berkali-kali gagal hanya untuk sekedar berbicara dengan Jihoon.

Seperti ketika ia melihat Jihoon berjalan sendirian. Baru saja ia ingin memanggil, tiba-tiba Soonyoung dari belakang mengagetkan Jihoon kemudian mereka pergi bersama.

Good Boy | wonhoon ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang