Christopher Bang atau lebih sering dipanggil Bang Chan adalah role model untuk semua anak di SMA SKZ.
Ketua Osis, ketua segala macam acara di sekolah, andalan klub sepak bola, jago nyanyi, ganteng.
Siapapun kenal dengan Bang Chan yang terlihat sangat sempurna.Lee Minho disatu sisi adalah contoh yang paling sering digunakan oleh guru saat melarang muridnya berbuat macam-macam.
"Jangan jadi kaya Lee Minho!" adalah jargon terkenal dikalangan mereka.
Image anak nakal semua melekat sama dia : Jarang masuk kelas. Sekalinya hadir hanya tidur di kelas, nongkrong, balapan motor, kadang datang ke sekolah dengan luka di wajah. Anything but good boy. Yang membuat dia bisa bertahan di sekolah adalah harta orang tua nya.Tapi dibalik penampilan keduanya, ada sisi lain dari mereka, yang sangat bertentangan dengan apa yang dilihat semua orang.
Tanpa sengaja Bang Chan melihat sisi lain Lee Know, dan sebaliknya, Lee Know melihat sisi lain Bang Chan yang ternyata, tidak sesempurna yang dibicarakan orang.
-*-*-*-*-
Orang tua Bang Chan adalah pengusaha yang terpandang. Semua orang beranggapan wajar kalau Bang Chan menjadi seperti itu, keuntungan dilahirkan dari keluarga terpandang.
Walaupun dia punya mobil sendiri di parkiran rumahnya, Bang Chan lebih suka mengendarai angkutan umum.
Setiap hari dia akan bertemu teman-temannya di halte dan berjalan bersama ke sekolah.Pagi ini pun seperti itu.
Bang Chan dan Han Jisung sedang berjalan masuk gerbang sekolah sambil berdiskusi tentang musik yang mereka kerjakan saat sebuah motor memotong jalan mereka."Bener-bener itu si Minho ga bisa apa pagi-pagi ga cari perkara?" Jisung ngomel karena kaget.
"Lo kenapa sih ama Minho?" tanya Bang Chan sambil tersenyum kecil.
"Gue inget banget jaman SMP gue satu kelas sama dia, duduk sebelahan, ga pernah gue disapa. Diajak ngomong baik-baik malah gue diomelin. Ga ngerti gue kenapa dia tuh." cerocos Jisung.
"Ayo masuk kelas buruan ada yang mau gue tunjukin soal melodinya." Bang Chan mencoba mengalihkan perhatian Jisung yang sedang fokus ke Minho.
Mereka pun berjalan ke kelas.Pengendara motor memarkirkan motornya dan melepas helm.
Ada sedikit goresan di pipi kirinya hari ini.
Menatap kaca spion motornya untuk merapikan rambut."Tumben No pagi." sahabatnya Seo Changbin menyapa saat melihat Minho masuk kelas.
"Ga betah dirumah enakan tidur disini. Adem." Minho meletakkan tasnya dan langsung merebahkan kepala.
"Pipi kenapa lagi tuh?"
"Jatoh. Sakit banget gila. Muka gue berkurang kadar gantengnya nih."
Changbin hanya memukul kepala sahabatnya dengan buku.
"Bukannya bersyukur masih idup lo malah mikirin muka. Bego emang."
"Bangunin gue kalo mau makan ya."
"Yeh."
Dan Minho pun masuk ke dunia mimpi.-*-*-*-
Siang hari yang sepi, Minho mengasingkan diri di atap sekolah. Ada kelas? Tentu saja. Tapi Minho mengantuk dan berpendapat daripada tidur di kelas dengan resiko dilempar penghapus oleh guru sejarahnya lebih baik dia tidur disini. Banyak kursi dan meja tidak terpakai. Dan ada satu tempat teduh yang sudah menjadi lokasi favoritnya.
Kenapa Minho selalu tertidur di kelas?
Karena malamnya dihabiskan di trek balapan.
Bukan balapan liar.
Balapan di arena balap.
Arena yang dimiliki oleh keluarga Minho.Minho anak orang kaya. Gosip yang beredar bahwa orangtuanya adalah salah satu orang terkaya di negeri ini. Menyaingi kekayaan keluarga Bang Chan.
Tidur siangnya sedikit terusik saat ia mendengar langkah kaki.
Jarang ada yang kesini siang hari karena panas, jadi Minho membuka matanya untuk melihat siapa yang datang.Kedua alis Minho naik saat dia mengenali sosok itu walau jarak mereka jauh, dan Minho tidak terlihat oleh orang itu.
Bang Chan bersandar di dinding sambil menatap handphone nya.
![](https://img.wattpad.com/cover/232822504-288-k543734.jpg)