My Blue Sky

712 71 6
                                    

Tentang Bangchan dan perasaannya terhadap Minho.

-*-*-*-*-*-*-*-

Minho selalu mengerti

Aku menyusuri jalanan malam dari studio menuju asrama. Aku belum makan dan belum tidur sama sekali padahal sekarang sudah jam 2 pagi.
Perlahan aku membuka pintu asrama dan disambut oleh Minho yang tertidur di sofa, masih menggunakan kacamata dan buku terbuka di pangkuannya.

Aku menghampiri dan menggoyang lembut lengan Minho, tapi dia tidak kunjung bangun. Perlahan ku tepuk pipi lembut Minho. Akhirnya matanya perlahan terbuka.

"Ah...hyung sudah pulang."
Aku mengangguk.
"Kenapa tidur disini?"
"Aku lagi baca buku, ketiduran deh. Hyung lama pulangnya sih."
"Kenapa?"
"Kamar kita sepi. Yang lain nginep di rumah Changbin."
"Ah...iya. Maaf ya. Takut ya sendirian?"
Minho cemberut.
Aku menyamakan posisi dengan pandangan Minho, melepas kacamatanya lalu mengecup bibir merahnya.
"Hyung..."
"Aku rindu kamu, Minho."
Dia tersenyum dan menangkup pipi ku.
"Aku juga. Sekarang, simpan tas kesayangan hyung, cuci muka, ganti baju, trus makan."
"Makan?"
"Aku masak tadi, tapi aku tau hyung pasti belum makan, jadi aku pisahkan."
"Masak apa?"
"Bulgogi."
Aku tersenyum.
"Ayo cepet, sambil aku panasin makanannya."
"Yes sir." Aku menuruti perintah Minho sambil terus tersenyum.

Minho selalu membuatku tersenyum

Latihan hari ini sangat berat. Kurang tidur karena sibuk membuat lagu sudah biasa. Tapi kurang karena harus menghapal tarian rasanya sangat luar biasa.
Semuanya lelah. Semuanya jadi sensitif.
Dance racha akhirnya menhentikan latihan di jam 3 pagi.
Semua bergelimpangan di lantai.
Felix langsung membaringkan diri di tengah ruangan. Hyunjin mencari sudut dekat Seungmin dan I.N.
Changbin dan Han juga tergeletak ditempat.
Woojin membagikan botol minum ke semuanya sebelum akhirnya bersandar di kaca.

Aku sendiri hanya bisa duduk sambil memandang semuanya.
Minho menghampiri dengan air dan handuk.
"Minum dulu. Nanti dehidrasi." dia mengingatkan sambil duduk disampingku.
aku mengelap wajah dan leher. Basah semua.
Ku lirik Minho, dia mengeringkan rambutnya. Aku membantunya lalu dia seperti kucing, menyandarkan kepalanya di tanganku.
"Meow."
Aku tertawa kecil.

30 menit rasanya cukup untuk istirahat, aku mengajak semuanya pulang.
Minho dan aku yang terakhir keluar dari ruang latihan.

"Hyung."
"Hmm?"
"Hyung."
"Hmmm?"
"Hyuuuung."
akhirnya aku menoleh ke arahnya.
Minho tersenyum.
"Hyung hari ini keren. Sudah hapal gerakan. Ketukannya pas. 100 poin."
Pujian Minho langsung membuat lelah ku hilang.
Sebagai pemimpin grup, aku yang seharusnya menyemangati teman-teman di grup jadi saat dia memujiku, senyumku langsung mengembang.
"Berkat pelatih yang keren." jawabku.
"Iya dong! Minho paling keren."
Aku terkekeh mendengarnya.
Kami berjalan bersama, bergandengan, dan aku tak henti tertawa dan tersenyum mendengarkan ocehannya.
Walaupun dia lelah, aku yakin dia paling lelah diantara kami semua, tapi dia selalu bisa membuatku tersenyum.

Minho selalu perhatian

Liburan setelah selesai masa promosi adalah saat yang paling ditunggu semua member. Setidaknya mereka bisa pulang satu atau dua hari ke rumah masing-masing, kecuali aku dan Felix pasti.
Hari ini semua pamit pulang dan seperti biasa Aussie Line menjadi penghuni asrama.
Felix masih tertidur saat aku bangun. Aku menuju dapur untuk minum saat menemukan catatan di pintu kulkas.

Aku sudah siapkan beberapa lauk untuk 2 hari, kalau bosen, makan di rumah makan dekat asrama saja, jangan delivery terus, biar sehat.
Maaf ya aku tinggal dulu. Aku akan kembali secepatnya ^_^

Aku tersenyum membaca pesan itu lalu membuka kulkas. Beberapa kotak makanan sudah tersedia. Aku mengambil handphone dan mengirimkan foto isi kulkas.

Pesan diterima. Makanan akan dihabiskan. Thank you, baby 😘

Aku yang tadinya belum lapar, jadi langsung lapar dan mengambil nasi lalu makan dengan lauk yang sudah disiapkan penuh cinta oleh Minho.


Minho adalah langit biru ku

Selesai promosi bukan berarti aku bisa beristirahat. Justru ini adalah waktu yang paling penting untuk mengembangkan ide untuk album selanjutnya.
"Hyung nggak pernah cape apa?" selalu itu yang dilontarkan Minho setiap kali aku pamit ke studio setelah sesi olahraga kami.

Aku pasti cape. Aku juga manusia yang bisa merasakan lelah. Tapi tanggung jawab ku sebagai leader selalu mengalahkan rasa itu.

Ada kalanya seperti hari ini, aku sudah menghabiskan 5 jam di studio tapi tidak satupun lagu yang berhasil ku selesaikan. Penat di kepala membuatku memutuskan untuk istirahat sejenak.
Baru akan memainkan handphone tiba-tiba pintu studio diketuk dan seraut wajah manis muncul.

"Hyung, masih sibuk?"
Aku tersenyum dan menggeleng.
"Baru aja mau istirahat."
Wajah Minho bersinar dan langsung masuk. Dia membawa tas jinjing yang cukup besar.
"Bawa apa?"
"Snack untuk hyung. Tadi sore langitnya bagus banget tapi aku nggak berani ngajak hyung keluar karena pasti lagi sibuk. Jadi aku mau bikin piknik sederhana disini. 1 jam aja nggak lama-lama. Boleh?"
Aku hanya bisa mengangguk sambil tersenyum.

Dia mulai menata bawaannya di meja. Aku berjalan menghampirinya dan memeluknya dari belakang.

"Ih hyung lepasin dulu ini belom selesai."
protesnya tapi aku tolak.

"Nggak mau. Mau peluk dulu sebentar."
Bisa kurasakan dia tidak melawan tapi masih berusaha menyusun bawaannya.
Ku hirup aroma parfumnya dan rasamya seperti handphone yang sedang di charge, perlahan tapi pasti energi ku pulih.

"Belum selesai chargingnya?" tanya Minho lembut.
Aku menggeleng.
Sesungguhnya hanya dengan memeluk Minho energi ku kembali pulih, tapi aku nggak mau melepaskan dia.

"Aku pegel begini, duduk dulu ya. Sambil makan buah sini." bujuk Minho. Akhirnya aku mengalah.

Kami duduk berdampingan sambil menikmati cemilan yang dibawakan. Dia bercerita panjang lebar tentang apa yang ia lakukan hari ini setelah aku berangkat ke studio.
Ceritanya tidak terlalu ku dengarkan karena aku sibuk mengagumi sosok didepanku ini. Dia selalu bersinar dan lembut disaat yang bersamaan.

Bagiku, Minho seperti langit biru yang kapanpun dipandang akan memberikan rasa tenang dan bahagia.
Aku sering terkurung di dalam studio tapi aku selalu bisa melihat birunya langit.

Minho adalah langit biru ku.

Banginho storiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang