Let me go

442 46 1
                                    

"Aku maunya kamu, Minho. Nggak mau orang lain."

"Tapi Felix lebih butuh lo. Lepasin gue."

*-*-*

"Chan, ayo cepet kita terlambat nanti." Minho menggedor pintu kamar teman kosannya.

Bang Chan, si pemilik kamar, keluar dengan gantengnya, membuat Minho terdiam sesaat.

"Gue tau gue ganteng tapi lo ga cape apa tiap pagi kagum terus sama gue?"
Goda Bang Chan yang membuat Minho mendorong temannya untuk segera keluar kosan, sekaligus menyembunyikan wajah merahnya.

Ya, tiap pagi Chan dan Minho yang sudah tetanggaan di kosan sejak semester 1, selalu berangkat bareng. Tidak pernah absen.

Chan tidak mau Minho pergi sendiri, Minho tidak tahu harus berangkat naik apa kalau tidak bersama Chan karena kampus dan kosan mereka cukup jauh.

Awalnya Chan hanya membawa motor ke kampus.
Tapi di semester 2 Chan membawa mobilnya juga dengan alasan kalau pagi dingin. Padahal Chan tidak mau Minho kedinginan kalau naik motor di pagi hari.

Minho dan Chan satu fakultas, satu angkatan. Semua orang menganggap mereka sudah seperti pasangan yang sudah menikah karena selalu bersama dimana-mana, kecuali kalau Chan ada klub atau Minho ada latihan dance.

Keakraban mereka berdua disaksikan oleh 5 orang temannya.
Changbin, teman seangkatan Chan dan Minho. Anak sultan yang rela melakukan dan membayar apa saja demi teman-temannya.

Hyunjin, Jisung, Seungmin dan Jeongin, empat sekawan adik angkatan mereka.
Karena Minho gemas sama yang lucu-lucu dia sering menculik keempatnya sejak awal ospek, dan keterusan sampai sekarang.

Saat mereka berdua sampai di kampus, mereka disambut oleh pemandangan Jisung dan Changbin yang sedang terlihat berdiskusi serius di parkiran.

"Tumben lo berdua akur?" Sapa Minho yang baru turun dari mobil.
"Kak..."
"No..."
"Ada apa nih?" tanya Bang Chan.

"Pas banget Chan. Mau minta tolong. Kata Jisung, Felix lagi ga mau ke kampus. Nggak tau kenapa. Diajak ngomong diem aja. Malah jawabnya nyerocos pake bahasa Inggris."
Minho dan Bang Chan mengerutkan alisnya.
"Yang paling bisa ngerti omongan Felix kan lo Chan, secara dulu lo sekampung sama dia."
Bang Chan menghela nafas panjang.
"Nanti balik kampus gue sama Minho kesana."
"Thank you Kak Chan. Gue udah orderin makanan tadi ke rumah dia."
Chan mengangguk.
Minho hanya bisa menarik nafas panjang dan berjalan ke kelas diikuti ketiganya.

Felix datang dari Australia, menyusul Chan yang bertahun-tahun lalu sudah tinggal disini.
Sahabat masa kecil, alasan Chan kepada teman-temannya.
Felix sering bergabung bersama teman-teman Chan. Dia juga cukup dekat dengan Jisung.
Tapi Minho bisa melihat niatan Felix yang sesungguhnya. Jelas terlihat oleh Minho bahwa Felix sangat menyukai Chan.
Sialnya, Minho juga merasakan hal yang sama kepada Chan.

"Chan, gue nanti nggak bisa nemenin lo ke tempat Felix ya. Kayanya kalian berdua harus ngomong."
"Nope. Gue butuh lo. Gue harus ditemenin sama lo. Please No."

Minho lemah sama dua hal. Bang Chan, dan Bang Chan yang lagi menatap dia dengan puppy eyes nya.
Intinya Minho lemah sama Bang Chan.

"No, I'm sorry." Chan menatap Minho yang duduk di sebelahnya. Dosen jam terakhir sudah keluar kelas.
"Buat apa?" tanya Minho, mengalihkan pandangannya dari Chan.
"Karena selalu melibatkan lo dalam hal ini."
Minho menghela nafas panjang.

Ini akan jadi kali ke 3 Minho harus menemani Chan menenangkan Felix yang mengalami home sick.
Alasan, menurut Minho.

Pertama kali saat Minho dan Chan sudah siap untuk pergi jalan-jalan. Chan mengupdate foto mereka di IG. Tidak lama Felix menelepon Chan, minta ditemani karena dia homesick.
Mereka akhirnya putar balik ke arah apartemen Felix.

Banginho storiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang