The One I Love

500 42 0
                                        

inspired from
Super Junior K.R.Y - The One I Love

I forget when it started
I don’t know why I’m like this
A day seems so long and doesn’t seem to have an end
How does another morning come? I don’t know

Bangchan menghela nafas panjang. Pandangannya ia alihkan dari tumpukan kertas di mejanya ke arah pintu yang tertutup rapat.
Matanya menatap dengan penuh harap. Berulang kali ia membayangkan bahwa pintu itu akan terbuka lagi seperti biasa, dan sosok yang selalu ia rindukan muncul di ambangnya.

Tapi berapa lama pun Chan menunggu, pintu itu akan terus tertutup rapat.

I can’t do anything while not doing anything
I look at the slow time
Where are you? What are you doing?
Because I only think of one person

Sudah tiga bulan pintu itu tidak pernah terbuka. Sudah tiga bulan Chan tidak bertemu dengan orang yang seharusnya bekerja di dalam sana.

Chan sangat merindukan Minho, pemilik ruangan itu, yang juga merupakan Direktur perusahaan tempat Bangchan bekerja.

Pikirannya membawanya kembali ke malam itu, terakhir kali Bangchan bertemu dengan Minho dan bicara empat mata.

flashback

Bangchan berdiri di depan Minho yang sedang mempelajari dokumen yang baru saja Chan serahkan.

"All good. Ini besok sudah bisa jalan. Besok kamu kasih ke Hyunjin ya Chan."

Minho masih tidak menatapnya saat menyerahkan kembali dokumen itu.
Bangchan yang sudah tidak tahan akhirnya meraih tangan atasannya.

"Look at me, Minho." pinta Bangchan dengan putus asa.
"Chan, lepaskan tanganku." perintah Minho dengan tegas.

"What did I do wrong, Minho? Please tell me so I can understand. And I will fix it."
Chan masih memegang erat tangan Minho.

Lama waktu berjalan sampai akhirnya Minho menghela nafas panjang dan menatap Bangchan.

"Dari awal semuanya sudah salah, Chan. Aku, Kamu, Kita." Minho menjawab dengan suara lirih.

"Aku...aku akan berusaha. I will do anything for you, you know that Minho."

Minho menggeleng.

"It's not something that we can solve. Dari awal kita yang salah. The only way to fix it...by put an end to this once and for all."

Minho perlahan melepaskan dirinya dari genggaman Bangchan.

"Kamu sudah terima undangannya kan? There's no way out. Ini adalah hidup ku yang ga bisa kamu rubah, sekuat apapun usaha mu, Chan."

"Min... I love you..." Bangchan hanya bisa mengutarakan perasaannya, karena hatinya sedang hancur.
Bagaimana mungkin dia melepaskan cintanya begitu saja?

Minho tersenyum sedih. Bangchan bisa melihat air mata menetes di pipi Minho.

"Seharusnya sejak awal aku nggak mendengarkan kamu. Seharusnya sejak awal aku nggak menerima kamu. Seharusnya sejak awal kamu nggak jatuh buat aku, Chan."

"But I don't regret it Minho." jawab Chan.

"Aku yang menyesal Chan. Aku sudah menyakiti kita semua. Aku seharusnya setia sama tunangan ku dan nggak terbawa perasaan sama kamu."
Air mata Minho mengalir semakin deras.
"But I can't because I never love her. And you're the one that I love. But I can't have you."

Bangchan memberanikan diri menghampiri Minho dan meraihnya ke dalam pelukan.

"Please let me try again. I will try harder to find a way. Please Minho. Ijinkan aku tetap mencintaimu."

Minho memeluk Bangchan dengan erat.
Tidak ada jawaban yang terlontar dari bibir Minho. Tidak juga Chan berani melanjutkan pembicaraan.

Seakan mereka menyadari bahwa ini adalah pelukan yang terakhir. Bahwa setelah ini, saat salah satu dari mereka meninggalkan ruangan ini, semuanya berakhir dan tidak mungkin untuk kembali.

Minho yang pertama kali mengendurkan pelukan. Jemarinya menyentuh wajah Bangchan, menatapnya lekat seakan dia sedang menyimpan gambaran Chan pada memorinya.
Lalu Minho mengecup lembut bibir Chan dan sebelum Chan bisa merespon, Minho menjauh.

Ia mengambil handphone dan jas yang tadi dia sampirkan di kursi, lalu melangkah menjauh.

"You can stay here and work, but you can't see me here again. Aku nggak akan sanggup untuk melihat kamu setiap hari."
Minho bicara saat sudah mendekati pintu.

"Goodbye, Chan."
Minho membuka pintu dan meninggalkan ruangannya.
Meninggalkan Bangchan yang masih terpaku. Meninggalkan perasaan mereka berdua.

flashback end.

Bangchan kembali menghela nafas lalu berusaha untuk fokus menyelesaikan tugasnya, sambil menahan rasa sakit yang selalu ia rasakan setiap saat, sambil membayangkan apakah Minho merasakan hal yang sama disana, entah dimana Minho berada saat ini.

Rasa rindu.
Rasa sayang.
Rasa cinta yang tidak akan pernah berbalas lagi.

I shouldn’t be doing this, I know
I know that I can’t love you
My confession will make you go through more pain
I know, I know

Even though I knew (I knew)
I can’t do anything (can’t)
I can only think of you
If I close my two eyes or open them again
I can only think of on eperson

The memory I can’t erase for one second (even today)
I just think of you

I can’t do anything while not doing anything
I look at the slow time
Where are you? What are you doing?
Because I only think of one person
Because I think of that one person

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 24, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Banginho storiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang