"Inooooo."
Sebuah suara muncul dari kejauhan saan Lee Minho sedang duduk di kantin yang masih sepi. Baru jam 9, semua kelas pagi masih berlangsung.
Minho menghela nafas dan menutup buku yang barusan dia baca, lalu menghitung sampai 5 dalam hati.
Tepat di hitungan ke 5 seseorang duduk di depannya."Morning Ino sayang. Udah sarapan?"
Minho memejamkan matanya sesaat untuk menenangkan diri, kemudian saat matanya terbuka disambut oleh senyuman manis dengan lesung pipi yang dalam dari Christopher Bang.
"Pagi Chris. Gue udah sarapan dan plis stop calling me like that. Bikin malu."
Jawab Minho dengan wajah datar.
Kalau mau dihitung ini sudah bulan ke 5 dan pria tampan dihadapannya kelihatannya masih belum menyerah.Waktu itu Chris dengan pedenya menyatakan cinta ke Minho tanpa peduli dengan keadaan sekitar.
"Lee Minho, aku suka banget sama kamu. Jadi pacar ku ya?"
Respon Minho?
"Maaf banget kak, gue lagi nggak minat pacaran." lalu membungkuk dan meninggalkan Chris.
Apa Chris menyerah? Tentu tidak. Kalau Chris sudah punya niat, apapun akan dia lakukan, termasuk selalu hadir di depan Minho selama mereka di kampus.Dan masih terus berlanjut sampai hari ini.
Chris hanya terkekeh melihat reaksi Minho yang masih sama sejak pernyataan cintanya.
"Kenapa malu? Kan emang aku sayang sama Ino."
"Minho. Nama gue Minho."
"Ino biar manis, imut kaya yang punya nama."
Minho menghela nafas panjang. Ini masih pagi dan cobaan yang harus dia hadapi sudah level berat."Lo ga ada kelas Chris?"
Yang ditanya menggeleng.
"Aku minggu ini free. Ga tau dosennya pada bosen ngajar kali." jawab Chris asal.
"Trus lo ngapain disini?" tanya Minho heran.
"Ya buat nemuin kamu lah sayang."
Sekali lagi Minho memejamkan matanya, mencoba tetap tenang."Chris, gue kan udah bilang gue ga suka dipanggil Ino apalagi sayang." protes Minho yang hanya ditanggapi dengan gelengan.
"Aku juga udah bilang kalo aku bakal terus manggil kamu begitu, sampe kamu mau jadi pacar aku. Eh nggak deng. Kalo kamu jadi pacar aku ya tetep aku panggil Ino sayang."Hari ini kelas gue berat-berat jadi gue mohon jangan pancing emosi gue jam segini. Please." Minho mengiba.
"Selesai jam 4 kan? Nanti ku jemput ya. Kita makan es krim." jawab Chris.
"Ga usah beneran Chris. Lo mending pulang aja." tolak Minho.
"Iya ini aku pulang, tapi bakal balik nanti jam 4 buat jemput kamu. Remember, I don't like it when you run away from me."
Chris mengucapkan kalimat terakhir sambil tersenyum, tetapi nada bicaranya membuat Minho merinding.
"Belajar yang rajin ya sayang. See you later." Chris bangun dan mengusak rambut Minho dengan lembut lalu meninggalkannya.Meninggalkan Minho dengan rambut yang agak berantakan dan degup jantung yang sama berantakannya.
"Sial. Fokus Minho. Fokus. Dia itu annoying. Aaarrrggghhhh."
~~~~~
Kelas hari ini betul-betul menguras energi Minho dan teman-temannya. Entah kenapa semester ini berat sekali rasanya.
Minho sedang merapikan tasnya saat seseorang menghampiri."Makan yuk. Gue laper banget. Energinya terkuras habis."
Seo Changbin, teman seangkatan Minho sekarang sudah berdiri di depan meja Minho dan siap membawakan tasnya.
"Kemana?"
"Terserah lo. Gue traktir."
Minho berpikir sejenak tetapi teringat sesuatu saat melirik jamnya."Gue cuma bisa sampe jam 4." jawab Minho.
Changbin mendengus kesal.
"Lo sama si Chris lagi ya?"
"Dia bilang mau jemput gue jam 4."
"Lo tuh ya. Pacaran nggak tapi kok mau aja diatur-atur sama dia." Changbin mengomel.
"Lo ga tau aja seremnya dia kalo lagi demand something." jelas Minho sambil merinding, membayangkan nada bicara Chris tadi pagi.
