***
"Rania!"
Pekik seseorang di belakang Rania sambil berlari kecil, lalu menepuk pundak gadis itu pelan. Rania yang sedang ingin menutup lokernya langsung menoleh.
"Harry?" gumamnya pelan lalu menatap laki-laki itu dingin. Harry tersenyum lebar saat mendengar Rania memanggil namanya. Ia kira gadis itu tidak akan pernah memanggilnya lagi setelah apa yang Harry perbuat.
"Kau masih mengingat namaku? Ah, aku tidak menyangka." Gumam Harry senang.
Rania menatap Harry dengan aneh, "Kau ini kenapa? Dasar aneh. Bisa tolong minggir aku mau jalan." Ujarnya yang dibalas Harry dengan anggukan polos lalu member Rania jalan.
Tetapi belum sampai dua langkah gadis itu melangkah, Harry langsung menahan lengannya. Otomanis membuat Rania terhuyung kebelakang.
"Kau ini apa-apaan, sih?!"
Harry menatap Rania dengan tatapan bersalah. "Um, aku minta maaf. Tapi aku mohon kau harus datang ke acara prom night dua minggu lagi. Ada sesuatu yang ingin aku jelaskan dan kita harus buat semua ini clear." Tuturnya dengan wajah serius sambil memohon.
Rania melepas paksa tangan Harry deri lengannya dan menatap Harry dengan datar.
"Nanti aku pikirkan tetapi yang pasti kalau itu tidak penting aku akan membunuhmu detik itu juga. Get it?" Ancamnya yang membuat Harry mengangguk ngeri.
"Um, tentu! Aku janji."
Rania menoleh kearah Harry sebentar lalu pergi meninggalkannya yang hanya bisa menatap punggung gadis itu.
"Yes! I got you, babe." Sorak Harry lalu berlari kearah teman-temannya dengan mata yang berbinar-binar.
***
"Hei, Cantik!" Sapa Harry sambil berdiri tepat di depan Rania. Sedangkan Rania yang sedang berjalan menuju kelas langsung terhenti karena ada Harry yang tiba-tiba saja memblock jalannya.
"Mau apa, sih, kau ini?" Rania bertanya dengan kesal sambil memutar bola matanya.
Harry tampak berpikir, "Mengambil hatimu kemali yang telah kubuat menjadi retak." Jawabnya asal. Tetapi Rania tidak memperdulikannya. Ia lalu berjalan meninggalkan Harry yang sedang berdiam diri di tempatnya.
"Hei, Ran, Tunggu!" Pekiknya lalu mensejajarkan langkahnya dengan gadis itu tetapi Rania malah menambah kecepatan-lebih tepat seperti berlari.
Membuat Harry langsung menahan lengan Rania. "Kau ini kenapa selalu menghindariku, sih?"
"Kau pikir karena apa, huh?"
Pertanyaan yang dilontarkan Rania membuat Harry terdiam untuk beberapa saat. Harry menghela nafasnya berat sambil menggigit bibir bawahnya.
"Aku minta maaf. Tapi kau harus memastikan dulu kalau kau akan datang ke acara prom nanti malam. Ayolah please," Bujuknya membuat Rania sebenarnya tidak tega tetapi egonya tetap menguasai pikirannya.
"Iya, kalau itu bisa membuatku pergi jauh-jauh dariku." Jawab Rania lalu meninggalkan Harry untuk kesekian kalinya.
Tetapi itu malah membuat Harry tersenyum senang. "Aku akan mendapatkanmu lagi, lihat saja nanti."
***
Gadis dengan dress simplenya berhasil menarik perhatian para tama yang datang ke acara prom night sekolahnya. Dengan rambut blonde yang sengaja di blonde olehnya, ia berjalan dengan anggun memasuki ballroom dengan kaki jenjangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Shot(s)
Short Story[Closed Request!] "I don't have time to worry about who doesnt like me, im too busy loving the people who love me." - unknown [#11 ShortStory]