Harry Styles - Daydreamin'

442 51 21
                                    

***

Harry mengesap coklat panasnya, sambil melihat kearah luar jendela. Tempat yang sedang ia duduki ini memang tempat favoritenya. Karena hanya dari sinilah, Harry dapat melihat dengan leluasa kearah toko bunga yang terdapat di seberang jalan café.

Semenjak pertama kali Harry tak sengaja melihat salah satu gadis pengantar bunga yang keluar dari toko bunga tersebut. Dan memberikan sebuket bunga mawar putih, kepada salah satu pengunjung yang berada di café yang sama dengan Harry saat itu.

Bahkan saking laki-laki itu penasaran. Ia sempat beberapa kali memotret gadis yang ia sendiri tidak tahu namanya itu secara diam-diam. Harry pernah ingin mengunjungi toko bunga tersebut. Tapi dia tidak pernah mendapatkan waktu yang tepat. Selalu saja ada kendala.

Pandangan Harry terpaku saat tak sengaja melihat gadis yang sedang ia kejar sedang menata beberapa bunga di depan toko. Harry tersenyum senang melihatnya. Mungkin ini adalah waktu yang tepat untuk berkenalan dengannya, Pikir Harry.

Harry menyeruput coklat hangatnya hingga tandas. Lalu ia bergegas pergi dari café dan menghampiri gadis berambut coklat bergelombang itu.

Harry mengatur nafasnya, sebelum akhirnya dia menepuk pundak gadis itu pelan. “Um, Hi,” Sapa Harry, sambil tersenyum manis. Gadis yang bernama Vicka itu menatap Harry dengan pandangan bingung.

“Yeah? Ada yang bisa aku bantu?” Tanya Vicka dengan kikuk. Harry tersenyum, karena akhirnya bisa berbicara langsung dengan gadis yang selama ini diincarnya.

“Aku harry,” Katanya sambil menjulurkan tangan kanannya keudara. Vicka tersenyum tipis, lalu menjabat tangan Harry.

“It’s Vicka.” Jawabnya. “Nama yang lucu, sama seperti orangnya.” Komentar Harry, sambil mengedipkan sebelah matanya.

Vicka hanya bisa menatap Harry dengan pandangan aneh. “Uh, apa ada yang bisa kubantu? Apa kau ingin membeli bunga?” Tanya Vicka. Harry yang mendapat pertanyaan seperti itu hanya bisa mengnatap Vicka gelagapan.

“Uh, itu, um—tentu saja ada!” Jawab Harry cepat. Vicka menaikkan sebelah alisny. “Tapi sebelumnya, bisakah aku meminjam sebuah pulpen dan selembar kertas?” Tanyanya.

Vicka yang sebenarnya tampak bingung. Memilih untuk tetap mengambil barang yang tadi di suruh oleh Harry. Lalu gadis itu memberikan pulpen dan kertas tersebut kapada Harry.

“Uh, ini,” Kata Vicka. Harry mengambil barang tersebut sambil tersenyum sopan. Laki-laki tersebut tampak sedang menulis sesuatu di kertas itu.

It doesn’t work, Vic.” Komentar Harry, Vicka menoleh kearah Harry dengan tatapan bingung. Karena seingatnya pulpen yang ia berikan itu bisa menyata.

Vicka mengambil Pulpen dan kertas yang ada di tangan Harry. Lalu membuat sebuah coretan disana. Tapi yang membuatnya bingung adalah pulpen itu bisa menyata.

Yes, It does.” Kata Vicka. Harry menatap Vicka dengan pandangan terkejut yang dibuat-buat. “Oh yeah? Then try writing your number here.” Suruh Harry sambil tersenyum kemenangan.

***

Hari-hari telah berlalu semenjak pertama kali Harry berkenalan dengan Vicka. Dari hari itu juga, tanpa mereka sadari. Ada rasa aneh di hati mereka berdua. Tetapi Vicka hanya bisa menepis pikirannya itu. Walaupun sebenarnya ia tidak bisa.

Tepat pada tanggal 31 Desember, Harry mengajak Vicka pergi kesebuah tempat. Dengan alasan ingin merayakan tahun baru bersama.

Harry melihat jam tangannya untuk kesekian kalinya. Laki-laki itu sudah menunggu lebih dari satu jam di café yang menjadi tempat janjian untuk bertemu. Baru saja Harry ingin bangkit dari duduknya untuk menjeput Vicka.

One Shot(s)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang