TUJUH

114 79 48
                                    

Vote dulu baru baca!❤️

Selamat membaca...

<><><>

Aileen menghela nafas panjang, mencoba menetralkan degub jantungnya yang memompa Lebih cepat dari biasanya. Ia duduk diatas jok motor Agam dengan gelisa. Yap, motor Agam. Saat ini Aileen dan Agam sedang diperjalanan yang entah tujuannya kemana, Aileen tak tahu. Tadi sepulang sekolah Agam mengajaknya untuk jalan jalan, dan tanpa pikir panjang Aileen langsung menerima tawarannya.

Walaupun harus susah membujuk Rey agar memberinya izin, tapi berkat bantuan para sahabatnya akhirnya Rey mengizinkannya pergi dengan catatan harus pulang sebelum malam tiba. Ia juga sudah memberi tahu mami nya bahwa ia akan pulang agak sorean dari biasanya. 

Agam melirik Aileen dari kaca spion motornya, dapat dilihat saat ini gadis yang sedang diboncengnya itu terlihat dari raut wajahnya seperti orang tengah merasa gugup entah karna apa Agam juga tak tahu alasannya.

Disepanjang perjalanan diantara mereka berdua tak ada yang mau memulai pembicaraan terlebih dahulu, mereka sama sama bungkam. Hanya ada suara kendaraan lain yang berlalu lalang.

Aileen semakin gugup saat menyadari bahwa jalan yang mereka lewati saat ini sudah bukan jalan raya lagi, melainkan jalan setapak kecil yang dikelilingi oleh pepohonan rindang. Ia jadi berfikir yang tidak tidak, apakah yang dikatakan Rey benar kalau Agam bukanlah orang yang baik? Mau dibawa kemana dia sekarang? Atau jangan-jangan ia akan dibunuh dan organ tubuhnya akan dijual? Pikir Aileen gelisah. Huhh... Memikirkannya saja Aileen sudah bergidik ngeri apalagi sampai terjadi.

"Gam kita mau kemana sih?" Tanya Aileen takut.

Agam melirik Aileen dari kaca spion sekilas, lalu kembali fokus pada jalan. Melihat Agam yang tak kunjung merespon pertanyaannya membuat Aileen kesal dan memukul punggung cowok itu.  Membuat sang empu meringis merasakan ngilu di punggungnya, tapi ia tetap diam dan melanjutkan perjalanan.

Suasana saat ini sangat mencekam karna banyak pohon yang sangat rindang menutupi cahaya matahari, menyebabkan tempat ini menjadi sedikit gelap. Aileen yang takut lantas memeluk Agam dari belakang, menyenderkan kepalanya dipunggung lebar Agam sambil memejamkan matanya. Mulutnya tak henti henti menggumamkan doa doa.

Agam yang mendengarkan gumaman doa Aileen pun terkekeh pelah, ia tahu gadis itu pasti sangat takut.

Setelah beberapa lama, akhirnya Agam menghentikan motornya membuat Aileen terkesiap dan membuka matanya. Ia meneliti setiap sudut tempat mereka berada saat ini. Gadis itu langsung turun dari motor seraya berdecak kagum melihat pemandangan tempat ini yang sangat indah.

Gadis itu langsung merentangkan tangan dan berlari kepinggir danau dengan senyum mengembang. Agam yang melihat tingkah lucu gadis itu pun hanya bisa geleng-geleng kepala sambil menahan tawanya. Bagaimana tidak lucu coba? Aileen berlari masih dengan helm yang bertengger dikepalanya, Mungkin gadis itu terlalu senang sampai lupa melepas helm nya terlebih dahulu. Agam berlari kecil menyusul Aileen yang masih merentangkan tangan dipinggir danau.

"Heh! Seneng banget ya? Sampe sampe helm aja gak dilepas?" Tawa Agam langsung pecah melihat wajah kesehatan konyol Aileen yang sedang kebingungan. Tangannya terulur untuk melepaskan helm yang dipakan Aileen, lalu meletakkannya disamping.

Aileen yang sempat terpesona melihat tawa Agam pun tersadar saat pria itu melepaskan helm yang dipakainya. Ia cengengesan gak jelas, sambil merutuki kebodohannya didalam hati mengapa harus lupa melepas helm kan jadi malu, tapi gapapa dengan ini ia bisa melihat wajah tampan Agam yang sedang tertawa, pikirnya.

AILEEN[On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang