LIMA

104 81 22
                                    

Sebelum baca jangan lupa klik bintang dibawah oke👌🙂

Selamat membaca...

<><><>

Sejak jam pelajaran pertama sampai bel pulang berbunyi, Rey belum juga menampakkan batang hidungnya. Tadi saat istirahat kedua ada seorang siswa yang mengambil tas nya, katanya ia disuruh Rey. Tapi saat Aileen bertanya dimana keberadaan Rey, siswa itu malah diam dan pergi begitu saja dengan membawa tas Rey.

Aileen duduk gelisah dimobil Angga. Ya, ia sekarang sedang diperjalanan pulang bersama Angga dan Anggi. Karna biasanya dia pulang bersama Rey, namun lelaki itu masih marah padanya alhasil ia pun menebeng dengan Angga. Tasya, Vivi dan Zellin juga sudah pulang dijemput supir mereka masing masing.

"Kenapa sih Leen? Dari tadi kok grasak grusuk aja Lo!" Ujar Anggi jengah melihat tingkah Aileen.

"Kebelet pipis Lo?" Tanya Angga.

Aileen menggeleng.

"Kebelet BAB?"

Aileen menggeleng lagi.

"Pantat Lo bisulan ya?" Tebak Anggi ngaco.

Aileen melotot, apa katanya? Pantatnya bisulan. OMG, memang teman laknat ini.

"Heh,! Ngomong tu disaring dulu dong!" tukas Aileen.

Angga berdecak kesal, "Jadi Lo kenapa, dari tadi gelisah mulu. Mikirin Rey ya?"

Aileen mengangguk kecil. Ia memang sedari tadi memikirkan cowok itu. Dimanakah ia berada? Apakah sudah pulang atau belum? Jujur saja Aileen tak pernah marahan dengan Rey sampai selama ini, biasanya paling lama mereka bertengkar sampai limat menit. Dan ini dari jam pelajaran pertama sampai pulang sekolah. Sungguh ia harus minta maaf pada Rey. Ia merasa bersalah, dan tak enak hati dengan keadaan seperti ini.

"Udahlah Gausah dipikirin. Ntar juga balik, kan Lo juga bisa bujuk dia. Lagian rumah kalian juga sebelahan" tutur Anggi.

"Bener tuh"

"Iya deh nanti gue coba bujuk dia"

<><><>

"Rey"

Hening.

"Rey?"

"_"

"Maaf"

"_"

"Rey maafin Aileen dong!"

Tak ada jawaban, sedari tadi saat sudah sampai rumah Aileen langsung melesat kerumah Rey tanpa mengganti seragamnya. Dan sedari tadi pula ia duduk ditepi kasur cowok itu sambil membujuknya agar tak marah lagi. Tapi Aileen malah dicuekin. Serasa ngomong sama patung pikir Aileen.

Gadis itu menggoyah goyakan tubuh Rey dari samping, berniat membuat konsentrasi bermain gemenya jadi buyar. Tapi masih tak ada pergerakan dari Rey.
Aileen tak habis akal, ia menusuk nusuk pipi Rey, namun sama cowok tetap diam.

'Duh, gimana bujuk Rey supaya gak marah lagi ya' batinnya bingung. Ia meletakkan jari telunjuknya didagu dan mengetuk ngetuknya memikirkan cara agar cowok disampingnya ini mau bicata. Matanya menangkap sebuah foto tiga anak kecil diatas nakas, segera Aileen mengambilnya.

Diusapnya kaca bingkai foto yang menampilkan tiga anak kecil yang saling merangkul disebuah taman kanak kanak. Difoto itu terlihat dua anak laki laki dan ditengahnya ada seorang anak perempuan yang sedang tertawa bahagia. Aileen tersenyum miris.

"Enja, Rey lagi marah sama Aileen. Dia diemin Aileen terus dari tadi, Aileen gak tau salah Aileen apa. Tapi Rey tadi marah marah, bentak bentak, terus ngomong kasar lagi sama Aileen. Aileen udah minta maaf kok, tapi Rey masih aja diemin Aileen"

AILEEN[On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang