20. Kisah :: 20 Agustus 2011

47 1 0
                                    

Jangan lupa vomments :))

Selamat membaca

Lamongan, 20 Agustus 2011 pukul 12.07 WIB

Keluargaku benar-benar hancur. Di usia adikku yang baru saja menginjak angka tiga bulan, adikku harus menghadapi kenyataan jika ia akan tumbuh tanpa sosok ayah. Aku mencoba memahami konflik orang dewasa dan mencoba mengabaikan tatapan-tatapan 'hina' dan 'iba' dari orang-orang sekitar padaku.

Hina lantaran sikapku yang mereka anggap 'berbeda' sampai dianggap gila. Iba lantaran anak sepertiku harus menjadi korban broken home. Sebenarnya aku tidak ingin menyalahkan siapapun akibat semua ini. Namun aku butuh pelampiasan dan ayah adalah jawaban yang terbaik.

Seandainya ayah tidak berubah.

Seandainya ayah tidak ringan tangan.

Seandainya ayah tidak tergoda dengan wanita lain.

Seandainya ayah berani memperjuangkan untuk meminta kesempatan lagi.

Ah, aku benci berandai-andai. Mereka hanya hadir karena penyesalan dan tak mampu merubah kenyataan.

"Ayo kita melindungi ibu, Dik Damar," kataku pada adikku yang sedang tidur terlentang itu.

Damar, nama panggilan adikku yang berarti sama dengan tujuan ia hidup. Yaitu sebagai lampu penerang keluarga. Keluarga kami yang saat ini berada dalam kegelapan tanpa setitik cahaya pun.

Tbc

25 Juli 2020
Tertanda,

Erina Putri

Akan Kuceritakan Semua Tentangku [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang