Jangan lupa tinggalkan vomments
Selamat membaca :))
Lamongan, 1 November 2008 pukul 20.05 WIB
Selama usiaku di dunia yang sekarang telah menginjak angka lima, mungkin malam itu adalah malam di mana semua dimulai. Kehancuran. Hilangnya kepercayaan, lunturnya kehangatan, dan musnahnya kasih sayang.
Aku yang waktu itu masih duduk di bangku TK kecil, tengah mempelajari abjad per-abjad hingga merangkainya menjadi kata. Meski pelafalannya belum sempurna, Ibu membalasnya dengan senyuman cerah. Ibu membelai puncak kepalaku lembut lantaran bisa membaca dengan cukup baik.
"Wulan pintar," pujinya.
Aku tersenyum. Tak lama, suara motor Ayah terdengar. Aku yang terbiasa menyambut kedatangannya lantas berlari ke pintu rumah dan membukanya.
"Ayah," sapaku ceria.
Ayah memarkirkan motornya di teras rumah. Tanpa memelukku atau sekedar membalas senyumanku seperti biasa, Ayah masuk ke dalam rumah. Dia hanya melewatiku. Tidak mendapatkan yang ku mau, aku berlari mengikuti Ayah. Ketika mendapatkan kesempatan, aku memeluk salah satu kakinya.
Ayah menunduk, aku mengembangkan senyuman sembari menatap Ayah penuh harap. Tangan Ayah terangkat kemudian mendorong tubuhku hingga aku tersungkur ke lantai.
"Wulan!!!" panggil Ibu sedikit berteriak.
Ibu segera berlari ke tempatku lalu menggendongku sambil menenangkan tangisku yang pecah begitu saja. Entah kenapa. Hanya saja aku merasa bersalah membuat Ayah marah seperti itu. Meski aku heran apa kesalahanku, tetap saja aku merasa takut.
"Ada apa, Mas?" Ibu bertanya.
"Kamu jangan buat aku makin marah."
"Ada apa? Kenapa kamu dorong, Wulan?"
"Kenapa? Nggak terima?"
"Kamu aneh, Mas," kata Ibu.
Lantas, Ibu membawaku ke kamar. Memintaku untuk memejamkan mata. Aku menurut. Meski beberapa detik selanjutnya aku mengingkari perintah Ibu dengan membuka mata, turun dari ranjang dan mengintip di celah pintu. Yang kutahu saat itu, untuk pertama kali, Ayah menampar pipi Ibu. Keras. Sangat keras. Bahkan Ibu menangis dan tak bisa berkata-kata lagi.
Tbc
Pernah ada di posisi Wulan?
Punya mulut tapi dipaksa bungkam.
Punya telinga tapi dipaksa untuk tuli.
Punya mata tapi dipaksa untuk buta.9 Juni 2020
Tertanda,Erina Putri
KAMU SEDANG MEMBACA
Akan Kuceritakan Semua Tentangku [COMPLETED]
Chick-LitAku menulis ini karena aku sadar, setiap orang punya permasalahan sendiri. Tapi nggak semua orang bisa keluar dari permasalahan itu. Ada yang menghindar, bersembunyi dibalik kalimat baik-baik saja, bahkan ada yang menetap. Aku dilahirkan ke bumi seb...