Jangan lupa tinggalkan vomments :)
Selamat membaca :))
Lamongan, 7 Maret 2004 pukul 09.50 WIB
Berhubung sekarang adalah hari minggu, Ayahku yang notabennya adalah seorang guru di salah satu SMP swasta di kabupaten Lamongan menghabiskan weekend-nya di rumah, bersama Ibu dan aku. Rumah terasa sangat ramai jika ada Ayah. Dengan semangat yang luar biasa, Ayah mengajariku berjalan. Ya memang akhir-akhir ini aku aktif latihan berjalan. Yang awalnya hanya berani berdiri dengan bantuan pegangan, sekarang bisa berdiri sendiri. Terkadang, aku juga mencoba untuk melangkahkan kaki. Walaupun sering kali jatuh dan merasa sakit, bagiku itu sudah biasa.
Ayah dan Ibu duduk di lantai, berjarak sekitar dua langkah orang dewasa. Ibu memegangiku lalu dengan kehati-hatiaannya, Ibu membuatku untuk berani melangkah ke Ayah yang ada di hadapanku. Ayah memegang sebuah boneka barbie kesukaanku. Boneka itu hadiah dari Ayah sekitar satu minggu yang lalu. Demi mendapatkan boneka itu, aku memberanikan diri untuk melangkahkan kakiku mendekati Ayah. Tanganku terulur kedepan, mengukur seberapa dekat lagi aku meraih boneka barbie yang dipegang Ayah. Meski langkahku belum sepenuhnya imbang dan lancar, akhirnya aku bisa mencapai boneka itu. Ayah lantas memelukku, agar aku tidak sampai terjatuh ke lantai.
"Pintar anak Ayah." Ayah mencium puncak kepalaku.
Ibu mendekat, memberi pelukan hangat padaku. Mengucapkan kalimat yang memberitahukanku bahwa aku adalah kebanggaan Ayah dan Ibu berkali-kali.
Aku membalasnya dengan senyuman dan pelukan yang tak kalah hangatnya. Tuhan, aku bahagia.
Tbc
Masih mau nyakitin hati orang tua?
5 Juni 2020
Tertanda,
Erina Putri
KAMU SEDANG MEMBACA
Akan Kuceritakan Semua Tentangku [COMPLETED]
Literatura FemininaAku menulis ini karena aku sadar, setiap orang punya permasalahan sendiri. Tapi nggak semua orang bisa keluar dari permasalahan itu. Ada yang menghindar, bersembunyi dibalik kalimat baik-baik saja, bahkan ada yang menetap. Aku dilahirkan ke bumi seb...