STORY 27

4.8K 260 10
                                    

Mira dan Hendika menatap sendu kearah Kaisar yang terbaring di brankar dengan berbagai alat medis yang menempel tubuhnya bahkan air mata terus mengalir dipipi mereka berdua. Orang tua mana yang tak sedih melihat anaknya tak kunjung membuka mata.

Mira menghampiri Kaisar yang masih terpejam diikuti oleh Hendika dibelakangnya.

Mira mengelus rambut Kaisar.

"Hiks sayang hiks bangun hiks hiks bunda nggak tega hiks ngelihat kamu begini hiks"kata Mira sesenggukan.

Hendika terus mengelus punggung Mira untuk menenangkannya.

"Kaisar pasti bangun bun. Kaisar anak yang kuat"kata Hendika.

Mira mencium kening Kaisar lama.

"Cepet bangun sayang"kata Mira.

↘↘↘↘↘

Sudah seminggu berlalu tetapi Kaisar masih saja menutup matanya. Semua keluarga dan sahabatnya masih menunggunya sadar.

Hari ini hanya ada Andra yang menjaga Kaisar. Mira dan Hendika berada dirumah untuk istirahat karena saat Kaisar masih koma istirahat mereka berkurang sedangkan Zidan,Rian,dan Stevan berangkat ke sekolah.

Andra duduk dikursi disamping brankar Kaisar. Dia menggenggam tangan Kaisar yang tak terpasang infus dengan erat.

"Dek kapan kamu bangun?abang rindu sama adek. Apa adek nggak rindu sama abang?sama ayah?bunda?sahabat sahabat kamu?cepet bangun dek. Kita semua sayang sama kamu"kata Andra.

Air mata Andra kembali mengalir. Dia tak tega melihat Kaisar. Andra menelungkupkan wajahnya di samping tangan Kaisar yang masih dia genggam. Andra menangis menumpahkan segala kesedihannya.

Tanpa Andra sadari,jari jari Kaisar bergerak dan perlahan mata Kaisar terbuka.

Andra yang merasa ada yang bergerak pun mendongak. Dan dia terkejut ketika melihat Kaisar yang sudah sadar.

Andra menghapus air matanya.

"Dek kamu sudah sadar?ada yang sakit?"tanya Andra bertubi tubi.

Kaisar tak menjawab dia masih menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina matanya.

Tiba tiba Kaisar merasakan sakit dikepalnya. Dia pun mencengkram kepalanya dengan erat.

"Arrrgggghhhhh sa-sakitttt"rintih Kaisar.

Andra yang melihat Kaisar kesakitan pun seketika panik.

"Dek kamu kenapa?"tanya Andra panik.

Kaisar tak menghiraukan ucapan Andra. Dia sibuk menahan rasa sakit dikepalanya.

Andra pun segera memencet tombol merah yang ada disamping brankar dan tak lama kemudian dokter Dito datang dengan dua orang suster.

"Silahkan kamu keluar. Saya akan segera memeriksa pasien"kata Dokter Dito.

Dengan berat hati Andra pun keluar dari ruangan Kaisar.

Setelah diluar,Andra mengambil ponselnya dan menghubungi ayahnya.

"Halo yah"-Andra.

"Iya bang ada apa?apa terjadi sesuatu sama Kaisar?"-Hendika.

"Ayah cepetan kesini sama bunda. Kaisar sudah sadar yah"-Andra.

"Apa?yang bener kamu bang?alhamdulillah. Ayah sama bunda segera kesana"-Hendika.

Hendika memutus secara sepihak smabungan teleponnya. Andra pun segera memberi tahu sahabat sahabat Kaisar. Setelah itu dia duduk menunggu dokter keluar.

Tak lama kemudian,Hendika dan Mira sampai disana.

"Bang gimana keadaan adek?"tanya Mira.

"Masih diperiksa sama dokter Dito bun"kata Andra.

Tak lama kemudian dokter Dito keluar dari ruangan.

"Gimana keadaan Kaisar dok?"tanya Hendika.

"Kaisar sudah sadar dan keadaanya stabil. Sekarang dia lagi tertidur karena pengaruh obat bius"kata Dokter Dito.

Hendika,Mira,dan Andra bernafas lega.

"Kalian bisa menjenguknya ketika Kaisar sudah dipindahkan ke ruang rawat"kata Dokter Dito lagi.

Dokter Dito pun pergi meninggalkan keluarga Kaisar.

↘↘↘↘↘

SEE YOU NEXT CHAPTER🤗

good byeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang