1 minggu sudah aisyah menghilang, aku benar-benar kacau. Semua urusan pekerjaan aku serahkan kepada Azka dan ia memahami kondisi ku. Seminggu juga ken memilih di kamar dan menangis.
"Mas ari"
"Kenapa bi?"
"Ken pingsan"
Aku segera berlari ke kamar dan langsung menggendong ken keluar.
"Mang ujang keluarin mobil" teriakku
Tak lama mang ujang keluar dengan sebuah mobilku dan aku segera membawa nya ke rumah sakit diikuti mobil bodyguard di belakang. Sesampainya di RS aku segera membawa nya ke UGD.
Sekitar 10 menit dokter di dalam sana memeriksa ken. Tak lama dokter itu keluar.
"Gimana dok?"
"Kondisi anak bapak menurun karna kurang cairan dalam tubuh. Apa anak bapak belakangan ini jarang makan?"
"Iya dok. Bunda nya di culik, dia gamau makan" gumamku
"Anak bapak dirawat dahulu ya disini sampai keadaan nya pulih"
Aku hanya mengangguk. Tak lama ponselku bergetar.
"Halo, kenapa pak?"
"Pihak kepolisian sudah menemukan tempat ibu aisyah. Malam ini kita akan segera kesana. Apa pak ari akan ikut?"
"Iya, saya ikut"
Aku mematikan ponselku lalu menuju ruangan ken diikuti kedua bodyguard ku. Aku mengusap rambut ken dan tangannya. Tak lama ia terbangun.
"Ayah" lirihnya
"Iya sayang, ayah disini"
"Bunda" lirihnya lagi
"Kamu tenang sayang, ayah janji akan bawa bunda kesini"
Malam hari nya, ken aku titipkan kepada dua bodyguard nya. Dan aku kembali ke rumah bersama mang ujang. Sesampainya di rumah sudah ada 2 mobil polisi dan 2 mobil yang aku yakini milik bos bodyguard ku.
"Bagaimana pak?" tanyaku
"Kita menemukan tempat ini dari nomor teror itu. Kemarin, tim kita sudah mencoba kesana dan benar di sana ada beberapa orang yang berjaga dan ada 2 mobil"
Polisi itu menunjukkan foto mobil itu dan aku terkejut.
"Pak ini bener mobil mereka. Saya yakin"
"Baik. Kita akan segera kesana. Disana sudah ada beberapa tim yang sedang mengawasi"
Kita semua beranjak dan menuju lokasi yang cukup jauh membutuhkan waktu 45 menit. Sesampainya di dekat lokasi. Aku melihat bangunan tua di sana.
•••
Aisyah PoV
Sudah seminggu aku disini. Betapa terkejutnya aku saat mengetahui bahwa yori dan atha yang menculikku.
"Kalian bener-bener gila"
"Oh ya? Gue pengen main-main sama lo" yori mengeluarkan pisau lipat yang dia bawa
"Lo mau ngapain?"
"Gue pengen buat kenangan sama lo"
Ia mulai membuat sayatan di lenganku.
"Awsshh yor, sakit"
Tak ada gunanya juga aku berkata. Yori pun tak menggubrisku.
"Sekarang, saatnya lo mati sekalian sama bayi lo"
Saat yori mengangkat pisau itu, aku sudah pasrah, tapi--
"Yori berhenti. Perjanjian kita ngga sampe bunuh dia" ucap atha yang kini sudah di sebelahku
"Bodo amat, gue gapeduli. Karna kalau dia masih hidup, gue sama ari gabakal bisa bersatu"
"Gue baru sadar lo licik ternyata"
"Apa bedanya sama lo? Lo juga ikutan buat nyulik dia kan? Lo mau kan?"
"Kurang ajar lo"
Yori kembali mengangkat pisau itu dan--
Srett
"Argghh"
Aku mendongak tak percaya,
"Atha" lirihku
Brakk
"Angkat tangan"
Yori melepaskan pisau itu dari genggamannya dan mengangkat kedua tangannya.
"Ari" lirihku
Ari berlari menghampiriku dan melepaskan ikatanku.
"Awshh" ringisku
"Sayang, gapapa kan?"
Aku tersenyum tipis lalu kehilnagan kesadaranku.
•••
Bersambung😉
1 part lagi habis nih😂

KAMU SEDANG MEMBACA
[4]Family Selebgram [END]
Ficção AdolescenteLanjutan cerita Selebgram nih. Langsung aja ya