Aku percepat yaa maafin deh hehe😅
•••
Kini kandungan Aisyah berjalan 2 bulan, di usia kini kandungan nya sedikit rentan. Maka dari itu, Ari kembali dengan sifat posesif nya, sama seperti kala mengandung Ken.
"Ari, kamu ngga kerja?" tanya ku
Saat ini kita berada di meja makan. Dan kini aku memiliki pembantu, ya kalian tau lah pasti karna ari.
"Ngga" balasnya masih mengunyah makanan
"Kenapa?"
"Yang, aku mau nemenin kamu tau" balas ari yang kini mengerucutkan bibirnya
"Ihh,, ayah ngambekan" celetuk Ken yang ada di hadapan kita
"Wahh,, emang kamu ngga hemm?" goda si Ari
"Ngga"
"Masakk? Terus waktu itu kenapa ngerengek sama ayah minta dibeliin mobil-mobilan?"
"Ih,, buna ayah tu nakal" adu ken ke aku
"Udah ah, ngapain berantem sih, yuk sarapan dulu. Ntar kamu telat loh Ken"
Ken kini sudah sekolah di TK karna umurnya yang sudah 4 tahun, sebenarnya Ari dan Aisyah mau nya Ken langsung SD tapi sang anak ingin TK terlebih dahulu katanya biar punya banyak temen.
"Ayah anter ya"
"Horeeee!!"
Aku dan Ari hanya tersenyum melihatnya. Tak lama kita selesai sarapan dan Ari langsung mengantarkan Ken.
"Kamu hati-hati ya di rumah"
"Kan ada mang ujang sama bi lastri"
"Iya, kamu tetep hati-hati, apalagi kalau ke kamar mandi. Takutnya lantainya basah, kalau basah kamu minta bi lastri pel dulu ya"
"Iya ih, kamu hampir tiap hari ngomong gitu ngga bosen apa?"
"Ngga, dan gaakan pernah"
"Ayahhh, kapan berangkatnya?" Tanya Ken yang kini menarik baju Ari dari bawah
"Eh, yaudah kita berangkat yuk. Salim dulu sama buna"
"Buna, Ken berangkat ya sama ayah. Buna di rumah hati-hati. Jagain adek bayi Ken ya" ucap Ken seraya mengelus perut datar ku itu
"Iya sayang. Kamu juga di sekolah jangan nakal ya, harus pinter" balasku dengan mengusap lembut rambutnya
"Siap komandan" ia kini hormat seperti pak polisi. Katanya, kelak ia ingin menjadi seorang polisi. Saat ini, esok? Entahlah, mungkin akan berubah jadi dokter hahaha.
Saat mereka meninggalkan pekarangan rumah, aku kembali masuk ke rumah dan duduk di ruang keluarga sambil menonton tv. Selang 5 menit, bi lastri memanggilku.
"Mbak Aisyah"
Bi Lastri memang aku perintahkan untuk memanggilku dan ari dengan mas atau mbak. Karna kita belum tua-tua banget dan juga gaenak dong masak yang tua manggil kita tuan/nyonya.
"Kenapa bi?"
"Ini ada paket" ucapnya seraya memberi sebuah paket dengan kotak berwarna merah
"Dari siapa bi?"
"Gatau mbak, gaada nama pengirimnya, tapi tadi saya cium bau amis gitu"
"Ha?"
Saat aku akan membukanya, ari pun datang.
"Sayang, eh, paket apaan nih?"
"Gatau ri, tadi bi lastri yang nemu ini di depan, terus katanya ada bau amis nya"
"Bukan saya mbak,mas yang nemu. Tadi mang ujang yang nemu ini di dipan gerbang. Pas ujang ngasih ke saya, saya sempet nyium bau amis gitu"
"Sini aku buka"
Pas ari membuka, betapa terkejutnya kita semua. Bagaimana tidak, isi dari paket tersebut adalah,,,,
Mawar hitam + darah + surat
"Yaampun, bau banget" ucapku lalu menutup hidungku.
Ari mengambil surat itu dan menutup kotak itu kembali. Ari langsung menaruh kotak itu di bawah dan membaca suratnya. Aku pun juga ikut melihatnya.
'Kalian gaakan pernah bahagia setelah ini. Hidup kalian akan hancur. Lebih hancur dari perasaanku saat ini. Akan ku pastikan itu. Tunggu permainan ku'
"Ini surat teror?" gumamku
Ari meremas surat itu, sorot matanya terlihat marah, bahkan tangannya mengepal kuat.
•••
Bersambung✨
Uda ah. Vote dan komen ya👋🏻

KAMU SEDANG MEMBACA
[4]Family Selebgram [END]
Fiksi RemajaLanjutan cerita Selebgram nih. Langsung aja ya