22) What to do?

244 28 13
                                    

Semenjak berita kehamilan Sohee, Minhyuk menjadi lebih ekstra mengawasi Sohee. Bahkan Minhyuk meminta Sohee untuk mengambil cuti kuliah alias menunda perkuliahannya sampai ia melahirkan. Sohee pun mengiyakan saran suaminya itu.

Tepat sudah 10 minggu kehamilan Sohee. Perutnya mulai terlihat membuncit. Namun seiring berjalannya waktu penyakit Minhyuk mulai sering kambuh.

Perutnya sering terasa mual, bahkan tengah malam ia sering muntah. Kepalanya selalu sakit. Cepat merasa lelah, pembengkakan di area limfa. Penurunan berat badan yang cukup drastis.

Minhyuk POV on

Sungguh hari ini aku rasa diriku benar-benar sakit. Aku takut, aku gagal menyembunyikan penyakitku terhadap Sohee. Aku tak ingin jadi beban pikiran Sohee, apalagi dikondisi dia sekarang sedang mengandung anakku.

Sebenarnya aku tak nafsu makan, hanya saja Sohee memintaku menemaninya sarapan pagi. Alhasil aku paksakan diriku untuk makan.

Satu suapan nasi masih bisa ku terima, suapan kedua, ketiga perutku mulai bergejolak namun ku paksakan. Ketika hendak menyuapkan suapan keempat. Perutku serasa di tonjok dan akupun berlari menuju kamar mandi. Ku kunci pintu kamar mandi.

Ku muntahkan isi perutku.

"Hueek... Hueeek... Hueekk..."

Sungguh badanku sudah tak kuat lagi, aku tak sanggup berdiri.

Tok tok tok—

"Minhyuk!!! Gwaencanha?!" panggil Sohee dari luar.

"Sohe–e ak–u ti—dak,"

Namun tiba-tiba duniaku menggelap.

Minhyuk POV off

Beralih ke

Sohee POV On

Aku kaget Minhyuk berlari ke kamar mandi dan ketika aku menyusulnya pintu kamar mandi terkunci.

Tok tok tok—

"Minhyuk!!! Gwaencanha?!" panggilku dari luar.

Tak ada jawaban dari Minhyuk, aku panik. Aku takut Minhyuk kenapa-kenapa. Lantas ku ambil handphone di kamar dan ku hubungi Wonhyung untuk membantuku.

Aku melakukan video call.

"Ada apa Sohee?"

"Wonhyung!!! Tolong aku—" isakku.

"Kau kenapa?!"

"Minhyuk— ia sudah berada kurang lebih 15 menit di kamar mandi. Dan dia tidak merespon ku ketika aku memanggilnya," jelasku.

"Astaga!!! Baiklah aku akan menuju rumahmu, kau jangan panik dan banyak pikiran. Ingat janinmu. Tunggu aku!"

Wonhyung mematikan video call.

Aku hanya bisa menangis, aku takut terjadi apa-apa dengan Minhyuk terlebih dia tidak meresponku.

Ku mencoba mengetuk kembali pintunya.

Tok tok tok

"Min, tolong jawab aku! Huhuhu," ucapku.

Tak ada respon dari dalam kamar mandi.

"MINNN!!!" teriakku.

Nihil tetap tidak ada respon.

Tangisku semakin menjadi, aku tak tahu harus perbuat apa.

Tuhan tolong selamatkan Minhyuk, jangan biarkan dia kenapa-kenapa untukku. Aku mohon, sungguh aku mencintainya dan tak rela bahkan tak sanggup untuk kehilangannya.

MY HUSBAND IS MY ENEMY • LEE MINHYUK MONSTA X [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang