29) Give Birth

170 17 2
                                    

Hari ini bertepatan di mana prediksi bahwa Jinhyuk dan Jinhee akan terlahir ke dunia. Kini Minhyuk tengah membantu Sohee merapihkan beberapa baju dan keperluan lainnya. Sohee memilih melahirkan secara normal dibandingkan sesar, sebenarnya Minhyuk memintanya untuk lahiran sesar saja, tapi ia menolaknya. Dokter pun memperbolehkannya karena Sohee dirasa mampu.

Mereka pun selesai merapikan barang-barang bawaannya dan kini tengah menanti kontraksi.

Minhyuk mengelus-elus perut buncit Sohee, "Jin Hyuk, Jin Hee appa dan eomma tak sabar menanti kehadiran kalian."

Sohee tersenyum dan menyentuh lengan Minhyuk. Namun tiba-tiba sentuhannya berubah menjadi cengkraman yang kuat, "Akhh ... Min, sakit!"

"Astaga, tahan ya kita akan menuju rumah sakit," ujar Minhyuk.

Ia meninggalkan Sohee untuk menaruh barang-barangnya ke mobil, "Ayo Sohee, jalannya perlahan ya!"

Minhyuk POV on

Kini aku tengah menuju rumah sakit. Jin Hyuk dan Jin Hee akan segera lahir. Aku benar-benar tidak tega kepada Sohee. Dia begitu kesakitan. Sedari tadi ia berteriak dan menangis.

"Akhh ... Min sakit! Akhh!"

"Sabar ya Sohee, sebentar lagi kita akan tiba," ujarku menenangkannya.

"Akhhh sakit!" teriaknya sembari mengatur nafas.

Puji Tuhan, jalanan hari ini benar-benar lancar jadi kami tiba di rumah sakit dengan cepat. Setibanya di sana aku segera berlari membukakan pintu untuk Sohee, kemudian meminta bantuan kepada perawat rumah sakit.

Ku genggam tangan Sohee, "Bertahan ya sayang!"

"Min, sakit!" Lirihnya.

Ku kecup tangannya, "Iya sakit, tahan ya sayang, sebentar lagi."

Aku menemani Sohee di dalam ruangan bersalin. Otakku berputar, bagaimana cara menenangkannya dan mengurangi rasa sakitnya. Namun hatiku pun tegang, karena aku akan menjadi ayah, menjadi orangtua.

Sohee hanya menangis sembari mencengkeram tanganku. Ku mencium keningnya, kemudian ku elus halus tangannya.

Tak lama dari itu dokter pun tiba dan mengecek Sohee sudah pembukaan berapa.

"Sus, ambil suntikan bius epidural. Pasien sudah memasuki pembukaan sepuluh," ujar dokter.

Dokter itupun menyuntikkan cairan ke lengan Sohee, "Ibu, ikuti saya ya bu. Tarik nafas ... Kemudian dorong. Dalam hitungan ketiga. Satu ... Dua ... Tiga!"

"ARRGHHHHH!" Teriaknya.

"Ayo sayang, kau pasti bisa!" bisikku.

"Ayo lagi Bu, tarik nafas, kemudian dorong. Satu, dua, tiga!"

"ARRGGGGGHHH ... Akhhh!"

Suara tangisan bayi terdengar, "Laki-laki."

"Ayo bu, satu lagi. Ayo tarik nafas, dorong. Satu, dua, tiga!"

"ARRGHHHHH!!!"

"Ayo lagi Bu dorong lagi!"

"ARRGHHHHH!"

"Ayo Sohee kau pasti bisa, semangat," elusku dikeningnya.

"Aku gak kuat Min! Sakit!" ucapnya.

"Ehhhh jangan ngomong gitu, ayo kamu bisa kamu kuat!" ujarku.

"Ga-kk Min, sakit."

"Aku akan menyanyi untukmu," ujarku kehabisan kata untuk menyemangati Sohee.

MY HUSBAND IS MY ENEMY • LEE MINHYUK MONSTA X [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang