Bugh!
Bruk!
"Kak Taeyong!"
Raena sontak memberikan tatapan sinis pada Taeyong setelah laki-laki yang berstatus sebagai pacarnya itu secara sengaja meninju wajah Doyoung.
Begitu keras, hingga tubuh Doyoung limbung dan harus berguling di beberapa anak tangga. Beruntung, hanga ada empat anak tangga, sehingga Doyoung masih mengusahakan dirinya untuk berdiri. Meskipun, punggung dan kakinya terasa sedikit nyeri.
Greb!
"Kamu mau ngapain?" tanya Taeyong dengan tegas, sambil menggenggam erat tangan Raena. Mengetahui, Raena sudah ingin menghampiri Doyoung di bawah tangga.
Raena memandang Taeyong merah, bergantian dengan pandangannya pada Doyoung. Berbeda dengan laki-laki yang sudah di bawah tangga itu, Doyoung malah berdiri kemudian beranjak dari tempat itu, menghindar dari tatapan beberapa siswa yang kini memusatkan perhatian pada ketiganya.
"Kak....lepasin!"
"Kamu ikut aku!" Taeyong langsung menarik tangan Raena menjauh dari tempat itu. Siswa yang tadinya terdiam di tempat juga mulai membubarkan diri, merasa tontonan mereka sudah tidak lagi asyik.
Doyoung kini sedang terdiam di toilet sekolah yang tengah sepi. Ia menyadari ada luka di wajahnya, termasuk luka pada pelipisnya yang sudah mengeluarkan darah. Doyoung hanya menghela nafas pelan, menampik amarah yang tadinya hampir meluap.
Laki-laki itu kemudian hanya membasuh luka di kepala dan sudut bibirnya perlahan. Disini yang gratis kan hanya air, ia tidak akan membuang uangnya lagi untuk plester atau obat merah. Tak berapa lama, Doyoung keluar dari toilet, memutuskan untuk kembali ke kelas sebelum ia dihukum seperti kemarin.
Sementara itu, Taeyong dan Raena tiba di atap sekolah. Tempat keduanya biasa bertemu, namun kini berbeda, bukannya raut gembira yang ditampilkan, tapi malah amarah yang tengah tertanam di hati keduanya.
"Aku nggak suka kamu deket sama dia"
"Aku nggak deket sama dia! Justru, harusnya kamu terima kasih sama adik tirimu itu, kalo enggak aku mungkin udah masuk rumah sakit sekarang!" tukas Raena kemudian melenggang meninggalkan Taeyong begitu saja.
"Dasar brengsek Kim Doyoung!"
.
.
.
.
.
.
"Kayaknya aku salah. Doyoung nggak mungkin cari perhatian, kalo tadi aja dia sama sekali nggak minta pertolongan setelah berguling di tangga. Kenapa sih....aku percaya aja ama orang-orang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Fate •• Kim Doyoung [END]
Fiksi PenggemarTakdir adalah hal yang tak akan pernah bisa dihindari meski itu menyakitkan. Bukan kemauannya ketika ia dilahirkan dengan segala kekurangan itu. Bukan kemauannya agar setiap detik kejadian itu menjadi detik yang paling menyakitkan. Mereka mungkin ti...