Ceklek!
Taeyong dan Wendy langsung menoleh ke arah pintu kala terdengar suaranya terbuka. Menampilkan sosok gadis manis yang kini wajahnya tengah dihiasi tintikkan air mata, Raena berjalan perlahan mendekati bangsal Doyoung.
Bagi Raena, hanya hatinya yang tau sebagai apa Doyoung ia anggap. Entah itu sebagai lelaki yang ia cintai atau hanyalah sebagai orang yang dekat dengannya sebatas sahabat. Raena sendiri tidak tau, dia masih mengakui kalau ia hanya menyukai Taeyong.
Melihat Raena menangis, Taeyong merangkulnya memberikan kekuatan. Kemudian, tangan Taeyong menarik jemari lentik Raena, bukan untuk ia genggam, melainkan untuk dibawanya pada genggaman Doyoung. Taeyong tau bagaimana kekuatan yang ia rasakan saat Raena menggenggamnya, maka ia ingin Doyoung juga merasakannya.
"Mungkin begitu banyak hal yang ingin ia sampaikan padamu, tapi dia sudah tidak lagi sanggup melakukannya, Rae. Bahkan untuk sekedar menggerakkan tangannya seperti saat kalian berkomunikasi" jelas Taeyong, "maka kamu bisa kan? Menggenggam tangannya, sekedar memberinya kekuatan. Aku tau dia juga menyukaimu sejak lama"
Raena mengangguk brutal dengan isakan yang menyertainya, tangannya menuruti perintah Taeyong, menggenggam erat jemari Doyoung yang sudah lemas. Raena menatap mata Doyoung yang juga memandangnya penuh arti.
"Maafkan aku, bahkan untuk menggerakkan tanganku sedikit saja aku tidak sanggup. Semuanya sakit" Doyoung memandang Raena lekat, berharap suara hatinya dapat didengar.
"Aku...." Raena menggantungkan kalimatnya, menahan banyak air mata yang memaksa keluar, "Aku sudah baca suratmu yang kau tinggalkan di toko buku. Aku tidak tau kenapa tidak ada kalimat lain di pikiranku yang ingin kusampaikan padamu selain, terima kasih Doyoung"
.
.
.
.
.
.
"Aku tidak tau apa yang akan terjadi setelah itu, yang jelas aku hanya melihat bangsal Jaehyun Sajangnim di sebelah bangsalku. Raena mengatakan bahwa ia akan membiarkanku melakukan ini. Biarlah seperti ini takdir yang diberikan padaku, aku tidak akan ingin mengubahnya, setidaknya aku tidak mati karena melompat dari lantai teratas"
"Ada banyak sekali alasan kenapa aku memilih jalan ini. Aku menyayangi Raena, sangat! Aku tidak suka dia menangis, walaupun pada akhirnya ia akan menangis karenaku. Tapi setidaknya, nanti akan selalu Jaehyun Sajangnim untuknya, akan ada Taeyong Hyung di sampingnya. Aku yakin mereka akan menjaga Raena dengan baik. Mereka juga sama sayangnya sepertiku"
"Mungkin sebentar lagi, dokter akan membuatku tidak sadar lagi. Padahal aku ingin sekali mendengar ayah mengatakan bahwa ia memaafkanku, tapi rasanya aku terlalu serakah, aku sudah dibiarkan tinggal di rumahnya selama enam belas tahun dan dia juga ikut merawatku meski hanya sebagian kecil. Memintanya memaafkanku seperti sesuatu yang begitu jahat"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Fate •• Kim Doyoung [END]
FanficTakdir adalah hal yang tak akan pernah bisa dihindari meski itu menyakitkan. Bukan kemauannya ketika ia dilahirkan dengan segala kekurangan itu. Bukan kemauannya agar setiap detik kejadian itu menjadi detik yang paling menyakitkan. Mereka mungkin ti...