“Jungwoo, jangan-jangan lo yang beneran ngambil flashdisk-nya Seo-ssaem?” tebak Mark dengan tatapan mengintimidasi.
“Sikap lo yang kayak gini bikin kita curiga tau nggak?! Marah-marah nggak jelas....” timpal Yoori.
Seketika suasana menjadi hening, dan keempat orang disana memandang Jungwoo dengan penuh curiga. Mungkin beberapa dari mereka tidak terlalu peduli soal Doyoung, namun disana ada Raena dan Jaehyun yang mungkin langsung menggantung Jungwoo di langit-langit toko buku.
Hingga berjeda sepuluh detik, tawa Jungwoo mulai terdengar, membuat setiap manusia disana menatapnya sinis sekaligus kesal bukan main, “aduh....kalian serius banget sih gue marah-marah kek gitu, nggak mungkin lah gue ngambil flashdisk-nya Seo-ssaem yang ada gue bisa dibunuh ama nyokap gue sekarang juga”
“GAK LUCU TAU NGGAK!”
Jungwoo agak terkejut ketika setiap dari orang di hadapannya itu berteriak kepadanya, kemudian kepalanya menunduk sadar akan kesalahannya yang bercanda tidak tau waktu. Apalagi kalo melihat wajah Jaehyun yang terlihat murka.
Plak!
“Aduh....sakit...” keluh Jungwoo saat Raena memukul bahunya, tidak terlalu kencang hanya sesuai standar.
“Gitu aja sakit lo! Lagian, kita juga nggak beneran nuduh lo kok, kita juga tau kali kapan lo ngambilnya, orang dari pagi sampe pulang sekolah lo kan sama kita terus, nggak mungkin lo punya waktu cuman buat ngambil flashdisk-nya Seo-ssaem” ujar Raena sambil tersenyum.
“Iya....lagian kan gue cuman bercanda”
“Yaudah, sekarang gini aja, karena kamu udah bikin kita semua berprasangka buruk, traktir kita boba yang di depan situ” usul Jaehyun.
“Hah? Lah....uang bulanan udah menipis nih....” rengek Jungwoo wajahnya mulai memelas.
“Sukurin!” celetuk Yooru spontan.
.
.
.
.
.
.
Raena yang tadinya terlihat diam menonton film horor bersama teman-temannya, langsung berdiri setelah melihat notifikasi ponselnya. Sontak saja hal itu langsung membuat film horor yang mereka tonton tidak lagi dipedulikan.
“Mau kemana lu?” Jungwoo yang mengawali pertanyaan dari setiap orang yang berada di ruangan pribadi Jaehyun di toko bukunya itu. Walaupun sudah dijadikan bioskop mini oleh mereka.
Raena yang sudah hampir jalan berbalik kembali, namun atensinya hanya terarah pada Jaehyun, “kak, nanti bilang appa, aku mau bantuin Wendy Ahjumma bikin kue”
KAMU SEDANG MEMBACA
My Fate •• Kim Doyoung [END]
FanficTakdir adalah hal yang tak akan pernah bisa dihindari meski itu menyakitkan. Bukan kemauannya ketika ia dilahirkan dengan segala kekurangan itu. Bukan kemauannya agar setiap detik kejadian itu menjadi detik yang paling menyakitkan. Mereka mungkin ti...