“Haechan? Ngapain?” tanya Raena, ketika di ruang rawat Jaehyun hanya menemukan satu laki-laki seumuran dengannya.
“Appa lagi ada kerjaan, jadi aku disini suruh jagain Kak Jaehyun” jawab Haechan dengan santai.
Raena mengangguk pelan kemudian duduk di sofa, sementara Haechan sudah daritadi tenang duduk di kursi sebelah bangsal Jaehyun. Haechan kemduian terlihat berpikir, ia berbalik menatap Raena, “Rae, tadi aku liat temenmu”
“Oh Mark? Kenapa?”
“Mark? Bukan dia, kalo dia mah udah kenal. Yang satu lagi, tadi nggak sengaja nabrak aku, yang pake kacamata”
Gerakan tangan Raena memainkan ponselnya tiba-tiba berhenti, “Kim Doyoung?” gumamnya.
“Iya, kok kayaknya nggak sopan gitu sih. Masa abis nabrak cuman nunduk, terus jalan gitu aja, yaa seenggaknya bilang maaf kek” adu Haechan.
“Nggak biasa kamu baperan, Chan. Dia itu tunawicara, jadinya nggak bakal bisa bilang maaf ke kamu” jelas Raena.
Haechan mengangguk pelan, “dia ngapain disini?”
“Dia pegawai Kak Jaehyun” jawab Raena singkat.
“Eh....omong-omong aku mau beli minuman dulu ya di depan, haus soalnya” kata Haechan sudah berdiri dari tempatnya. Raena merespon dengan gumaman pelan. Kemudian, tak lama Haechan benar-benar menghilang di balik pintu.
Rasa sepi dan sunyi mulai terasa, di ruangan ini hanya tinggal ia dan Jaehyun yang masih terbaring tak sadarkan diri di bangsal. Mata Raena terfokus pada Jaehyun sejenak, kemudian memutuskan untuk mendekati sang Kakak perlahan.
Tangan Jaehyun perlahan ia genggam, “kak....hiks” Raena tak bisa menahan sedih itu, air mata itu mengalir begitu saja, “ada orang yang mau donorin ginjal buat kakak, aku memang belum tau cocok atau tidak, tapi kalau hasilnya cocok bagaimana kak?”
“Dia pegawai paruh waktu yang begitu kakak banggakan itu, mungkin salah satu alasan kenapa dia mau melakukannya, dia punya penyakit yang lebih parah dari kakak. Kata dokter, kelainan jantungnya semakin parah, kak. Aku tau dia bukan siapa-siapa, tapi aku takut kehilangan dia, sama seperti aku takut kehilangan kakak”
Malam itu, Raena habiskan untuk menangisi setiap kemungkinan yang mungkin terjadi. Semuanya memang sulit, dan tidak ada hidup yang lurus tidak ada halangan, tidak semua takdir itu indah, tapi tidak semua takdir itu juga menyakitkan. Itu hanya tentang bagaimana cara kita menghadapinya.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Fate •• Kim Doyoung [END]
Fiksi PenggemarTakdir adalah hal yang tak akan pernah bisa dihindari meski itu menyakitkan. Bukan kemauannya ketika ia dilahirkan dengan segala kekurangan itu. Bukan kemauannya agar setiap detik kejadian itu menjadi detik yang paling menyakitkan. Mereka mungkin ti...